Pastikan Kualitas Sayuran Segar di Setiap Sajian, Pizza Hut Gandeng Petani Lokal

7 November 2024 10:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani Pangrango sedang memanen paprika.  Foto: Ela Nurlaela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petani Pangrango sedang memanen paprika. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kamu salah satu penikmat setia pizza? Jika iya, mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan potongan sayuran segar yang melengkapi setiap gigitan, bukan? Namun, pernahkah terlintas di benakmu bahwa sayuran segar tersebut berasal dari tangan-tangan petani lokal?
ADVERTISEMENT
Ternyata dalam upaya meningkatkan kualitas sajian sekaligus mendukung perekonomian lokal, Pizza Hut Indonesia telah menjalankan program kemitraan dengan petani lokal sejak 2013. Program ini yang dikenal dengan nama Pizza Hut Peduli 8P, salah satunya adalah Peduli Petani.
Dalam program ini, Pizza Hut bekerja sama dengan lebih dari 100 petani lokal dari 9 wilayah di Indonesia, seperti Bogor, Bandung Barat, Kendal, Pasuruan, Bali, Boyolali, Tomohon, hingga Malino. Dengan adanya kerja sama ini, berbagai jenis sayuran segar seperti paprika, tomat, buncis, dan selada yang digunakan dalam setiap menu Pizza Hut berasal langsung dari hasil pertanian para petani Indonesia.
Gerai Pizza Hut Indonesia yang ada di Puncak Bogor. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Menurut Head of Marketing Pizza Hut Indonesia, Elvin Rahardja, program Pizza Hut Peduli Petani adalah bagian dari upaya perusahaan untuk menghadirkan bahan berkualitas melalui hubungan saling menguntungkan dengan petani lokal, sekaligus meningkatkan taraf hidup pahlawan pangan bangsa.
ADVERTISEMENT
"Melalui kolaborasi ini, kami tidak hanya mendukung petani tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan pangan berkualitas di Indonesia," kata Elvin Rahardja, saat meninjau lokasi green house milik Pizza Hut Indonesia di kawasan Mega Mendung Bogor beberapa waktu lalu.
Menurut Elvin, kemitraan ini tak hanya memperkaya rasa setiap hidangan yang disajikan, tetapi juga menjadi dukungan nyata bagi kesejahteraan petani lokal yang kini memiliki pasar dan pendapatan yang lebih stabil. Berdasarkan Survei Persepsi Petani 2024, sekitar 43,8 persen petani di Indonesia tidak mendapatkan permodalan yang layak, dan 47 persen masih kesulitan mengakses lahan yang cukup.
Petani milenial dari Kelompok Petani Pangrango sedang memanen paprika. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Hal ini juga dirasakan langsung oleh Dede Supria, Ketua Kelompok Tani Pangrango di Megamendung yang telah bermitra dengan Pizza Hut Indonesia sejak 2021. Dede menceritakan bahwa kelompoknya mampu memproduksi hingga 80 ton paprika per tahun, berkat adanya jaminan harga yang diberikan oleh Pizza Hut.
ADVERTISEMENT
"Dampaknya alhamdulillah, setelah mengembangkan paprika, kami mendapatkan kepastian harga dari Pizza Hut. Dari segi hasil juga ada peningkatan yang signifikan. Sekarang, para petani juga semakin tertarik untuk bertani, bahkan sudah ada 10 petani milenial yang bergabung dengan kelompok kami," ujar Dede.
Saat ini kelompok Tani Pangrango di Megamendung bertanggung jawab dalam menyuplai hasil panennya ke beberapa outlet Pizza Hut Indonesia yang ada di Bogor. Mereka memastikan semua sayuran terjamin kualitasnya mulai dari penyemaian, panen, hingga pendistribusian ke outlet-outlet.
Ketua Keompok Petani Pangrango, Dede Supria, dan Samsul Hadi, Konsultan Pertanian Pizza Hut Indonesia. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Samsul Hadi, Konsultan Pertanian Pizza Hut Indonesia, menjelaskan bahwa untuk menjaga kualitas hasil pertanian, mereka menerapkan prinsip-prinsip terbaik dalam pertanian, seperti Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP). Dengan menerapkan praktik pertanian yang baik, kemitraan ini tidak hanya mendukung kesejahteraan petani, tetapi juga menjamin kualitas bahan yang digunakan oleh Pizza Hut dalam setiap sajian mereka.
ADVERTISEMENT
“Jadi kemitraan itu ada aturan, karena mereka juga enggak ada ruginya, kami harganya flat terus. Untuk Pizza Hut ada jaminan pasokan, kualitasnya kita setel sesuai SOP,” ungkap Samsul.
Menurut Samsul, salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kualitas hasil pertanian adalah dengan menekan seminimal mungkin penggunaan pestisida. Pemberian pestisida memang diperlukan untuk mencegah hama atau penyakit yang dapat merusak tanaman. Namun, penggunaan pestisida yang berlebihan bisa berdampak buruk tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan manusia.
“Kami selalu menerapkan 4 prinsip dalam penggunaan pestisida, yang pertama dia harus lebih banyak racun kontak. Kontak artinya dia hanya nempel saja, nggak masuk ke jaringan tanaman. Kedua, persistensinya pendek, ketiga tingkat racunnya rendah, dan keempat penggunaannya tepat. Jadi tepat waktunya kapan kita kasih, tepat dosisnya, dan tepat aplikasinya,” lanjut Samsul.
Cheese bomb Pizza Hut Foto: Azalia Amadea/kumparan
Salah satu lokasi kemitraan dari program ini adalah kelompok petani di Megamendung, Bogor. Dengan luas hampir 3 hektare dan ketinggian 900-1.300 meter di atas permukaan laut (MDPL), pertanian di kawasan ini memiliki iklim yang ideal untuk menanam berbagai jenis sayuran segar. Greenhouse yang dilengkapi dengan fasilitas modern memungkinkan hasil pertanian tetap terjaga kualitasnya.
ADVERTISEMENT
"Kita cari lokasi yang ketinggiannya 1.000 meter. Jadi memilih bukan ngawur. Ini kan landasan programnya GAP. Jadi itu sebenarnya komperehensif jadi ada keuntungan si petani, si pemakai juga," ujar Samsul.