Mencari Kehangatan Sepiring Bubur Tinutuan di Kota Manado

31 Maret 2020 17:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bubur tinutuan Foto: Safira/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bubur tinutuan Foto: Safira/ kumparan
ADVERTISEMENT
Belum ke Manado kalau belum mencicipi bubur tinutuan, katanya. Ungkapan itulah yang membuat saya masih menyempatkan diri untuk menjajal bubur ini sebelum bertolak ke bandara dan meninggalkan Manado pada Selasa (10/3) lalu.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, terdapat satu lokasi yang khusus menjajakan ikon kuliner ibu kota Sulawesi Utara ini, namanya Jalan Wakeke. Namun, salah satu kenalan saya memberikan rekomendasi, kalau ada sebuah tempat yang lebih populer di kalangan penduduk lokal. Lokasinya ada di kawasan Tikala Ares, tak jauh dari alun-alun kota.
Ternyata, tempat makan salah satu kuliner Manado ini berada di dalam gang kecil dan cukup tersembunyi. Sayangnya, ketika saya sampai di sana, mereka sudah tutup.
Saya lupa, kalau bubur tinutuan memang biasa disantap sebagai menu sarapan. Untungnya, salah satu karyawan warung menginfokan kalau mereka akan buka lagi di sore hari.
Tempat makan bubur tinutuan di Manado Foto: Safira/ kumparan
Kedatangan kedua saya kali ini disambut oleh ramainya pengunjung. Padahal, waktu baru menunjukkan pukul 17.30 WITA, warungnya pun belum terlalu lama buka.
ADVERTISEMENT
Warung makan tinutuan ini menempati dua bangunan rumah; rumah pertama untuk tempat makan dan tempat memasak. Sementara, rumah satunya hanya dikhususkan untuk tempat makan pengunjung saja.
Menunya ternyata cukup bervariasi. Tak cuma bubur tinutuan saja, mereka juga menyediakan pilihan mi tinutuan. Kalau ingin yang kenyang, ada menu tinutuan campur yang memadukan bubur dan mi.
Selain itu, terdapat makanan khas Manado lainnya seperti mi kuah cakalang, hingga mi goreng cakalang. Pendampingnya pun tak kalah beragam. Ada nike goreng (bakwan isi ikan nike), ikan cakalang fufu, tempe, serta tahu.
Bubur tinutuan dan bakwan nike Foto: Safira/ kumparan
Karena masih cukup kenyang, saya memesan sepiring tinu cakalang tetelan (Rp 15 ribu). Satu porsinya terdiri dari bubur berkuah labu kuning, daun kangkung, bayam, pipilan jagung, cakalang, ubi, dan cacahan daging sapi.
ADVERTISEMENT
Sayurannya cukup melimpah, dengan warna kuning pekat yang tampak menggiurkan. Nyam! Rasa gurih dari aneka bumbu diiringi cecapan manis tipis dari si labu.
Bubur tinutuan Foto: Safira/ kumparan
Sayurannya masih terasa segar, dengan tekstur yang cukup empuk. Taburan cakalang dan daging membuat kombinasi teksturnya makin beragam. Apalagi kalau ditambahkan dengan sambal, tambah nikmat sensasinya.
Untuk menemani sajian bubur, saya juga memesan nike (Rp 2 ribu). Gorengan ini terdiri dari ikan nike --semacam ikan berukuran kecil-kecil-- yang digoreng tepung selayaknya bakwan. Rasanya cenderung gurih, tekstur ikannya pun empuk dan agak renyah.
Bakwan nike Foto: Safira/ kumparan
Dicampurkan dengan sedikit kuah bubur, bikin adonan bakwan jadi agak lembek, dan memberikan sedikit cecapan manis dari labu. Hmm, enak!
ADVERTISEMENT
Belum tuntas meresapi kenikmatan dari bubur ini, saya sudah harus bergegas menuju bandara. Tapi setidaknya, perjalanan saya ke Manado beberapa waktu lalu itu telah ditutup dengan sempurna; mencecap kelezatan dari bubur tinutuan.
Tinutuan Banjer
Alamat: Jalan TNI 8, Tikala Ares, Tikala, Tikala Ares, Kec. Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara
Jam buka: Setiap hari, (08.00-14.00 WITA, 16.30-21.00 WITA)
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!