news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengulik Sejarah Kuliner Indonesia di Era Kerajaan Mataram Kuno

30 Juni 2022 7:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Legen minuman era Mataram Kunodi Museum Gastronosia di Museum Nasional, Jakarta, Senin (27/6/2022). Foto: Monika Febriana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Legen minuman era Mataram Kunodi Museum Gastronosia di Museum Nasional, Jakarta, Senin (27/6/2022). Foto: Monika Febriana/kumparan
ADVERTISEMENT
Kuliner Indonesia memang sangat menarik untuk dibahas. Terlebih negara ini menjadi bangsa yang kaya akan kebudayaan. Indonesia menyimpan sejuta kisah bersejarah termasuk pada peninggalan kulinernya. Kekayaan kuliner Indonesia bahkan terkenal sejak zaman dahulu, seperti saat kemunculan Kerajaan Mataram kuno.
ADVERTISEMENT
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan. Salah satu bangunan bersejarah sekaligus menjadi situs keajaiban dunia ada di sini, yakni Candi Borobudur. Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini memang menjadi tujuan wisata baik turis lokal maupun internasional.
Candi Borobudur menjadi tempat ajaran agama Buddha sekaligus perpustakaan terbesar yang menyimpan beragam sejarah bangsa Indonesia. Mulai dari musik, pakaian, tanaman, hingga makanan. Semua lengkap tertulis pada relief dan prasasti di candi tersebut.
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Foto: Shutterstock
Seorang pemerhati dan praktisi kuliner tradisional Ir. Sumartoyo mengungkapkan, “Kita hanya bisa melihat gambarnya seperti kura-kura, ikan, kemudian seperti sate melalui relief. Kemudian diperjelas lagi oleh adanya prasasti. Untuk proses masaknya bisa kita lihat dari prasasti misalnya arang-arang berarti makanan yang dibakar.”
ADVERTISEMENT
Kerajaan Mataram kuno memiliki sejarah terutama dalam bidang kuliner. Lebih lanjut, laki-laki yang akrab disapa Pak Toyo itu menjelaskan bahwa di zaman ini bahkan terdapat lebih dari 100 masakan dengan cara pengolahan, rasa, dan bahan yang berbeda-beda.

Kuliner Indonesia di era Kerajaan Mataram terbagi menjadi 3 pengolahan memasak

Dalam mengolah masakan, masyarakat era Mataram kuno menggunakan tiga cara pengolahan. Pertama arang-arang atau yang dikenal sebagai proses pembakaran. Makanan tersebut diolah dengan cara dibakar di atas tungku api.
Replika hidangan era kerajaan Mataram Kuno di Pop Up Museum Gastronosia di Museum Nasional, Jakarta, Senin (27/6/2022). Foto: Monika Febriana/kumparan
Selanjutnya adalah, dandang atau dikukus menggunakan dandang. Biasanya cara ini digunakan untuk memasak nasi. Berikutnya, deng yaitu proses makanan yang dikeringkan. Proses pengolahan ini biasanya untuk mengolah daging atau yang dikenal dengan dendeng. Umumnya, masyarakat mengolah makanan dengan dibakar atau dikukus saja.
ADVERTISEMENT
Untuk rasa, masyarakat pada era ini menggunakan berbagai macam bahan tradisional. Cabai pada masa ini ternyata belum digunakan. Untuk rasa pedas, masyarakat menggunakan tanaman kemukus atau disebut juga cabai jawa pada masakan. Lalu, gula merah digunakan ke dalam masakan untuk menambahkan rasa manis. Sementara itu, rasa gurih didapat hanya dari garam dan bawang putih.
Dwadal duren (dodol duren), hidangan penutup era Mataram Kuno di Pop Up Museum Gastronosia di Museum Nasional, Jakarta, Senin (27/6/2022). Foto: Monika Febriana/kumparan
Terdapat perbedaan antara bahan makanan masyarakat dari kalangan rakyat biasa dengan kelas atas. Pada masyarakat kalangan bawah biasanya mengonsumsi masakan yang lebih mudah untuk ditemui; seperti ikan dan sayur. Adapun jenis ikan yang biasa digunakan adalah ikan sidat.
Sementara itu, masyarakat yang berasal dari kelas bangsawan ataupun makanan yang akan disajikan pada jamuan menggunakan bahan dasar daging. Seperti kerbau, rusa, wedus (kambing), dan hewan berkaki empat lainnya. Hal tersebut sangat langka karena bahan dasar daging susah untuk didapatkan.
ADVERTISEMENT
Meskipun terlihat sederhana, ternyata nenek moyang bangsa Indonesia telah memperhatikan gizi sejak dahulu. Pak Toyo memberikan contoh masyarakat masa Mataram kuno menyantap hewan berkaki empat seperti rusa atau kambing dengan dikebiri terlebih dahulu. Setelah diteliti pada zaman sekarang, ternyata hewan yang telah dikebiri menghasilkan daging yang berkualitas.
Replika hidangan era kerajaan Mataram Kuno di Museum Gastronosia di Museum Nasional, Jakarta, Senin (27/6/2022). Foto: Monika Febriana/kumparan
“Dengan adanya pop up museum ini. Kami berharap generasi muda kita harus bangga. Ternyata kita enggak kalah, nenek moyang kita sudah canggih sudah bisa menghasilkan makanan yang bagus,” tutupnya dalam acara pembukaan Pop Up Museum Gastronosia di Museum Nasional, Jakarta (27/6).
Beberapa masakan khas kerajaan Mataram kuno seperti beong bumbu kuning, ares batang pisang, sidat bakar, kicik rusa, dwadal duren, dan masih banyak lagi, bisa kamu temui di Pop-Up Museum Gastronosia di Museum Nasional, Medan Merdeka Barat, Jakarta. Nantinya masakan-masakan ini juga akan mampir ketiga kota lain, yaitu Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar.
ADVERTISEMENT
Indonesia memang menyimpan khazanah budaya. Sudah sepatutnya sebagai generasi muda, kamu menghargai sejarah kuliner bangsa. Dengan bangga serta terus melestarikan budaya Indonesia. Yuk, cintai kuliner Indonesia!
Reporter: Monika Febriana