Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Media sosial diramaikan oleh kabar duka atas meninggalnya Bu Tumini, pemilik mi ayam legendaris di Yogyakarta . Kabar tersebut pertama kali tersiar dari cuitan akun Twitter @InfoMieAyamYK pada hari Sabtu, (8/2), pukul 07.27 pagi.
ADVERTISEMENT
Berita meninggalnya Bu Tumini lantas banyak diperbincangkan oleh para penggemar mi ayamnya. Hingga saat ini, nama 'Bu Tumini' menjadi trending topic Twitter Indonesia.
Selain mendoakan kepulangan dari Bu Tumini, banyak netizen yang mengenang cita rasa dari sajian mi ayamnya yang begitu nikmat.
Bila dibandingkan dengan mi ayam pada umumnya, mi buatan Bu Tumini ini memang punya perbedaan yang sangat khas. Tak seperti kuah mi ayam biasanya yang bening, mi ayam Bu Tumini punya konsistensi yang kental dengan tampilan cokelat gelap. Hampir mirip seperti semur.
Porsinya pun jumbo, dengan helaian bakmi cukup tebal. Usaha mi ayam Bu Tumini ini sudah ada sejak tahun 1990-an, dan pertama kali didirikan di kawasan Terminal Giwangan.
ADVERTISEMENT
Meski hanya berupa warung kecil, namun pengunjungnya tak pernah sepi. Bahkan, dalam beberapa pemberitaan, satu harinya bisa terjual hingga ribuan porsi.
Alasannya, tentu saja karena cita rasanya yang sangat memikat dan melekat. Sulit untuk melupakan kenikmatan dari mi ayam Bu Tumini.
Hesti, (24), seorang karyawan swasta yang sempat kuliah di Yogyakarta adalah salah satu penggemar berat mi ayam buatan Bu Tumini.
Menurutnya, hidangan mi ayam buatan beliau telah melahirkan ikon mi ayam jawa, dengan kuah yang pekat, gurih, juga legit. Komposisi dalam semangkuk mi ayam Bu Tumini sangatlah khas, dan tak ada yang bisa menyaingi.
"Kesan pertama gue pas makan mi ayam Bu Tumini, tuh langsung jatuh cinta, sih. Ini jujur. Gue pecinta mi ayam, dan mi ayam Bu Tumini menambah khazanah per-mi ayam-an," ungkapnya saat dihubungi oleh kumparan.
ADVERTISEMENT
Pengunjung pun bisa memilih ukuran porsi sesuai selera; ada yang setengah porsi, satu porsi, atau ukuran jumbo. Selain itu, terdapat sajian ceker sebagai pelengkapnya.
Dari segi harga, mi ayam Bu Tumini terbilang terjangkau. Bahkan, meskipun ramai pembeli, menurut penuturan Hesti, harganya tetap murah dan cenderung stabil.
Untuk satu porsi mi ayam biasa, hanya seharga Rp 10 ribu, sementara yang jumbo dibanderol Rp 14 ribu.
Bukan mereka yang berdomisili di Yogyakarta saja yang ketagihan akan cita rasa mi ayam Bu Tumini. Aan (38), jauh-jauh datang dari Malang untuk mencicipi mi ayam Bu Tumini.
Sama seperti Hesti, pertemuan pertamanya dengan mi ayam Bu Tumini sangatlah berkesan.
"Topping-nya yang melimpah itu yang bikin wow! Kesannya, luar biasa rasanya . Enak banget untuk makanan seharga Rp 10 ribu. Rasanya ngangenin," kisahnya kepada kumparan saat dihubungi melalui Twitter.
ADVERTISEMENT
Memang, saat cita rasa telah berhasil membuat lidah 'jatuh cinta', rasa rindu untuk mencecapnya kembali tak pernah sirna. Begitu pun yang dialami oleh Dimas Irsyad (29), setelah mencoba kuliner Yogya ini. Bumbu kental dalam sajian mi ayam tersebut membuatnya ingin kembali menyantapnya lagi.
"Kesan pertama bumbu mi ayam yang dituang diatas mi nya itu khas. Ya, pasti pengin kembali lagi, rasanya beda dengan yang lain. Istilahnya, mi ayam Tumini salah satu legend-nya mi ayam di Yogyakarta," jelas Dimas saat dihubungi lewat direct message Twitter.
Meski kini sang pemilik telah tiada, namun cita rasa mi ayam buatannya akan terus abadi, senantiasa dinikmati dan dirindukan oleh penikmatnya.
Selamat jalan, Bu Tumini.
ADVERTISEMENT