Mengenal Warabimochi, Dessert yang Hanya Boleh Dimakan Bersama Orang Tersayang

Ilustrasi warabimochi khas Jepang di kafe Saryo Suisen. Foto: Saryo Suisen

Bersantap dessert yang manis dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan mood. Apalagi saat disantap bersama orang terkasih. Namun ternyata, ada sebuah hidangan penutup khas Jepang yang hanya bisa disantap bersama orang yang benar-benar sayang kamu, lho! Kira-kira hidangan apa, ya?

Hidangan tersebut tidak lain adalah warabimochi. Mengutip Soranews 24, warabimochi adalah hidangan penutup yang terbuat dari kue beras.

Berbeda dari mochi pada umumnya, kue ini teksturnya jauh lebih lembek. Selain itu, makanan ini tidak disajikan mungil sebagaimana ukuran mochi biasanya. Namun, disajikan dalam porsi besar seperti potongan steak.

Ide mochi ini berasal dari kafe di Kyoto, Jepang yaitu Saryo Suisen. Pada dasarnya, kafe ini menyediakan berbagai makanan yang berbahan dasar teh. Lalu, hidangan Warabimochi inilah yang banyak mencuri perhatian.

Mochi kenyal ini disajikan dengan kinako (bubuk kedelai panggang yang manis), anko (kacang merah manis), dan shiratama (pangsit mochi).

Ada varian teh hijau alias macha, namun juga ada rasa cokelat. Hidangan ini juga disajikan bersamaan dengan satu poci teh hangat.

Makanan unik ini kaya akan rasa teh hijau dan tidak terlalu manis. Untuk memakannya pengunjung tidak bisa menggunakan sumpit. Melainkan harus menggunakan sendok karena teksturnya yang lembek.

Untuk bisa menikmati hidangan yang pas disantap saat merayakan Valentine ini, kamu harus datang dengan orang yang mencintai kamu, ya. Hal tersebut karena mungkin kamu akan terlihat aneh saat memakan dessert ini. Konsistensi makanan yang lengket dan elastis membuat seseorang tidak mungkin menyantapnya secara rapi.

Satu porsi warabimochi memiliki harga 1,480 yen atau setara dengan Rp 117 ribuan.

Hidangan ini juga tidak direkomendasikan untuk kamu yang sedang PDKT. Hal itu karena akan meninggalkan kesan kurang elegan dan berkelas saat menyantap hidangan khas Jepang ini. Ada baiknya, pergi bersama seseorang yang tidak keberatan dengan cara makan yang berantakan ini.

Tertarik mencoba?

Penulis: Monika Febriana