Profil DeAilee Tam, Chef Perempuan Terbaik se-Asia 2021 yang Dulu Sekolah Teknik

19 Mei 2021 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi chef perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi chef perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penghargaan chef atau juru masak terbaik se-Asia kembali digelar. Kini, DeAille Tam berhasil memenangkan kategori juru masak perempuan terbaik se-Asia tahun 2021. Pencapaian ini diraihnya setelah bertahun-tahun bergelut dalam dunia kuliner.
ADVERTISEMENT
Mengutip South China Morning Post, sebelumnya Tam pernah mendapatkan penghargaan Michelin Star pada tahun 2018. Saat itu ia sedang bekerja bersama Alvin Leung, seorang juru masak senior dan pemilik restoran Bo Innovation dan Bo London. Kini, mengikuti jejak seniornya, Tam sudah menjalankan bisnis restorannya yang dinamakan Obscura di Shanghai.
Bagi Tam, penghargaan terbarunya memberi kesempatan untuk berhubungan lebih luas lagi dengan pelanggan dari berbagai belahan dunia. "Saya ingin orang-orang paham bila masih banyak masakan khas China dari berbagai pelosok daerah, dapat senantiasa disajikan pada para pengunjung," tuturnya.
Menilik perjalanan karier Tam sendiri, tampaknya tidak selalu mulus. Sebelum ia diakui sebagai seorang perempuan yang ahli dalam bidang masak-memasak. Dirinya bercerita, kalau selama beberapa tahun, ia menjadi bagian dari mahasiswi teknik sipil, yang mana bukan merupakan keinginannya.
ADVERTISEMENT
Ibunya menyarankan Tam untuk masuk ke Universitas Waterloo, Kanada dan mengambil program studi teknik. Menurutnya, saat itu teknik jadi pilihan terbaik lantaran ia bisa membuat bangga kedua orang tuanya.
Namun, setelah menjalani perkuliahan sampai penghujung semester, ia tak menemukan keahliannya berkembang di bidang tersebut. Alhasil, saat waktu senggang kala dia sedang berkumpul dengan teman, Tam memanfaatkan waktu dengan berkreasi di dapur.
Seringkali teman-teman Tam meminta untuk dibuatkan kue ulang tahun. Dengan senang hati, Tam melayani mereka karena ia merasa kalau kegiatan itu dapat sejenak membuat pikiran tenang. Tak disangka, rupanya ia justru lebih mahir dalam menggeluti aktivitas baking. Terkadang, Tam menghabiskan biaya hidupnya hanya untuk membeli peralatan masak.
Melihat adanya potensi baik dalam diri Tam, membuatnya secara nekat mengambil sekolah khusus tata boga di Kanada. Waktu libur, ia pergunakan untuk pergi belajar ke George Brown College, Culinary School, Toronto. Dia banyak mendapat ilmu baru, seperti kajian nutrisi makanan serta ilmu gastronomi lainnya.
ADVERTISEMENT
Tak ada dari praktik memasak yang membuatnya kesulitan. Justru Tam sangat menikmati semua proses tersebut. Ini laiknya belajar di lab sains tapi objek yang dikerjakannya adalah satu hal yang sangat ia sukai. Sehingga tak ada keraguan dan kesulitan yang memberatkannya sepanjang ia mempelajari semua hal baru itu.
Ilmunya tak berhenti di situ saja. Setelah lulus, perempuan asal Hong Kong itu pun balik ke kampung halaman. Ia kemudian bertemu dengan Alvin Leung. Alvin mengajaknya untuk mengarungi serta menjelajah, bilik-bilik dunia kuliner Asia yang belum banyak diketahui oleh Tam.
Bagai mendapatkan lotere, Tam tak menyangka keputusannya meninggalkan sekolah teknik, berujung indah. Seperti yang disebutkan sebelumnya, berdasarkan pengalaman dan kreasinya di dapur, ia telah diakui sebagai bintang Michelin 2018.
ADVERTISEMENT
Rasa bangga dan tak menyangka kalau dia ternyata sudah jalan sejauh ini masih sering ia rasakan. Apalagi ketika dirinya mulai membuka restoran, banyak tantangan yang tak terbayangkan sebelumnya. Tapi, semua itu telah menambah kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
"Saya berharap hal ini bisa menginspirasi banyak orang. Semoga mereka memiliki keberanian dan hasrat untuk mengikuti keinginannya. Mungkin, jika mendengar cerita saya, maka mereka akan terbantu atau setidaknya mencoba suatu hal tanpa adanya rasa penyesalan," tutup Tam.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya