news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Sajian Berbuka Puasa di Makkah

31 Mei 2018 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Al Haram, Arab Saudi. (Foto: Flickr / Zubair Dar)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Haram, Arab Saudi. (Foto: Flickr / Zubair Dar)
ADVERTISEMENT
Sebagai kota yang menjadi pusat perkembangan Islam dan tempat terletaknya bangunan suci umat Muslim yakni Kakbah, Makkah ternyata juga merupakan kota yang perkembangannya paling pesat dan modern di Arab Saudi. Dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, tentunya Ramadhan di kota yang dijuluki Tanah Suci ini sangat menarik. Bukan hanya soal tradisinya, namun juga jenis makanan yang disajikan.
ADVERTISEMENT
Apalagi, Kota Makkah telah lama menjadi pusat perdagangan selama berabad-abad, dan tempat bertemunya berbagai bangsa, mulai dari bangsa Turki, Afghanistan, Berber, Syria, Mesir, India, hingga Indonesia. Hasil dari percampuran budaya ini memberi pengaruh pada variasi dan cita rasa kuliner mereka, yang biasa dikenal sebagai hidangan Hijaz.
Dikutip dari Aramco World, waktu terbaik untuk menikmati hidangan Hijaz adalah saat bulan Ramadhan. Biasanya, beragam hidangan lezat tersebut akan disajikan sebagai menu buka puasa dan makan malam masyarakat Makkah.
Kegiatan mengakhiri atau membatalkan puasa diawali dengan minum beberapa teguk air putih. Menariknya, sebagian besar air yang disajikan saat berbuka puasa berasal dari mata air Zamzam.
Setelahnya, sama seperti kebiasaan umat Muslim pada umumnya, kegiatan berbuka puasa dilanjutkan dengan menyantap beberapa butir kurma dan menyesap minuman jus aprikot yang dikenal dengan nama Qamar al-Din. Tak hanya rasanya yang nikmat, minuman ini dipercaya mengandung elektrolit dan merupakan sumber energi yang baik, serta mampu menghidrasi tubuh.
ADVERTISEMENT
Makan malam sendiri akan ditandai dengan disajikannya sup bertekstur kental yang terbuat dari rendaman gandum dan kaldu daging, ditambah dengan potongan daging domba, tomat segar yang dibumbui dengan kayu manis, cardamom, dan daun pohon apsintus yang telah dikeringkan. Sajian sup ini biasanya ditemani dengan kacang Mesir yang telah dimasak dengan tomat, bawang merah, dan minyak.
Kemudian, menu starter tersebut dilanjutkan dengan sajian Sambusak, yakni pastry renyah berisi daging giling, bawang merah, dan ketumbar. Makanan utama pun disajikan setelahnya.
Shakshukah, hidangan telur yang dimasak di atas bawang goreng, paprika hijau, dan tomat menjadi hidangan main course pembuka yang biasanya disajikan bersama satu atau dua makanan berat lain seperti Khabsah. Khabsah sendiri merupakan hidangan nasi khas Arab yang disajikan dengan campuran daging ayam atau domba dengan bawang merah, bawang putih, tomat segar, pasta tomat, potongan wortel, dan parutan kulit buah lemon. Tak lupa, beberapa butir kismis dan kacang almond turut disajikan sebagai garnish.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menu santap beratnya yang lezat, jamuan buka puasa di Makkah juga dilengkapi dengan dessert yang manis dan nikmat. Salah satu dessert yang kerap menjadi menu buka puasa adalah Mohallabiyah, yakni puding yang terbuat dari beras giling dan susu, lalu diberi perasan jeruk atau air mawar serta dihias dengan kacang almond dan pistachio.
Selain itu, terdapat satu lagi puding yang cukup populer, yakni Sagudanah. Berbeda dengan Mohallabiyah, puding Sagudanah terbuat dari tepung tapioka atau sagu. Kendati menu tersebut sudah cukup bervariasi, masyarakat Makkah akan menyajikan lebih banyak variasi makanan bila sedang ada tamu yang berkunjung.
Biasanya, sajian makanan manis menjadi menu yang paling banyak dihidangkan, mulai dari Qatayif, yakni pancake dengan isi kacang dan keju yang digoreng lalu disiram dengan sirup, hingga Kunafah atau pastry yang terdiri dari keju susu kambing, mentega, dan kacang yang dipanggang. Beberapa hidangan penutup tersebut sangat jarang ditemukan di restoran-restoran, karena sebagian besar masakan khas Arab Saudi dimasak sendiri di rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT