Mengapa Food Court Selalu Menempati Lantai Paling Atas Mal?

2 Januari 2019 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi food court (Foto: flickr/ Joseph Cerulli)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi food court (Foto: flickr/ Joseph Cerulli)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat sedang berbelanja di mal atau pusat perbelanjaan dan perut tiba-tiba merasa lapar, salah satu tempat yang sering dituju adalah food court. Selain harganya cenderung lebih miring ketimbang restoran pada umumnya, menu makanan yang disajikan pun sangat beragam.
ADVERTISEMENT
Food court merupakan sebuah area yang dipenuhi dengan gerai-gerai penjual makanan. Secara garis besar, konsep dari food court hampir mirip seperti kantin atau kafetaria yang ada di sekolah-sekolah. Nah, penerapan konsep food court ini paling sering ditemukan di pusat perbelanjaan atau mal.
Pernahkah kamu bertanya, mengapa kebanyakan food court berada di lantai paling atas sebuah mal? Keberadaannya pun jarang disejajarkan bersama outlet yang menjual baju, sepatu, atau barang lainnya. Lokasi penempatan tersebut tak ditentukan sembarangan, tapi ada alasan khusus di baliknya, lho! Dilansir Times of India, inilah lima alasan mengapa sebagian besar area food court berada di lantai paling atas mal:
1. Luas ruangan
Ilustrasi food court (Foto: flickr/ Peter Lyons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi food court (Foto: flickr/ Peter Lyons)
Area food court harus menempati sebuah ruangan yang berukuran luas. Terang saja, tiap gerai makanan memerlukan meja pajangan yang harus punya area inventaris dan dapur yang cukup lega. Untuk itu, food court membutuhkan satu lantai khusus untuk banyak gerai makanannya.
ADVERTISEMENT
2. Mencegah distraksi
Ilustrasi food court (Foto: flickr/ Costa Rica)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi food court (Foto: flickr/ Costa Rica)
Menurut ilmu perilaku manusia, makanan menjadi salah satu hal yang dapat mengganggu fokus pikiran kita. Bila food court ditempatkan di lantai bawah mal bersama dengan outlet lainnya, orang-orang akan terdistraksi dan tak bisa berkonsentrasi untuk berbelanja di toko, sehingga menurunkan intensitas belanja para pengunjung.
3. Strategi marketing
Ilustrasi food court (Foto: Instagram/ @retail_talk)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi food court (Foto: Instagram/ @retail_talk)
Penentuan lokasi sebuah outlet mungkin akan mempengaruhi citra dari jenamanya. Namun, hal itu tak berlaku bagi food court. Penempatan food court di lantai atas justru merupakan strategi marketing yang didasarkan pada perilaku manusia. Saat menuju ke atas sana, tentu pengunjung akan kehilangan energi, sehingga membuatnya semakin lapar.
4. Menjaga estetika ruangan
Food Print, food court baru Grand Indonesia. (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Food Print, food court baru Grand Indonesia. (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Seperti yang telah disebutkan di poin sebelumnya, food court biasanya berokasi di bagian paling atas mal karena membutuhkan area yang cukup luas. Area makan tersebut memerlukan tempat untuk penyimpanan barang, dapur memasak, serta ventilasi. Bisa dibayangkan betapa ruwet dan penuhnya ruangan tersebut bila food court disatukan dengan gerai belanja lainnya, bukan?
ADVERTISEMENT
5. Lebih aman
Ilustrasi food court (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi food court (Foto: Unsplash)
Dapur menjadi salah satu tempat yang paling riskan terjadi kebakaran. Penempatan puluhan gerai makanan yang tergabung dalam food court di lantai paling atas dapat mempermudah proses evakuasi bila ada kebakaran yang terjadi. Selain itu, dengan lokasinya yang berada di lantai paling atas, proses pembuangan limbah asap dari dapur food court juga lebih mudah dilakukan.