Restoran di Jepang Pekerjakan Waiters Demensia, Sering Salah Catat

29 Agustus 2023 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Restaurant of Mistaken Orders di Tokyo pekerjakan waiters dengan penyakit demensia. Foto: Youtube/The Restaurant of Mistaken Orders
zoom-in-whitePerbesar
The Restaurant of Mistaken Orders di Tokyo pekerjakan waiters dengan penyakit demensia. Foto: Youtube/The Restaurant of Mistaken Orders
ADVERTISEMENT
Jika biasanya waiters salah mencatat pesanan, tamu restoran akan marah, maka berbeda dengan pengunjung yang datang ke The Restaurant of Mistaken Orders, di Tokyo, Jepang.
ADVERTISEMENT
Bukan disengaja, namun waiters di restoran ini sering salah mencatat karena mereka adalah para lansia dengan gangguan penyakit demensia.
Demensia adalah kemampuan memori otak yang menurun seiring usai yang kian menua. Demensia terjadi karena fungsi otak kian rusak akibat penyakit seperti Alzheimer. Penderita demensia sulit mengingat hal-hal dalam jangka pendek.
Meski begitu, lansia dengan demensia ini tidak lantas dikucilkan, melainkan mendapat dukungan dari pengusaha restoran The Restaurant of Mistaken Orders, Shiro Oguni.
The Restaurant of Mistaken Orders di Tokyo pekerjakan waiters dengan penyakit demensia. Foto: Youtube/The Restaurant of Mistaken Orders
Mengutip Japan Go, konsep ini Oguni temukan berdasarkan pengalamannya sendiri. Dia pernah berkunjung ke panti jompo dan memesan burger. Bukan burger yang datang, pesanan yang diantarkan lansia tersebut justru seporsi gyoza.
Alih-alih marah atau kecewa, Oguni juga mendapat pikiran untuk tetap menghormati makanan yang sudah diantarkan kepadanya dan menerima gyoza tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari situlah, Oguni mengonsepkan sebuah restoran pop-up dengan para pekerja demensia. Sesuai nama tempat makan tersebut yakni The Restaurant of Mistaken Orders, yang artinya restoran salah pesanan.
Arti nama restoran tersebut sudah menggambarkan akan hasil kerja para waiters demensia yang akan kerap salah mencatat atau mengantarkan makanan.
Dalam tayangan YouTube The Restaurant of Mistaken Orders, terlihat para lansia itu juga sering mengulang-ulang pesanan yang diminta para tamu.
Dalam data yang diungkap di video tersebut, hampir 40 persen pesanan yang tercatat salah. Meski begitu, 99 persen tamu mengaku merasa bahagia, dan 95 persen tamu bisa mengerti bagaimana keadaan para penderita demensia tersebut.
Walaupun mungkin pelayanan di restoran ini tidak 100 persen sempurna, tapi tamu tetap merasa senang. Oguni juga menjamin makanan yang mereka suguhkan memiliki rasa sangat lezat.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya tamu, para waiters lansia itu pun tampak tak berhenti senyum serta tawa mereka turut membawa kebahagian untuk para tamu restoran.