Menggunakan Ikan Mentah, Seberapa Sering Kita Boleh Makan Sushi?

11 Juni 2020 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sushi date untuk Valentine: Temari sushi. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sushi date untuk Valentine: Temari sushi. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
Potongan ikan salmon atau tuna yang segar, dipadukan dengan nasi nan pulen serta lembaran nori gurih, hmm membayangkannya saja sudah membuat kita ingin segera menyantap sushi, ya.
ADVERTISEMENT
Selain rasanya yang nikmat, hidangan asal Jepang ini juga disebut-sebut sebagai makanan sehat. Sumber nutrisinya, berasal dari campuran ikan dan aneka sayuran yang dipadukan dalam sushi roll.
Menikmatinya pun makin praktis, tak harus bersantap di restoran, tersedia pula sushi yang bisa dipesan melalui ojek online, atau secara take away. Saking ketagihan dan gampang untuk dibeli, bisa-bisa hampir setiap minggu kita menyantapnya.
Kendati dianggap sebagai salah satu hidangan sehat, namun sejatinya, apakah aman kalau kita makan sushi cukup sering? Sebaiknya, seberapa sering kita dianjurkan untuk menyantapnya?
Ilustrasi sushi salmon Foto: Pixabay
Dilansir Health, jenis ikan yang digunakan dalam sushi kaya akan asam lemak omega-3. Nutrisi ini bermanfaat untuk melawan penyakit jantung, menjaga kesehatan otak, hingga mencegah diabetes tipe-2.
ADVERTISEMENT
Menyantapnya dalam keadaan mentah bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk mendapatkan asupan omega-3 yang masih utuh. Sebab, beberapa metode memasak ikan (seperti menggorengnya) bisa mengurangi kadar asam lemak menyehatkan ini.
Hanya saja, perlu dicatat, kalau kandungan nutrisi seiris salmon sashimi sama dengan spicy tuna roll yang dicocol kecap asin. Apalagi, saat ini sushi sering dipadukan dengan bahan-bahan lainnya, seperti mayones, hingga tempura.
Tambahan bahan-bahan tersebut membuat kadar kalorinya bertambah hingga sebesar 500 kalori, atau setara dengan seperempat burger.
Selain itu, ada beberapa risiko yang bisa terjadi saat kita mengonsumsi ikan mentah --terpapar bakteri dan parasit seperti cacing, contohnya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi ini sering ditemukan di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, orang-orang yang berisiko tinggi seperti lansia, ibu hamil, atau punya imun lemah tak disarankan untuk mengonsumsi ikan mentah sama sekali. Sebab, dikhawatirkan merkuri yang ada di dalam ikan bisa menimbulkan potensi keracunan. Pada ibu hamil, janin bayi yang terpapar merkuri bisa mengalami kerusakan otak dan masalah pendengaran serta penglihatan.
Ilustrasi Sushi Tei Foto: Toshiko/kumparan
Lalu, bagi kita yang masih diperbolehkan untuk makan sushi, sebaiknya seberapa sering kita mengonsumsinya?
Meski tak ada rekomendasi dalam satu ukuran mengenai berapa banyak ikan mentah yang bisa kita konsumsi, American Heart Association merekomendasikan agar membatasi asupan seafood sebanyak 12 0ns per minggu untuk jenis yang rendah merkuri. Jumlah ini setara dengan dua kali makan selama satu minggu.
ADVERTISEMENT
Bahkan, bila kamu mengonsumsi jenis ikan yang kadar merkurinya lebih tinggi --seperti makarel atau ikan tuna jenis yellowfish-- intensitasnya sebaiknya dikurangi.
Lagipula, kendati menyehatkan, tubuh kita tak bisa berfungsi dengan baik hanya dengan makan sushi. Dibutuhkan asupan nutrisi dari jenis makanan lainnya, sehingga kita harus menerapkan pola makan yang bervariasi.