Ragam Pangan Lokal NTT, Keunikan Kuliner Khas dari Indonesia Timur

24 Agustus 2021 18:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pohon sorgum Foto: Dok.KEHATI
zoom-in-whitePerbesar
Pohon sorgum Foto: Dok.KEHATI
ADVERTISEMENT
Keragaman karakteristik cita rasa kuliner khas Indonesia memang terbentuk dari penggunaan rempah dan bumbu hasil pangan lokal setempat. Ada yang mempunyai sensasi rasa serta aroma yang sangat kuat ataupun sebaliknya. Namun, masing-masing menyelipkan kenikmatan khas tersendiri.
ADVERTISEMENT
Misalnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu wilayah Indonesia timur yang punya karakteristik masakan agak berbeda namun unik. Menurut Ade Putri, culinary storyteller, tak seperti makanan di wilayah Indonesia barat, karakter makanan khas NTT justru terbentuk karena minimnya penggunaan bumbu. Makanan di sana umumnya menonjolkan cita rasa asli dari bahan utama hidangan tersebut.
Ade Putri juga mengatakan bahwa masyarakat NTT terbiasa akan cita rasa masakan yang benar-benar murni dan minim bumbu. “Seperti karakter masakan dari daerah Indonesia Timur yang lain, kuliner NTT menonjolkan bahan asli, tidak memberi banyak tambahan bumbu sebagai cita rasa. Jadi, proses memasaknya simpel saja,” kata Ade, dikutip dari rilis yang kumparanFOOD terima, Selasa (24/8).
Ade Putri, culinary storyteller Indonesia Foto: Dok. Istimewa
Bukan hanya Ade, ternyata Renata Puji Sumedi Hanggarawati, Agroecosystem Program Manager dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) juga berbagi pengalaman serupa. Dirinya mengungkapkan, warga lokal di sana lebih senang makan ikan yang langsung dibakar tanpa diberi bumbu tambahan. Supaya rasa manis daging ikan bisa langsung terasa.
ADVERTISEMENT
“Atau, menu favoritnya adalah ikan kuah asam. Hanya dengan rempah jahe, lengkuas, tomat, garam, dan irisan daun jeruk, cita rasanya luar biasa,” tambahnya.
Kesederhanaan kuliner NTT menandakan bahwa sumber pangan lokal di sana begitu alami. Selain hasil laut, NTT juga memiliki aneka sumber karbohidrat, serta ragam biji-bijian yang melimpah. Masyarakat setempat mengandalkan sumber pangan lokal ini sebagai makanan sehari-hari. Ini juga yang membentuk pola makan sehat versi warga lokal NTT.
Nah, soal pangan lokal NTT sebenarnya terdiri dari varietas yang cukup banyak, lho. Sayang, belum banyak tahu tentang hasil bumi mereka. Tapi, jangan khawatir karena berikut ada rangkuman lima pangan lokal khas NTT yang unggul, berkarakter unik, serta begitu khas.
ADVERTISEMENT

1. Sorgum

Beras sorgum Foto: Dok. Istimewa
Akhir-akhir ini, konsumsi sorgum sebagai pengganti karbohidrat nasi sedang naik daun. Pasalnya, pangan lokal satu ini bersifat bebas gluten, yang artinya bisa membantu meminimalisasi kadar gula darah.
Di wilayah NTT, varian sorgum sangat beragam. Serupa dengan beras, serat atau biji-bijian tersebut memiliki berbagai warna; ada warna putih, cokelat, kuning, merah, merah marun, hingga hitam. Begitupun teksturnya, ada sorgum yang lebih pera atau sebaliknya, terasa pulen. Masyarakat lokal biasanya mengolah sorgum menjadi bubur, sereal, sampai popgum; atau popcorn dari biji sorgum.
“Bukan hanya diambil bulirnya (biji), batang sorgum bisa dimanfaatkan menjadi gula sorgum, atau difermentasi menjadi kecap,” kata Puji.

