Perbedaan Serabi dan Surabi, Jajanan Pasar Serupa Tapi Tidak Sama

25 September 2022 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembuatan Serabi Ambarawa. Foto: Safira Maharani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan Serabi Ambarawa. Foto: Safira Maharani/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal serabi? Kue tradisional khas Indonesia ini terkenal dengan rasanya yang manis nan lembut. Tidak hanya serabi, ternyata Indonesia juga memiliki surabi. Lalu, apa saja perbedaan kedua jajanan pasar ini, ya?
ADVERTISEMENT
Jajanan tradisional bercita rasa manis memang selalu sukses membuat kita ketagihan melahapnya. Salah satu jajanan tradisional yang terkenal di Indonesia adalah serabi. Kue bertekstur empuk dan bercita rasa manis nan gurih kelapa ini paling nikmat dimakan saat panas-panas.
Kendati demikian, bak memiliki saudara kembar, serabi juga dikenal dengan sebutan surabi. Lantas, apa perbedaannya? Dilansir dari berbagai sumber, tim kumparanFOOD telah merangkum beberapa perbedaan antara serabi dan surabi. Yuk, simak di bawah ini!

Asal daerah serabi dan surabi

Srabi Notosuman Ny Handayani dalam Kampoeng Tempo Doeloe, Kelapa Gading, Senin (12/9). Foto: Monika Febriana/kumparan
Meskipun memiliki nama yang hampir sama, ternyata kedua kue tradisional ini berasal dari daerah yang berbeda. Serabi berasal dari bahasa Jawa yakni “rabi” yang artinya “kawin”. Konon kata ini menggambarkan proses pembuatan serabi yang singkat alias “sekali kawin” sudah jadi. Sementara itu, penyebutan surabi berasal dari bahasa Sunda yaitu “sura” yang memiliki arti “besar”.
ADVERTISEMENT

Bahan baku

Perbedaan pertama terletak pada bahan baku yang digunakan. Serabi atau srabi biasanya dibuat oleh berbagai macam bahan; di antaranya tepung beras, gula, santan kelapa, vanila, pasta pandan, dan garam. Sementara itu, bahan pembuatan surabi jauh lebih sederhana yaitu menggunakan tepung terigu.

Topping

Surabi di Waroeng Setiabudhi, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Serabi hanya memiliki dua varian rasa, yaitu original dan meses cokelat. Rasa serabi pun biasanya lebih manis. Sementara itu, surabi ada yang disajikan menggunakan oncom gurih. Namun ada juga yang disajikan dengan menggunakan kuah kinca atau gula merah cair untuk versi manisnya. Bahkan, surabi di Bandung kini tampil lebih kekinian dengan aneka topping, seperti telur, ayam, mayones, cokelat, hingga durian.

Cara memasak

Meskipun memiliki nama yang hampir sama. Ternyata kedua kuliner tradisional ini memiliki proses memasak yang berbeda. Serabi solo umumnya dimasak menggunakan wajan. Sementara itu, surabi dimasak menggunakan tungku dari tanah liat dan kayu bakar. Meskipun sudah ada kompor, penggunaan wajan kecil dari tanah liat tetap dipertahankan untuk menciptakan tekstur dan aroma nan khas.
ADVERTISEMENT

Bentuk

Serabi Ambarawa. Foto: Safira Maharani/kumparan
Serabi biasanya disajikan dalam bentuk bulat yang pipih. Sehingga memudahkan untuk digulung menggunakan daun pisang. Terlihat juga serabi memiliki pinggiran kecokelatan yang renyah selagi masih hangat. Sementara itu, surabi biasanya memiliki bentuk bulat yang lebih tebal tanpa pinggiran dengan bagian dalam kue seperti berongga layaknya martabak.
Nah. dari kedua jajanan pasar ini manakah favorit kamu?
Penulis: Monika Febriana