MUI Singapura Enggan Proses Sertifikasi Halal Produk Daging Babi Vegan

4 Desember 2021 15:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi daging babi vegan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daging babi vegan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Saat ini, produk daging babi vegan di Singapura tengah menjamur. Rencananya ratusan restoran di Negara Singa itu akan mulai menyuguhkan daging dengan merek dagang Impossible Pork. Lantas apakah produk daging babi nabati itu halal?
ADVERTISEMENT
Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS) rupanya menyatakan daging babi vegan itu tidaklah halal. Lembaga yang juga dikenal dengan nama Islamic Religious Council of Singapore itu menyatakan menolak untuk memberikan sertifikasi halal pada produk tersebut.
Mengutip Mothership SG, MUIS mengatakan bahwa prinsip-prinsip Islam melarang umat untuk mengonsumsi makanan yang mengandung daging babi dan turunannya, dan minuman yang mengandung alkohol.
Sementara, Impossible Pork dibuat untuk menyerupai daging babi asli; mulai dari rasa, tekstur, hingga bentuk. Hal ini pun masih belum jelas dan bisa menimbulkan kebingungan bagi umat Islam. Maka itu, MUIS menyarankan masyarakat muslim untuk tidak mengonsumsi daging babi vegan ini dulu sampai hukumnya dinyatakan jelas.
Ilustrasi Daging Babi Foto: REUTERS/Hyungwon Kang
Sebelumnya, daging babi vegan muncul pertama kali di Amerika Serikat pada 23 September 2021 di sebuah bar mewah di Manhattan. Produk Impossible Pork ini adalah produk imitasi daging babi dari bahan nabati (vegan).
ADVERTISEMENT
Hingga pada 18 November, Impossible Pork yang juga satu produk resmi dari Impossible Meat ini resmi diluncurkan di Singapura. Bahkan saat ini, telah hadir di berbagai menu lebih dari 120 restoran di sana. Daging babi vegan ini terbuat dari air, konsentrat protein kedelai, minyak kelapa, hingga minyak bunga matahari.
Meski semua bahan dasarnya berasal dari tumbuhan, daging babi vegan diklaim memiliki tekstur yang mirip seperti daging aslinya. Ini karena, bahan utama yang digunakan bernama heme. Diketahui, heme adalah protein yang ditemukan di setiap organisme hidup; seperti tumbuhan dan hewan. Pada hewan memiliki heme dalam bentuk hemoglobin dan mioglobin.
Ilustrasi halal dan haram. Foto: Shutterstock
Lantaran Impossible Pork terbuat dari tumbuhan, makanan imitasi itu mengandung leghemoglobin, heme nabati dengan memfermentasi ragi rekayasa genetika. Oleh karena itu, kandungan leghemoglobin, seperti hemoglobin, yang juga berwarna merah akan menghasilkan tampilan sama layaknya daging.
ADVERTISEMENT
Meskipun telah menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan hingga tidak memasukkan unsur daging babi sungguhan, produk ini belum mendapatkan sertifikasi halal dari MUIS. Lembaga ini menyarankan umat Islam untuk menahan diri dari mengonsumsi Impossible Pork.
“Untuk memastikan apakah produk tersebut dapat dikonsumsi oleh umat Islam, dua hal perlu dipertimbangkan; pertama adalah apakah semua bahannya diperbolehkan menurut hukum Islam; dan kedua apakah ada konsekuensi sosial yang tidak diinginkan yang timbul dari konsumsi makanan tersebut,” jelas MUIS.
MUIS juga menambahkan, pihaknya mengimbau kepada umat Islam untuk tidak mengonsumsi makanan tersebut sampai pertimbangan mengenai produk tersebut dicermati secara menyeluruh dan holistik.
Kendati begitu, sebagai perusahaan yang membuat produk itu, Impossible Food dalam situs resminya menjelaskan bahwa Impossible Pork, bersama dengan Impossible Chicken Nuggets dan Impossible Meatballs, memang tidak bersertifikat halal. Perusahaan pun memutuskan untuk tetap mempertahankan kata “pork” atau babi dalam merek produk mereka.
ADVERTISEMENT
"Meskipun Impossible Pork pada awalnya dirancang untuk sertifikasi halal, kami tidak melanjutkan sertifikasi tersebut karena kami ingin terus menggunakan istilah pork dalam produk kami," pungkas pihak Impossible Food.
Reporter: Destihara Suci Milenia