Menikmati Pengalaman Makan Sambil Healing Lewat Hidangan Selandia Baru

13 April 2022 11:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi madu manuka dari Selandia Baru. Foto: Dok. NZTE
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi madu manuka dari Selandia Baru. Foto: Dok. NZTE
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah healing atau self healing kerap diasosiasikan sebagai kegiatan liburan untuk melepaskan penat. Tapi selain berlibur ke tempat baru, ada berbagai aktivitas lain yang bisa dilakukan untuk ‘menyembuhkan’ diri dari rasa penat, salah satunya melalui makanan.
Ya, sudah banyak penelitian yang mengungkapkan korelasi antara makanan dengan mood dan kesehatan mental. Nah, bulan Ramadhan bisa jadi momen tepat untuk healing dengan menyantap bahan makanan yang benar-benar bisa membantu meningkatkan kesehatan mental dan tubuh kita.
Berbicara mengenai makanan yang dapat membantu healing, Selandia Baru menjadi salah satu negara yang sayang untuk dilewatkan, ditambah dengan nuansa dan pemandangan alamnya yang begitu asri dan sejuk. Menariknya, mungkin banyak yang belum tahu bahwa durasi berpuasa di Christchurch, Selandia Baru, tergolong paling singkat yakni hanya berkisar 11 jam 20 menit saja.
Selain itu, Selandia Baru juga sangat memperhatikan kualitas produk pangannya. Bukan tanpa alasan, tidak hanya dinikmati oleh warga negaranya saja, produk makanan Selandia Baru juga diekspor ke lebih dari 120 negara, termasuk Indonesia.
Produk pangan negeri ini didasari pada tiga konsep. Pertama adalah “Kaitiakitanga” yang bermakna peduli terhadap penduduk, tempat tinggalnya, dan planet ini; lalu “Manaakitanga” atau kepedulian terhadap orang lain dan keramah tamahan, kebaikan hati, ketulusan, dukungan dan rasa hormat; dan kecerdikan karena panganan Selandia Baru diproduksi dengan solusi yang orisinal dan tegas.
Hingga akhirnya, para produsen pangan Selandia Baru memiliki kepedulian mendalam terhadap cara mereka memproduksi pangan dan minuman. Kepedulian ini juga mendorong produsen Selandia Baru memastikan produk pangan mereka ulung, lezat, dan berkualitas premium, aman, bergizi, serta etis.
“Di Indonesia, kami menyebutnya ‘Dibuat dengan Sepenuh Hati’ yang menonjolkan komitmen para produsen makanan di Selandia Baru dalam mengolah dan menghasilkan makanan yang aman, lezat, bermutu premium, bernutrisi tinggi, serta etis terhadap lingkungan. Di Indonesia sudah ada sejumlah buah-buahan dan produk pangan yang diimpor dari Selandia Baru dan tanpa kita sadari sudah kita nikmati sehari-hari dan memperoleh manfaatnya yang sehat,” tutur Diana Permana, Trade Commissioner for New Zealand Trade and Enterprise.

Berbagai Produk Andalan Selandia Baru Hadir di Indonesia

Produk makanan dan minuman yang bersumber dari kekayaan alam Selandia Baru ini meliputi produk dairy atau berbahan dasar susu, seperti susu cair, mentega, dan krim masak; buah-buahan seperti kiwi dan apel; coklat; serta madu manuka. Bahkan yang terakhir belakangan menjadi tren di kalangan kaum urban.
Madu manuka berkhasiat menyembuhkan berkat kandungan antibakteri, antivirus, antiinflamasi, dan antioksidan yang menjadikannya unggul dibanding jenis madu lain. Rasanya yang manis alami menjadikannya sempurna untuk disantap sebagai menu berbuka puasa.
Menurut sejumlah penelitian, madu manuka juga mengandung UMF 13+ dan lebih tinggi berkhasiat sebagai perawatan yang manjur dan bahkan bisa membantu menyembuhkan berbagai masalah kesehatan. Termasuk sakit maag atau GERD yang umumnya dialami oleh orang Indonesia dan erat kaitannya dengan bulan puasa.
Bila belum sempat ke Selandia Baru, kamu juga bisa memulai perjalanan dengan mencicipi berbagai produknya terlebih dahulu. Hillary Farm, Tatua, Anchor, serta Zespri yang mungkin sering kita lihat di supermarket menjadi beberapa produk yang ternyata berasal dari Selandia Baru.
Diimpor langsung dari negara asalnya, keunikan produk asal Selandia Baru dibandingkan produk sejenis lainnya adalah kualitas dan cara pengolahannya hingga diantarkan ke tangan konsumen. Keseriusan pengolahan sumber alam ini juga terlihat pada produk coklat Whittaker’s yang telah memiliki nilai sejarah berusia ratusan tahun, namun tetap menjadi kudapan kesayangan warga Selandia Baru.
“Produsen pangan Selandia Baru memiliki komitmen yang tinggi dalam memproduksi produknya dengan sepenuh hati, mulai dari susu dengan kandungan nol karbon hingga sapi dengan efek emisi gas metana lebih sedikit; dari apel bernutrisi superior hingga buah kiwi unik berdaging merah; bahkan madu manuka yang tak bisa ditemukan di lokasi lain di dunia; hingga komitmen dalam melestarikan warisan coklat berusia ratusan tahun yang sangat digemari dan dengan mudah didapatkan di Indonesia,” pungkas Diana.
Nah, bagaimana menurutmu? Yuk, bagikan pengalaman healing-mu dengan produk lezat dan menyehatkan dari Selandia Baru di media sosial dengan menyertakan #NZMadewithCare!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan New Zealand Trade and Enterprise (NZTE)