Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Perjalanan Hamzah Sulaiman, Pemilik Restoran The House of Raminten
24 April 2025 19:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Seniman sekaligus pengusaha asal Yogyakarta, Hamzah Sulaiman, atau yang dikenal dengan nama Raminten meninggal dunia pada Rabu (23/4). Ia mengembuskan napas terakhirnya di usia 75 tahun setelah dirawat di rumah sakit sejak Senin (21/4).
ADVERTISEMENT
Menurut Parjirono Wijoyo, Tim Pengembangan Hamzah Batik yang mewakili pihak keluarga, Hamzah sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak Senin (21/4). Selain faktor usia, Hamzah juga diketahui memiliki riwayat penyakit gula.
"Kami atas nama pihak keluarga, anak cucu, menyampaikan bahwa Bapak Hamzah benar telah berpulang pada hari Rabu (23/4) di Rumah Sakit Sardjito, pukul 22.34 WIB," kata Parjirono Wijoyo, Tim Pengembangan Hamzah Batik, mewakili keluarga ditemui di PUKJ.
Nama Hamzah Sulaiman begitu melekat di dunia kuliner dan budaya Yogyakarta, terutama lewat restoran ikonik miliknya, The House of Raminten. Berdiri sejak 26 Desember 2008 di kawasan Kotabaru, restoran ini tak hanya menyuguhkan makanan khas Jawa, tapi juga atmosfer budaya tradisional yang kental.
ADVERTISEMENT
Mulai dari dekorasi penuh ornamen Jawa, aroma dupa yang menenangkan, hingga staf yang mengenakan pakaian adat khas abdi dalem Keraton, semuanya mencerminkan semangat Hamzah dalam melestarikan budaya.
Nama Raminten sendiri awalnya merupakan karakter yang ia bawakan saat pentas ketoprak di salah satu stasiun tv lokal. Ia tampil sebagai perempuan Jawa lengkap dengan kebaya, jarik, dan konde, dan karakter ini kemudian menjadi ikon yang melekat dengan dirinya hingga ke nama restorannya.
Dikutip dari laman House of Raminten, restoran ini awalnya hanya menjual aneka jamu, mulai dari jamu beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, asam urat, dan berbagai jamu lainnya. Kemudian dalam perjalanannya, mereka kemudian menjual sego kucing seharga Rp 1.000.
Menu sederhana ini justru menjadi titik awal popularitas restoran. Dari sinilah pelanggan mulai berdatangan, bahkan rela mengantre demi merasakan pengalaman mencicipi sego kucing khas Raminten. Bahkan hingga kini, sego kucing seribu rupiah tetap menjadi ikon yang tidak tergantikan di tempat makan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak hanya restoran, Hamzah juga merupakan pendiri Hamzah Batik, yang dulu bernama Mirota Batik Malioboro. Ia mendapat gelar kehormatan Kanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo dari Sri Sultan Hamengku Buwono X karena rasa cintanya terhadap budaya Jawa dan Keraton Yogyakarta.