Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mgdalenaf Bisnis Makaroni Mantan, Lebih Enak dari Makaroni Ngehe?
5 Maret 2022 11:04 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal food vlogger Magdalena Fridawati alias Mgdalenaf ? Perempuan ini terkenal dengan slogan "Bar-Bar Kuy". Lantaran hobi dan kecintaannya terhadap dunia kuliner membuat vlogger yang memulai kariernya pada 2015 tersebut kini juga memiliki bisnis di bidang yang sama.
ADVERTISEMENT
Ya, Magda panggilan akrabnya, membuka bisnis kudapan bernama Mantan yang merupakan singkatan dari "Makaroni Setan." Nama tersebut mencerminkan sajian makaroninya yang konon begitu pedas. Terlebih content creator ini memang begitu suka mengulas makanan pedas.
Jika diperhatikan, maka model bisnis camilan yang mengutamakan sajian makaroni berbumbu ini memang sudah menjamur. Salah satu pelopornya, adalah Makaroni Ngehe. Bisnis milik Ali Muharam ini sudah ada sejak 2013. Bahkan kemunculan awal bisnisnya tersebut sukses meraup untung hingga miliaran rupiah.
Meski kedua hidangan ini tampak sejenis, tapi sebenarnya makaroni milik siapakah yang paling menggugah selera? KumparanFOOD pun terbawa penasaran dan mencoba membandingkan sajian makaroni dari outlet Mantan dan Makaroni Ngehe. Hmm, bagaimana hasil review-nya? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Makaroni Setan (Mantan) milik Mgdalenaf vs Makaroni Ngehe ala Ali Muharam
Mgdalenaf membuka bisnis Makaroni Setan (Mantan) pada Desember 2021. Outlet pertamanya mengambil lokasi di Cipete, Jakarta Selatan. Kini, Magda sudah berhasil memiliki dua gerai lagi yang berada di Depok dan Bekasi.
Kali ini, kami memesan dari gerai pertamanya di Cipete. Kami memesan melalui platform GrabFood. Driver yang mengambil pesanan kami sempat memperingatkan bahwa kondisi di outlet saat ini agak ramai sehingga perlu mengantre. Hingga akhirnya sekitar 40 menit pesanan pun tiba.
Sementara saat memesan Makaroni Ngehe makanan lebih cepat sampai, yaitu sekitar 30 menit. Mungkin saja kondisi outlet yang sepi, atau karena memang Makaroni Ngehe sudah memiliki lebih banyak cabang sehingga lebih mudah terjangkau. Dari pertama kali buka cabang di Kebun Jeruk, kini Mahe sudah memiliki 30-an outlet.
Begitu sampai, packaging dari Mantan ini tampak lebih menarik, bahkan bak tas yang bisa dijinjing dengan warna kuning nan cerah. Bungkusnya berbentuk kerucuk sehingga mudah digenggam. Sayangnya agak susah diletakkan di meja karena bentuknya segitiga, sehingga bila ditaruh isiannya keluar-keluar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan packaging Makaroni Ngehe memang tampak lebih sederhana. Hanya plastik bening kecil dengan kawat penutup. Meski simpel, tapi packaging Makaroni Ngehe ini juga cukup menarik karena kawatnya bisa memudahkanmu menutup kembali plastik tanpa perlu mempersiapkan karet untuk mengikat.
Ukuran porsi dan harga
Untuk ukuran porsi, makaroni Mantan ini memang tampak lebih banyak dan bungkusnya pun lebih besar. Sehingga harganya juga lebih mahal, yakni seporsinya mulai dari Rp 15 ribu --untuk di GrabFood menjadi Rp 18 ribu.
Sementara, ukuran porsi Makaroni Ngehe tampak lebih sedikit. Mungkin perbedaanya memang tak terlalu banyak. Namun soal harga, brand satu ini memang terkenal dengan harganya yang murah-meriah. Untuk sebungkus makaroni kering hanya dibanderol Rp 8.000 saja. Namun kalau kamu mau memesan porsi yang lebih besar, ada pilihan toples kecil dan regular.
ADVERTISEMENT
Lantas, mana yang lebih renyah dan pedas?
Saatnya mencicipi. Pertama saya mencoba Makaroni Setan, kres-kres! Hmm, makaroni ala Magda ini terasa lebih renyah dan ringan dari Makaroni Ngehe yang cenderung agak keras. Sehingga ketika mengunyah enggak bikin sakit gigi. Teksturnya lebih mirip kerupuk.
Untuk kerenyahan Makaroni Ngehe, seperti yang sudah saya sebutkan, agak lebih keras. Ukuran makaroninya pun lebih kecil sehingga bentuknya tak mengembang seperti Makaroni Mantan.
Untuk soal rasa pedas, Magda bukan memadukan bumbu-bumbu bubuk layaknya di Makaroni Ngehe. Melainkan Magda meramu sendiri resep chili oil. Saat mencicipi rasa chili oil-nya untuk level dua tidak terlalu pedas --bahkan lebih pedas level dua Makaroni Ngehe. Level kepedasannya mulai dari level 0 alias original hingga tiga saja.
ADVERTISEMENT
Rasa chili oil-nya pun bak bumbu kari dengan after taste aroma bawang yang menempel cukup lama dalam rongga mulut. Chili oil-nya juga gurih dengan rasa asin yang pas. Selain menggunakan campuran chili oil, kamu bisa menambahkan lelehan saus. Mantan ini menyediakan pilihan mulai dari saus keju, mentai, mayo lemon, hot lava, hingga flaming Chittos.
Namun, buat kamu yang lebih suka makanan pedas , Makaroni Ngehe sudah menjadi pilihan yang paling tepat. Level duanya saja sudah cukup membara di lidah. Untuk tingkat level kepedasan, Makaroni Ngehe menyediakan hingga level lima.
Makaroni Ngehe mengandalkan bumbu-bumbu bubuk dengan pilihan rasa; asin, balado, keju, jagung bakar, serta kari pedas. Lantaran menggunakan bumbu bubuk, Makaroni Ngehe cenderung lebih kering dan renyahnya tahan lama. Sedangkan makaroni Mantan karena menggunakan minyak cabai lebih mudah lembek dan tampak basah.
ADVERTISEMENT
Kendati keduanya selain menjual makaroni aneka varian, kamu juga bisa memesan kudapan lain; seperti cimol, basreng, mi kering, dan masih banyak lagi.
Nah, setelah membaca review keduanya, kira-kira kamu lebih tertarik mencoba makaroni versi Mantan atau Mahe, nih?