Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Mencicipi Wagyu dari Indonesia, Rasanya Enggak Kalah Sama yang Impor
12 April 2023 17:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu tahu bahwa daging wagyu asalnya dari Jepang. Tapi kini, Indonesia sudah bisa memproduksi wagyunya sendiri. Bahkan rasanya enggak kalah, lho dengan yang impor.
ADVERTISEMENT
Peternakan wagyu F1 di Lampung sudah berkembang selama 10 tahun di bawah pengawasan manajemen, dan standar kesejahteraan hewan.
Sama halnya dengan penanganan sapi wagyu di banyak tempat, di peternakan wagyu Indonesia sapi-sapi juga diperlakukan khusus dalam lingkungan yang bebas stres. Sapi juga diberi pakan berkualitas agar menghasilkan daging yang segar.
Untuk pertama kalinya, kumparanFOOD mencicipi wagyu dari Indonesia ini. Kami menikmatinya di restoran Steak Hotel by Holycow! TKP Radal yang berlokasi di Gandaria Utara, Jakarta Selatan.
Dalam perayaan hari jadi steak house yang ke-13 ini mereka mengadakan 'Steakploration'. Dalam promo makan seharga Rp 699 ribu ini pengunjung bisa mencicipi tujuh daging spesial dari berbagai negara yang masing-masing disajikan sebesar 100 gram. Termasuk wagyu lokal asal Lampung yang bikin kami penasaran.
Disajikan dalam piring putih panjang beserta dengan potongan daging lain, wagyu ini tampak lebih pucat dari daging lainnya. Selain itu juga terlihat lebih tipis.
ADVERTISEMENT
Rupanya, wagyu dari Indonesia yang disajikan adalah potongan sirloin dengan grade MB3+. Wagyu produksi perusahaan Tokusen Wagyu Beef tersebut memang memiliki grade yang tidak terlalu tinggi.
Kendati saat kami mencicipi, wagyu sirloin ini terasa empuk, kenyal, dimasak dengan tingkat kematangan medium namun tidak terasa mentah, dan gurih. Lemak khas yang ada pada setiap potongan sirloin juga terasa kenyal yang turut menambah tekstur juicy.
Serat dagingnya juga masih terasa. Kesegaran dagingnya pun membuat sedikit ada cita rasa manis bak buah-buahan. Ketika dimakan begitu saja sudah nikmat.
Hanya saja daging ini tidak terlalu lumer di mulut. Tidak seperti kebanyakan sajian wagyu yang langsung lumer ketika mendarat di mulut.
Kalau kurang rasa, sajian Steakploration ini juga disajikan dengan aneka saus. Seperti Holycow sauce, bbq, dan blackpepper.
ADVERTISEMENT
Usai menikmati dan kenyang dengan aneka daging, kami juga mencicipi mocktail bir pletok yang segar. Pas sekali bila disandingkan dengan steak. Aneka rempah nan harum dalam minuman bersoda ini membuat lidah kembali netral.
Daging hasil kawin silang sapi Jepang dan Indonesia
Wynda Mardio pemilik Steak Hotel by Holycow! mengatakan wagyu ini berasal dari kawin silang antara sapi Jepang dan Indonesia. Anak sapi yang sudah lahir dan menghasilkan wagyu itu disebut sapi F1.
Wynda juga menjelaskan bahwa peternakan di Lampung sudah sesuai standar internasional. “Cita rasa dan standar peternakan di Lampung sudah sesuai dengan standar internasional, mulai dari perawatannya, pemberian pakan, hingga pemotongannya sudah sesuai standar halal sehingga bisa menghasilkan daging yang enak,” terang Wynda kepada kumparan, Selasa (4/4).
ADVERTISEMENT
Kevindra Soemantri, praktisi dan penulis kuliner yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan kehadiran wagyu dari Indonesia ini bisa menjadi bukti peningkatan status sosial kuliner Indonesia.
"Kehadiran wagyu dari Indonesia ini juga sekaligus memperlihatkan status sosial dalam kuliner kita yang sudah semakin meningkat. Kita sepatutnya bangga dan bisa mendukung daging ini agar bisa lebih dikenal," ucapnya.
Jadi, apa kamu tertarik mencoba steak wagyu dari Indonesia ini?