Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Makanan Indonesia mungkin bisa saja diklaim negara lain. Namun, berbeda dengan rempah-rempah kita. Rempah Indonesia sudah dikenal sebagai hasil bumi melimpah kita, yang bikin bangsa kita mampu menguasai pasar dunia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, saat Indonesia belum terbentuk menjadi negara kesatuan, rempah kita jadi sorotan. Rempah Indonesia dilihat sangat seksi, membuai negara lain untuk berlayar ke tanah air; yang akhirnya berujung pada penjajahan.
Dilansir dari pengantar buku Pusaka Cita Rasa Indonesia karya Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, Prof Dr. Ir Murdijati Gardjito, Maluku merupakan daerah sumber penghasil rempah-rempah Indonesia.
Saat itu, keberadaan Maluku sangat dirahasiakan. Kalau pun ada yang mengetahuinya, informasi tersebut dirahasiakan para pedang rempah-rempah. Akhirnya aktivitas jual beli rempah dan hasil bumi lain pun dilakukan di pesisir Selat Malaka.
Pada masa prakolonial (hingga abad ke-15), perdagangan rempah sebagai komoditas yang sangat berharga juadi perbincangan. Saat itu, kerajaan di Aceh yang mengelolanya, bersama bangsa lain seperti China, Kamboja, India, Arab, dan negara Timur Tengah lain sampai ke Venesia.
ADVERTISEMENT
Itu juga yang bikin Aceh menjadi pintu masuk para pedagang asing yang masuk ke Nusantara. Letak Aceh yang berada di tepi Selat Malaka jadi alasan lainnya. Aceh sangat strategis untuk lalu lintas perdagangan Internasional.
Aceh merupakan pusat perdagangan lada dan kayu manis tertua di Indonesia. Kala itu Aceh mampu menguasai pasar rempah dunia karena komoditas rempah punya nilai sangat tinggi di Eropa.
Banyaknya pedagang melakukan aktivitas di sana, bikin kuliner Aceh terpengaruh juga. Sebut saja kari yang dapat pengaruh dari India dan gulai dari Timur Tengah. Namun demikian, kuliner Aceh ini juga jadi terasa sangat khas karena penggunaan bumbu rempah yang lebih beragam. Enggak heran, mereka jawaranya, kan!
Dari Indonesia, rempah kita dibawa ke mana-mana. Makanan Indonesia mungkin telah mengalami asimilasi dari para pedagang bangsa lain; tapi, satu hal yang perlu diingat, Indonesia sebagai sumber rempah, merupakan pemberi cita rasa pada dunia. Rempah kita yang jadi bumbu sedap masakan-masakan di dunia.
ADVERTISEMENT
Kini, Indonesia tengah berjuang supaya Jalur Rempah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia dari UNESCO. Gagasan ini dibuat Yayasan Negeri Rempah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kita mencari yang Indonesia banget yang tidak dimiliki dunia. China punya silk road. Indonesia punya apa ya? Kedua, ini waktunya Indonesia take a lead. Cuma apa yang ingin ditonjolkan? Maka kita berpikir keras, kenapa tidak rempah-rempah? Karena awalnya itu Indonesia,” ungkap Ananto Kusuma Seta, narasumber dalam diskusi Jalur Rempah beberapa waktu lalu.
Seta menjelaskan bahwa makna rempah sebagai pemberi kehangatan merupakan nilai yang perlu dijunjung tinggi. Pasalnya, jalur yang dilewati persebaran rempah dari Indonesia pasti ikut terpengaruh; salah satunya dari sisi makanan. Rempah Indonesia membawa cita rasa eksotis yang kini semakin dinikmati dunia.
ADVERTISEMENT
Adapun Jalur Rempah akan dimulai dari Ternate lalu berakhir di Jakarta. Jalur Rempah ini juga akan melewati Malaka, Kolkata, Gowa, Dubai, Colombo, Aceh, dan daerah lainnya.
Tak hanya sebuah perjalanan, tapi Jalur Rempah juga menggali kembali sejarah Indonesia, negeri penghasil rempah yang disegani dunia. Dengan demikian, kita, penyuka makan, akan lebih bangga kalau ternyata cita rasa dunia juga dipengaruhi oleh rempah Indonesia.