Nasi Brongkos Koyor, yang Tak Kalah Nikmat dari Kuliner Yogya

5 September 2019 15:24 WIB
clock
Diperbarui 16 Oktober 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makanan Indonesia itu memang banyak jenisnya. Misalnya saja makanan berkuahnya; ada aneka soto, rawon, gulai, dan lainnya. Salah satu yang tak boleh luput dari perhatian adalah brongkos, kuliner Yogya yang tak kalah melegenda dari gudeg.
ADVERTISEMENT
Uniknya, agak sulit mencari rekam jejak masakan khas Kota Pelajar yang satu ini. Simpang siur, ada yang menyebut bahwa brongkos berasal dari kata brown horst (daging cokelat). Pengucapannya agak sulit untuk lidah Jawa sehingga disebut jadi brongkos.
Dibandingkan dengan gudeg, brongkos lebih jarang ditemukan di Yogya. Salah satu tempat makan brongkos enak di sana adalah Brongkos Handayani. Letaknya tak jauh dari Alun-alun Kidul Yogyakarta. Tidak heran kalau tempat makan enak yang satu ini tak pernah sepi.
Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
Ketika datang, kami ijin untuk masuk ke dapurnya. Aroma brongkos dan koyor pun bercampur. Rasa panas pun mulai menyeruak karena semua makanan di sini diolah dengan kayu bakar.
Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
Sejatinya, brongkos merupakan lauk-pauk berkuah santan yang isinya bisa bermacam-macam. Seporsi Brongkos Handayani bisa dipesan sesuai selera. Kami memesan brongkos koyor. Isiannya ada tahu, kacang-kacangan, daging sapi, dan telur.
ADVERTISEMENT
Tri Suparmi (56) berkisah, menu brongkos justru dibuat paling terakhir. Awalnya, Almarhum bapaknya berjualan es dengan cara berkeliling. Pada tahun 1975, Pak Adijo, baru memiliki kedai tetap.
"Awalnya juga nasi soto dan rames. Brongkos itu belakangan," ungkap Tri Suparmi.
Tri Suparmi, Pemilik Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
Ia juga menjelaskan bahwa brongkos ini jadi spesial karena menggunakan banyak bumbu. Salah satu yang paling kuat adalah penggunakan kluwak.
Sekilas brongkos koyor komplit (Rp 35 ribu) yang tersaji di hadapan kami, mirip rawon. Namun, warnanya lebih cokelat, tidak sepekat hitamnya rawon.
Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
Di dalamnya sudah ada potongan koyor yang sejatinya adalah otot sapi. Lalu ada kacang tolo yang makin memperkaya tekstur. Jadi, ketika kamu menjajalnya, ada tekstur kenyal, berkuah, dan sedikit berserat. Sungguh pengalaman makan yang unik.
ADVERTISEMENT
Sementara itu rasa brongkosnya gurih, manis, dan pedas. Enggak heran, karena kamu bisa menemukan beberapa cabai utuh di dalam kuah brongkosnya. Justru rasa pedas itu yang bikin kita enggak berhenti.
Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
Pilihan lain di Brongkos Handayani adalah nasi ramesnya. Harganya mulai dari Rp 14 ribu. Tersedia lauk tambahan seperti telur asin, tempe bacem, perkedel, ayam, dan lainnya.
Nasi Rames di Brongkos Handayani. Foto: Toshiko/kumparan
Ada pula nasi soto yang bisa jadi alternatif. Bagi yang ingin segar-segar, bisa coba es campur mereka. Konon, es campur ini yang paling pertama dijual oleh penggagas Brongkos Handayani.