2. Jewawut

Ilustrasi tanaman jewawut. Foto: Shutter Stock
Mungkin kamu agak asing dengan bahan pangan bernama jewawut. Sebaliknya, masyarakat NTT sudah sering mengolah jewawut sebagai makanan ringan. Disebut-sebut, cita rasa yang tercipta lumayan manis, hampir mirip seperti rasa olahan bubur jagung. Biasanya, bubur jewawut cocok disajikan saat sarapan atau snack sore.,
ADVERTISEMENT
Kendati rasa aslinya lebih tawar, namun saat proses memasak bubur ini memang perlu ditambahkan gula dan santan, sehingga menghasilkan rasa gurih nan manis. Selain itu, bubur jewawut dipercaya sebagai obat herbal oleh masyarakat setempat. Bubur yang mirip jali-jali ini menjadi santapan para ibu yang baru melahirkan untuk memulihkan kembali tubuhnya.

3. Kacang-kacangan

Kacang merah. Foto: PIxabay
Salah satu sumber protein nabati khas NTT adalah kacang-kacangan. Wilayah Indonesia Timur ini memiliki berbagai jenis kacang yang unik; contohnya kacang merah Ende, Paleo, dan Flores Timur. Masyarakat setempat kerap menanamnya langsung di lahan pribadi.
Kadang kala, kacang dicampurkan ke beberapa masakan. Di antaranya nasi, sayuran, jagung, atau bisa juga dijadikan camilan. Dari banyaknya varian kacang yang paling khas dan menarik adalah kacang batik. Rupanya berwarna cokelat polos terdapat bintik-bintik kemerahan. Menurut Ade, rasanya lebih manis daripada kacang tanah.
ADVERTISEMENT

4. Daun kelor

Ilustrasi daun kelor. Foto: Shutterstock
Sudah sejak lama daun kelor terkenal karena gizi dan manfaatnya yang melimpah. Sebelum tumbuhan ini hype di kota-kota besar, wilayah NTT lebih dulu mengonsumsi kelor sebagai asupan guna memperbaiki dan mencegah angka stunting yang jadi permasalahan umum di sana.
Daun kelor tinggi antioksidan, kaya vitamin C, dan banyak kandungan potasium melebihi pisang. Rutin mengonsumsinya, bisa menambah kebutuhan gizi sehari-hari. Bahkan, pangan lokal NTT ini sudah populer dan masuk ke pasar internasional. Tidak heran kalau akhirnya sekarang banyak orang yang memburunya.
Ade sendiri cukup sering mengonsumsi daun kelor. “Ibuku dulu sering memasak bobor daun kelor. Daunnya sendiri nyaris tak punya cita rasa tertentu. Dia akan mengikuti rasa yang kita ciptakan. Dibuat tumis sebetulnya bisa, walaupun tidak lazim. Yang paling sering adalah dibuat sayur bening. Dijadikan salah satu bahan urap dan pecel juga memungkinkan.”
ADVERTISEMENT

5. Biji kopi robusta manggarai flores

Biji kopi manggarai flores dari NTT Foto: Dok.KEHATI
Bukan hanya menghasilkan sumber pangan lokal berupa makanan, NTT juga unggul dengan hasil panen biji kopi. Dikenal sebagai biji kopi robusta Manggarai Flores, tempat ini merupakan penghasil kopi terbesar di NTT.
Di sana kopi ditanam sebaik mungkin. Hingga akhirnya, tercipta biji kopi dengan aroma yang begitu khas. Oleh karenanya, hampir semua kedai kopi di wilayah tersebut menyajikan kopi robusta manggarai flores.
Pemerintah setempat juga memiliki tujuan untuk mengembangkan biji kopi tersebut sebagai potensi lokal yang berharga. Ini karena, biji kopinya memiliki karakter hitam pekat, rasa yang kompleks, dan sensasi harum nan khas.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya