Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Pakar kuliner Sisca Soewitomo diisukan pensiun lantaran ia mengunggah foto di Instagram sedang menggantung panci. Foto perempuan yang dijuluki sebagai Ratu Boga Indonesia tersebut pun sontak ramai diperbincangkan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam foto yang diunggah melalui akun Official Sisca Soewitomo, ia membubuhkan caption berbunyi, "Sahabat-sahabatku tercinta, setelah puluhan tahun saya di dunia kuliner dan ribuan resep yang sudah saya ciptakan, ini mungkin saat yang tepat untuk gantung panci."
Foto tersebut pun viral, baik di Instagram maupun di Twitter. Tagar #BuSisca turut trending di Twitter Indonesia, dengan hampir 10 ribu tweet, pada jam 10.09 WIB.
Lantaran foto tersebut, banyak yang kembali mengenang sosok Sisca Soewitomo. Seperti diketahui, Sisca merupakan pakar kuliner yang sudah menerbitkan banyak buku resep ternama, salah satunya "1000 Resep Masakan & Kue Sisca Soewitomo Yang Paling Dicari." Bisa dikatakan, buru resep tersebut adalah yang tertebal.
Tak hanya itu, namanya mulai memuncak semenjak ia memandu tayangan memasak Aroma di Indosiar pada 1997. Perempuan kelahiran Surabaya, 8 April 1949 itu khas karena kerap mengatakan "Bagaimana pemirsa, mudah bukan membuatnya" setiap usai membuat sebuah resep masakan . Tak hanya itu, tayangan ini juga terkenal lantaran jingle yang mudah diingat.
ADVERTISEMENT
Semenjak saat itu, perempuan berusia 71 tahun itu pun kerap wara-wiri di acara kuliner offline maupun online; baik sebagai pakar tamu maupun seorang juru masak.
Pernah sekolah kedokteran hingga dapat beasiswa sekolah kuliner di Amerika
Sisca yang merupakan anak pertama dari pasangan suami-istri Rp. Tjipto Soemirat dan Rr. Chrysantini Slamet itu rupanya terinspirasi dari sang ibu. Perempuan yang sudah aktif di dunia kuliner sejak 1979 itu senang membantu ibunya dalam menyiapkan beragam masakan di rumah.
Semenjak saat itu, ketertarikan Sisca akan dunia kuliner pun terlihat dengan dirinya yang mengambil sekolah jurusan perhotelan di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Kemudian, ia mendapatkan beasiswa dari American Institute of Baking di Manhattan, Kansas, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Meskipun sebelum sekolah masak, ia sempat mengenyam bangku kuliah di fakultas kedokteran di Universitas Trisakti terlebih dahulu. Namun ia tak melanjutkan sekolah dokternya tersebut, lalu menikah dan memilih kembali ke dunia yang ia cintai sejak kecil itu.
Sepulang dari Amerika, Sisca kemudian memulai kariernya dengan menjadi dosen di sekolah perhotelan dan tata boga. Beberapa koki ternama seperti Rudy Choiruddin, Deddy Rustandi, dan Haryanto Makmoer pernah menjadi muridnya.
Kariernya berlanjut dengan menjadi host acara memasak, dan menerbitkan hingga total 150 buku resep ternama. Ia juga pernah menjadi juri dalam episode MasterChef Indonesia season ke-6 yang tayang pada Sabtu (7/3).
Banyaknya karya yang telah ia telurkan hingga berpuluh-puluh tahun tersebut pun mendapat apresiasi tinggi. Sisca menerima penghargaan Ubud Food Festival Lifetime Achievement Award pada 2016.
ADVERTISEMENT
Di balik karya-karya yang Sisca buat, ada satu hal yang selalu menjadi konsentrasinya yakni menduniakan kuliner Indonesia . Tren makanan yang kian marak di Tanah Air pernah memunculkan kekhawatiran di benak Sisca. Lantaran banyak masyarakat yang mulai melupakan makanan tradisional.
"Banyak masyarakat yang kini tidak tahu tentang makanan tradisionalnya sendiri. Padahal, saya ingin sekali menduniakan makanan khas Indonesia," ungkap Sisca saat diwawancarai kumparan pada 2017 lalu.
Dengan kehadiran Sisca dalam dunia masak-masak Tanah Air, juga semakin menguatkan bahwa perempuan juga sanggup memasak di dapur yang panas. Sebab, kebanyakan dari chef di sebuah dapur restoran, tempat makan, atau hotel didominasi oleh laki-laki.
Menurutnya, kesetaraan antara chef perempuan dan laki-laki adalah sama. Ia yakin kemampuan perempuan untuk memasak bisa disejajarkan dengan kemampuan yang dimiliki laki-laki.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini banyak sekali perempuan yang menjadi seorang chef. Tidak hanya sebatas berbekal pengalaman saja, tapi mereka juga menempuh pendidikan (bidang boga) untuk menunjang kemampuan serta pengetahuan mereka sebagai seorang chef," tambah ibu dari tiga anak itu.
Menurut Sisca, kemampuan perempuan dalam memasak tak boleh diremehkan. Selama para chef perempuan memiliki pengetahuan dalam meracik formula makanan dan mengetahui teknik lainnya dalam mengolah masakan, maka dia yakin bahwa semua tantangan yang ada bisa dihadapi.
"Gender bukan masalah. Jika chef laki-laki lebih banyak, hal ini dikarenakan (profesi chef) diawali dengan mereka yang bekerja lebih dahulu, sehingga memiliki pengalaman lebih banyak untuk menjadi seorang chef," tegasnya.
Di akhir perbincangan dengan kami, Sisca juga pernah mengatakan baik chef perempuan atau laki-laki bisa sama-sama berhasil dalam sebuah tim. Pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan menjadi kunci untuk sukses berkarier menjadi seorang chef.
ADVERTISEMENT
"Kita (perempuan) harus maju. Tidak menoleh ke kiri dan ke kanan, hanya maju ke depan untuk sebuah keberhasilan," pungkasnya.
Lika-liku perjalanan Ratu Boga Indonesia ini memang panjang sehingga ia pun dikenal sebagai salah satu sosok legendaris di ranah kuliner Nusantara. Meskipun isu terkait dirinya yang hendak pensiun belum pasti, tapi sosok Sisca Soewitomo akan selalu ada dalam sejarah perkembangan kuliner Indonesia.