Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mencicipi Renyahnya Bunga Goreng di Bangkok
4 September 2018 14:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Siapa sih yang tidak suka gorengan ? Hampir semua orang di Indonesia suka dengan jajanan murah meriah ini. Tapi bagaimana dengan bunga goreng?
ADVERTISEMENT
Berbekal rasa penasaran, saat sedang berada di Bangkok kumparanFOOD pun mencarinya di Koh Kret atau Pulau Kret yang diduga bisa ditemukan di pasar tradisional ini. Konon, bunga goreng tersebut merupakan jajanan khas suku Mon yang tinggal di Pulau Kret. Pulau reklamasi yang dibangun lebih dari 300 tahun lalu itu terletak di tengah sungai Chao Phraya.
Untuk menuju ke sana bisa dibilang gampang-gampang susah. Jika kalian tinggal jauh dari sungai, kalian bisa menggunakan Bangkok Mass Transit System (BTS) atau Skytrain menuju ke stasiun Victory Monument. Dari sana, tinggal berjalan kaki ke halte dan mencari bus bernomor 166 menuju Pak Kret dengan tarif 18 Baht atau Rp 8 ribu.
Namun, jika kalian tinggal di dekat sungai Chao Phraya, bisa memulai perjalanan dengan menggunakan kapal berbendera oranye menuju Nonthanburi Pier dengan tarif 15 Baht atau Rp 7 ribu. Kapal ini juga bisa diakses dari Central Pier yang letaknya bersebelahan dengan stasiun BTS Saphan Taksin.
ADVERTISEMENT
Dari Nonthanbuti Pier, kita tinggal berjalan kaki lurus saja sekitar 300 meter menuju ke halte bus. Tunggu bus bernomor 32 menuju Pak Kret dengan tarif 6,5 Baht atau Rp 3 ribu saja. Dari halte Pak Kret, kita bisa memilih berjalan kaki atau naik ojek dengan tarif 10 Baht menuju ke dermaga. Baru setelah itu, kita perlu membayar 2 Baht atau Rp 1.000 menuju ke Pulau Kret.
Kebetulan kami datang saat weekend market berlangsung. Seluruh warga Pulau Kret, yang merupakan pemenang proyek one village one product yang diadakan pemerintah setempat, berlomba-lomba menjajakan produk nyaris di seluruh tempat di pulau kecil itu. Meski sempat ragu, kami berusaha tetap fokus mencari bunga goreng.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah perjalanan kami justru luluh dengan jajanan khas suku Mon yang terlihat menggiurkan. Mulai dari telur puyuh goreng dengan aneka topping, Thai Tea segar dengan gelas keramik lucu yang bisa dibawa pulang, hingga camilan manis berbentuk bunga yang begitu cantik. Bahkan, terdapat juga semacam siomay daging berbentuk angsa putih.
Setelah berjalan cukup lama, kami akhirnya menemukan seorang perempuan paruh baya yang menjajakan aneka gorengan di gerobaknya. Aneka bunga, jamur, dan tanaman air itu tampak menggiurkan dengan balutan tepung goreng renyah layaknya tempura asal Jepang.
Dengan harga 50 Baht atau Rp 23 ribu, kami mendapat satu porsi besar camilan yang dikenal dengan nama Tort Man Nor Galah. Kami dibebaskan memilih apa saja yang mau dimasukkan ke dalam mangkuk.
ADVERTISEMENT
Secara acak, kami memilih jamur enoki, bunga bougenvile, semacam bunga anggrek, dan selada air. Dengan cekatan, sang pedagang memasukkan pilihan kami ke mangkuk dan menyiramnya dengan saus bercita rasa asam-manis yang khas.
Di luar dugaan, bunga goreng rupanya sangat enak. Rasa manis dari bunga keluar saat gigitan pertama, dipadukan dengan rasa gurih dari adonan tepung dan asam-manis sausnya. Nikmat!
Kami bahkan sempat kaget dan tidak menyangka rasa bunga goreng bisa se-enak itu. Bahkan, menurut kami, rasa bunga ini lebih enak dibanding selada dan jamur gorengnya. Rupanya, kuncinya ada diadonan tepung yang merupakan resep turun temurun suku Mon yang tidak boleh dibocorkan. Selain itu, tentu saja cara pengolahannya yang juga rahasia. Dengan segala kerahasiaannya, menu unik ini nyaris tidak bisa ditemukan di luar Pulau Kret.
ADVERTISEMENT
Bagi kalian yang suka wisata kuliner unik, jangan lupa masukkan Pulau Kret ke dalam daftar perjalanan kalian. Dijamin tidak akan menyesal!
Bagaimana, kamu tertarik juga untuk mencicipinya?