Pengakuan Para Penjual Bakso dan Mi Ayam yang Laris-manis Saat Lebaran

17 Mei 2022 15:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual mi ayam di Tebet, Jakarta Selatan. Foto: Azalia Amadea/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penjual mi ayam di Tebet, Jakarta Selatan. Foto: Azalia Amadea/kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kamu menyadari bahwa saat Lebaran justru menjadi hari panen para penjual bakso dan mi ayam di sejumlah tempat?
ADVERTISEMENT
Kalau iya, sama dengan pengamatan kami. Tim kumparanFOOD sempat mengamati para pedagang bakso dan mi ayam di Jakarta hingga Bekasi. Hampir setiap kami melewati jalanan, pada hari Idul Fitri, para pedagang makanan “fast food” ala Indonesia ini justru menuai panen.
Penjual bakso dan mi ayam laris-manis. Hal ini pun turut diakui oleh beberapa pedagang yang sempat kami wawancarai. Ada yang mengaku penjualannya meningkat dua kali lipat hingga 100 persen. Ada juga yang hanya berdagang beberapa jam saja, mi ayamnya langsung ludes diburu pelanggan saat Lebaran.
Bagaimana kisah selengkapnya?

Mie Ayam Papa Sky: “Naik 100 persen!”

Mie Ayam Papa Sky di Bekasi. Foto: Mie Ayam Papa Sky
Deni Christiawan (37) mengaku kepada kumparanFOOD bahwa omzet penjualannya meningkat 100 persen hari raya Lebaran kemarin. Peningkatan ini terjadi pada hari Lebaran pertama dan kedua.
ADVERTISEMENT
“Di hari Lebaran pertama meningkat hingga 100 porsi, dari yang biasanya di angka 45 porsi. Di Lebaran kedua 100 porsi, lalu di Lebaran ketiga hingga hari minggu kemarin saat orang2 sudah balik mudik itu mencapai sekitar 80 porsi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Deni mengatakan padahal saat Lebaran ia sempat menaikkan harga penjualan lantaran banyak bahan pokok yang harganya naik. Dari harga Rp 10 ribu per porsi, menjadi Rp 12 ribu. Kendati saat buka di hari Lebaran ternyata banyak pelanggan dan pembeli yang cukup antusias makan mi ayam buatannya. Ia pun hanya berjualan 4 jam dan dagangnya langsung ludes.
“Mengingat selama Ramadhan penjualan cukup anjlok, pas buka di hari Lebaran ternyata banyak pembeli. Keluar jam 7, jam 11 sudah habis. Menu yang dibeli pun dari mi ayam polos hingga mi ayam komplit dan juga pangsit rebus,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Deni menjelaskan bahwa saat ini penjualannya sudah kembali normal. Kenaikan harga menu pun ia pertahankan lantaran harga bahan pokok yang belum stabil dan pelanggan juga sudah memaklumi. “Karena memang sejak Mie Ayam Papa Sky buka di tahun 2020, baru tahun ini naik harganya,” tutur Deni.

Mie Ayam Jos Nyos Benhil ala Wonogiri: “Rata-rata H plus 1-4 Lebaran naik dua kali lipat”

Mie Ayam Jos Nyos Benhil cabang Tebet, Jakarta Selatan. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Keuntungan yang sama rupanya juga dirasakan oleh Badrun, penjaja Mie Ayam Jos Nyos Benhil ala Wonogiri cabang Tebet, Jakarta Selatan. Laki-laki 23 tahun itu menerangkan bahwa penjualan mi ayam di tempatnya meningkat dua kali lipat.
“Rata-rata mulai H plus 1 sampai 4 Lebaran penjualan naik dua kali lipat. Dari hari biasa biasanya 100-an porsi, kemarin itu bisa 200-an porsi. Tapi sekarang sudah mulai normal lagi, soalnya juga sudah banyak pedagang lain yang buka,” katanya.
ADVERTISEMENT
Pedagang mi ayam gerobakan yang sudah ada sejak 2017 ini mengaku memang tak pernah libur berjualan. Bahkan ketika hari raya Idul Fitri pun mereka buka, dan melayani pelanggan mulai pukul 8 pagi hingga 8 malam.

Bakso Pak Kumis: "Laris Manis Setelah Pandemi”

Bakso Solo Pak Kumis, Kodamar. Foto: Monika Febriana/Kumparan
Berkah Lebaran juga dirasakan oleh penjual bakso yang satu ini. Mujiono (51) atau yang biasa dipanggil Pak Kumis mengaku bahwa meraup keuntungan hingga dua kali lipat dari biasanya. Bahkan Pak Kumis juga mengatakan tingginya penjualan bakso ini berlaku hingga 10 hari setelah Lebaran. Pak Kumis berhasil menjual hingga 200 porsi sehari.
“Sudah 2 tahun saya enggak jualan. Saya baru jualan lagi dua minggu sebelum Lebaran tahun ini. Sebelumnya saya enggak berani buka karena COVID kan enggak boleh berkerumun. Alhamdulillah sekarang sudah bisa jualan. Yang penting kita mensyukuri aja berapa rezekinya. Kalau tidak bersyukur nanti Allah marah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Akibat dari pandemi COVID-19, Pak kumis tidak berani membuka usaha bakso miliknya. Hal tersebut dikarenakan lokasi tempat dia berjualan merupakan kompleks TNI yang ketat akan peraturan. Setelah pandemi dirasa membaik, Pak Kumis mulai berani berjualan bakso kembali. Tidak main-main omzetnya juga meningkat saat hari raya Idul Fitri.

Mi Ayam Pak Jangkung: “Berkah Tidak Mudik Saat Hari Raya”

Mi Ayam Pak Jangkung, Kodamar. Foto: Monika Febriana/Kumparan
Mudik menjadi tradisi bagi sebagian orang dalam menyambut hari raya. Namun tidak seperti kebanyakan orang yang memilih mudik, Ricky (32) justru tetap di Jakarta dan berjualan mi ayam. Hal tersebut dilakukannya untuk membantu pamannya mengurus usaha mi ayam gerobakan.
Namun siapa menyangka, ternyata dibalik keputusannya tidak mudik, laki-laki berusia 32 tahun ini justru mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka. “Alhamdulillah ya kak, semenjak Lebaran dagangan saya jadi laku. Mungkin karena mi ayam lain di daerah ini pada tutup mudik kali ya. Jadi pada belinya di sini,” kata ricky.
ADVERTISEMENT
Ricky juga mengaku bahwa sebagai pedagang mi ayam gerobakan sederhana ini omzetnya sebelum Lebaran hanya dapat menjual sekitar 20-30 porsi. Pada saat Lebaran, dia bisa menjual hingga lebih dari dua kali lipatnya. Dengan menyajikan mi ayam komplit dengan harga terjangkau. Maka mi ayam ini menjadi primadona baru bagi para pecinta mi ayam khususnya di bagian utara Jakarta.
Reporter: Monika Febriana