Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Suasana santai begitu kentara di restoran yang berlokasi di lantai dua gedung SOHO Building Gunawarman itu. Siapa sangka? Kalau di sebuah gedung kelabu itu ada tempat makan yang pas buat kamu yang pengin chill. Namanya Nidcielo.
ADVERTISEMENT
Restoran ini sebenarnya sudah buka sejak September 2019 lalu. Tempatnya tak terlalu besar hanya menampung sekitar 100-110 orang. Terdapat bar bagi kamu yang hanya pengin minum sambil ngobrol saja. Tersedia juga sofa empuk berukuran cukup besar untuk para tamu yang ramai-ramai.
"Nidcielo diambil dari bahasa slang Spanyol yang berarti night sky. Makanya interior yang kami gunakan di sini mengusung tema layaknya langit di malam hari (agak gelap). Dengan reflection pantulan mozaik warna-warna yang terkesan colourful dan playful," ungkap Kiffen Liesbianto owner Nidcielo saat berbincang dengan kumparan (30/1).
Sesuai konsepnya restoran ini menghadirkan menu makanan khas Spanyol; dengan menu andalannya yakni tapas. Menu pembuka ini sudah menjadi tradisi kuliner di Spanyol. Makanan kecil-kecil tersebut biasanya disuguhkan sebagai teman minum.
ADVERTISEMENT
Meskipun menghadirkan makanan khas Spanyol, namun soal cita rasa sudah disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia.
"Kami coba menghadirkan gastronomic experience dengan membawa ciri khas masakan Spanyol, namun sudah di-twist dengan selera Asian," tambah Hendrik Saputra operation manager Nidcielo.
Dikisahkan executive chef Nidcielo yakni Shuji Hino, budaya tapas pertama kali ditularkan oleh salah seorang raja di Spanyol. Ia kerap menikmati tapas sebagai teman minum, untuk mengisi perut agar tak kosong. Makanan ini juga dinikmati sebagai suguhan santai sang raja.
Sambil berbincang dengan ketiganya, tiba-tiba beberapa suguhan tapas telah mendarat sempurna di depan kami.
Pertama, kami disajikan chipirones yakni bayi cumi berbalut tepung dengan saus cocolan hitam, serta jeruk nipis panggang. Potongan daging cuminya terasa sangat renyah, gurih, dan ringan. Sementara itu, saus cocolan dari tinta cuminya terasa asin, gurih, dan agak sedikit manis. Menjadi unik, ketika sausnya diberi beberapa tetes jeruk nipis panggang, jadi ada sensasi asam nan menyegarkan.
Selanjutnya, kami dihidangkan jenis tapas lain; seperti croquetas de gambas, smoked salmon, bunuelos de barramundi, dan shakshouka dalam satu piring kecil. Untuk menu tapasnya berkisar Rp 58-180 ribu.
ADVERTISEMENT
Dari keempatnya croquetas de gambas paling menyita indera pengecap kami. Kroket berbahan udang ini terasa lembut, creamy, dan gurih yang langsung meleleh di mulut. Sementara di luarnya garing. Nikmat!
Sedangkan smoked salmon-nya juga agak berbeda, tak terlalu smokey namun tetap segar, gurih, dan enggak amis. Rupanya dikatakan Shuji, smoked salmon ini dibuat homemade yang diberi tambahan beetroot purée alioli dan micro greens.
Untuk makanan utamanya, kami mencicipi paella de mariscos, US prime ribeye steak, dan barramundi a la kadaif. Memang belum lengkap rasanya kalau pergi ke restoran Spanyol belum menikmati makanan khasnya. Untuk itu, kami langsung menyerbu paella de mariscos (Rp 360 ribu).
Menu andalan Nidcielo ini sengaja dibuat tak autentik, karena bahan utamanya diganti dengan beras Jepang, dan rasa serta aroma seafood-nya juga tak terlalu kuat. Nasinya yang pulen, terasa segar dengan sentuhan saus khas paella, lalu tercecap gurih di akhir. Sebagai topping dihadirkannya saute udang dan kerang hijau. Oiya, porsi menu ini cukup besar dan bisa untuk sharing.
ADVERTISEMENT
Bagi penikmat steak, kamu tak boleh ketinggalan mencicipi US prime ribeye steak-nya (Rp 290 ribu). Soalnya steak satu ini dihidangkan dengan potongan daging yang besar. Mungkin normalnya kita menikmati steak berukuran 100-200 gram, di Nidcielo kamu bisa menikmati 250 gram. Dijamin begah!
Tak kalah menggugah selera adalah barramundi a la kadaif (Rp 135 ribu). Daging ikan fillet-nya diselimuti serabut kentang mirip bihun yang renyah. Enggak cuma itu, ikannya disantap bersama uni sauce nan creamy dan gurih; cita rasa umami kalau kata Shuji. Sebagai pelengkap hadir pula asparagus renyah nan manis.
Sembari menikmati makanan, kami disuguhkan pula minuman andalannya; yaitu varian cocktail vermut con soda. Ada dua macam yakni rojo dan blanco (Rp 90 ribu). Keduanya segar dan patut dicoba. Sangat unik karena untuk varian bianco ada sentuhan green tea, sementara rojo terasa lebih strong.
Melengkapi gastronomic experience kami malam itu, dihadirkan pula dessert andalan; ada crema catalana (Rp 65 ribu), gateau de chocolate (Rp 58 ribu), dan pear crumble cheesecake (Rp 65 ribu).
ADVERTISEMENT
Dari ketiganya, crema catalana paling terasa meleleh di mulut. Creamy krimnya yang lembut, ditambah smokey dari gula merah panggang di atasnya terasa pas. Dessert yang mirip crème brûlée ini juga tak terlalu manis sehingga enggak bikin enek, malah bikin ketagihan.
Dimulai dengan makanan ringan yang gurih, hidangan utama super mengenyangkan, hingga dessert manis nan lembut, terasa lengkap sudah. Gastronomic experience ala Nidcielo ini memang memberi pengalaman baru bagi lidah kami.
Meski tak terlalu autentik, tapi makanan khas Spanyol terasa pas karena tak pelit bumbu. Sempurna!
Nidcielo
Alamat: Soho Gunawarman 61, Lantai 2, Jl. Gunawarman No.61, Senopati, Jakarta Selatan.
Jam buka: 11.30-23.00 WIB (weekdays), dan 11.30-01.00 (weekend).