Pertama Kali Coba Jajanan Khas Bali, Jagung Ketan Rebus yang Pulen dan Kenyal

11 Maret 2020 16:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jagung ketan Foto: Azalia Amadea/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jagung ketan Foto: Azalia Amadea/Kumparan
ADVERTISEMENT
"Jagung...jagung...," pekik seorang penjual keliling yang lewat depan rumah.
ADVERTISEMENT
Seketika saya pun menghentikan lajunya. Bermodalkan sepeda motor dan sebuah kotak dari styrofoam putih, Ali namanya, menjajakan jagung dan kacang rebus. Sederhana tapi nikmat untuk dijadikan camilan sore nan ringan.
"Jagungnya mbak, ada jagung manis dan ketan. Ada juga kacang rebus," ucapnya sembari menawarkan.
Dari sekian makanan yang ia tawarkan, saya agak asing dengan jagung ketan. Untuk itu, saya memutuskan membelinya beberapa buah, serta kacang rebus buat ngemil. Sambil jajan, saya pun penasaran apakah makanan ini memang khas Bali; karena ini pertama kali saya menemukan jagung ketan.
Jagung ketan Foto: Azalia Amadea/Kumparan
"Bisa dibilang ini makanan khas Bali, tapi sebenarnya jagung ini juga tumbuh di Pulau Jawa. Biasanya saya juga suka bawa yang jagung ketan hitam (injen), tapi ini hari lagi habis," tambah laki-laki berusia 27 tahun itu kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Ali mengungkapkan, kalau dalam merebus jagung ia menggunakan air biasa saja, tanpa tambahan gula. Waktu merebusnya juga tergantung seberapa banyak jagung yang hendak ia jual hari itu. Jagung rebusnya ia jual dengan harga Rp 10 ribu per tiga buah, kecuali jagung ketan hitam dibanderolnya Rp 5.000 per buah.
Jagung ketan Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Tak sabar saya langsung mengupas dan menggerogoti jagung kentan. Dari luar tampak kulit jagung ketan ini sama dengan jagung pada umumnya. Hanya saja ketika dikupas, butiran biji jagung putih langsung terlihat jelas. Ya, jadi perbedaan jagung ini memang dari bijinya yang lebih putih, persis butiran beras ketan.
Ketika digigit, teksturnya yang pulen, agak lengket, dan kenyal benar-benar mirip ketan. Unik! Baru pertama kali saya merasakan jagung ketan ini. Rasanya memang tak semanis jagung manis. Juga tak renyah, apalagi berair.
Jagung ketan Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Menikmati jagung ketan setengah bonggol saja sudah membuat saja kenyang. Biji jagungnya memang sangat padat, seperti sedang menikmati nasi. Makannya juga begitu saja, sederhana namun cukup memikat.
ADVERTISEMENT
Mengutip website resmi Kabupaten Buleleng, Bali, jagung yang juga dikenal dengan sebutan 'pulut' (artinya ketan) ini rupanya ditemukan pertama kali di China pada tahun 1900.
Jagung putih ini memiliki karakter endosperm dengan warna kusam seperti lilin. Kadar air biji jagung ini biasanya kurang dari 16 persen. Berdasarkan penelitian, jagung ketan dapat digunakan untuk campuran bahan baku kertas, tekstil dan industri perekat.
Jagung ketan Foto: dok.shutterstock
Di Indonesia jagung ketan biasa dinikmati dengan cara direbus atau bakar. Lalu juga bisa untuk campuran nasi, pembuatan emping, marning dan glontor (makanan khas Jawa Tengah, berupa jagung pipil rebus dimakan bersama parutan kelapa dan garam).
Di balik tekstur dan tampilannya yang unik, ternyata masih jarang yang mengonsumsi jagung ketan ini. Enggak heran kalau saya termasuk salah satu yang baru mencoba jagung ketan ini. Bagaimana dengan kamu, sudah pernah makan jagung ketan?
ADVERTISEMENT