Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Mengenal 3 Jenis Sate Padang Berdasarkan Daerah di Sumatera Barat
4 Januari 2018 18:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Padang, Sumatera Barat.
Saat mendengar nama wilayah yang satu ini, apa yang terbayang dalam benak kamu? kumparan (kumparan.com) yakin, sebagian besar dari kamu pasti membayangkan seporsi Nasi Padang hangat, lengkap dengan potongan rendang dan siraman kuah gulai nan gurih. Slurp!
ADVERTISEMENT
Selain rendang yang terbuat dari daging sapi, ayam pop juga jadi menu primadona yang disukai semua orang. Biasanya, urap dan lodeh kerap dijadikan sebagai sayur pendamping. Karena porsinya yang mengenyangkan, nasi Padang pun kerap dijadikan sebagai menu santap siang terfavorit orang Indonesia.
Namun, tahukah kamu bahwa Padang juga memiliki sederet kuliner lainnya yang tak kalah nikmat? Salah satunya adalah sate Padang.
Berbeda dengan sate ayam yang kuahnya manis dan terbuat dari kacang, sate padang memiliki cita rasa yang gurih dan cukup pedas. Layaknya rumah makan Padang, sate Padang bisa dengan kamu temukan di berbagai pelosok Jakarta.
Sate Padang terbuat dari daging sapi yang dibumbui terlebih dahulu. Tak jarang, sate ini diselipi dengan potongan lidah, usus, dan jeroan sapi lainnya.
ADVERTISEMENT
Kuahnya sendiri berwarna kuning, dengan rasa gurih dan pedas yang mampu menggoyang lidah. Biasanya, sate padang disajikan dengan potongan ketupat dan kerupuk ubi berwana putih.
Meski seluruhnya nampak sama, rupanya sate Padang terdiri dari tiga jenis yang berbeda, lho. Perbedaannya terletak pada daerah asal dan jenis kuah yang diracik. Penasaran dengan perbedaannya?
1. Sate Darek
Sate ini berasal dari Padang Panjang, kota kecil yang jadi tetangga Kota Padang. Sate yang berasal Padang Panjang dikenal dengan istilah Sate Darek.
Sate Padang jenis ini memiliki kuah berwarna kuning cerah, karena menggunakan campuran kunyit dalam proses pembuatannya. Rasanya gurih sekaligus pedas. Karena cepat encer ketika dingin, maka kamu harus sigap menyantap sate selagi hangat.
ADVERTISEMENT
Daging sate dipanggang di atas bara api dan menguarkan aroma wangi yang menggoda indera penciuman. Kerupuk kulit yang dicelup ke dalam kuah kuning jadi menu favorit banyak orang.
Satu pondok sate yang legendaris adalah Sate Mak Syukur yang terletak di jalan Mohammad Syafei No.63, Pasar Baru, Padang Panjang, Sumbar. Kamu pasti akan melewati restoran ini dalam perjalanan menuju Bukittinggi.
2. Sate Pariaman
Sate Pariaman asli memiliki warna kuah merah kecokelatan. Biasanya, sate Pariaman memiliki rasa pedas yang jauh lebih dominan ketimbang Padang Panjang.
Kuah sate terbuat dari campuran tepung beras, tepung kanji, ketumbar, bawang putih dan putih, lengkuas, serai, cabai merah, dan masih banyak lagi. Super nikmat!
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, cukup sulit menemukan sate Pariaman berkuah merah di Jakarta. Karena rata-rata kedai sate meracik kuah berwarna coklat, yang jadi perpaduan Padang Panjang dan Pariaman.
Beberapa sate Padang-Pariaman yang bisa kamu temukan adalah Ajo Ramon, Ajo Manih, dan Takana Juo.
3. Sate Dagung-Dangung
Sate ini berasal dari Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Daging sate Dangung-Dangung jauh lebih manis dan dibaluri dengan parutan bumbu kelapa kekuningan di sekelilingnya.
Kuahnya kuning kecokelatan dan kental, dengan aroma wangi yang menggoda. Sempurna untuk kamu pecinta rasa gurih dan manis.
Jika berkunjung ke wilayah Sumatera Barat, kamu bisa dengan mudah menemukan sate Dangung-Dangung.
Dari ketiga jenis sate tersebut, mana yang jadi favoritmu?
ADVERTISEMENT