Restoran Ini Minta Maaf Usai Gelar Atraksi Tari Perut di Dekat Masjid Singapura

5 Januari 2023 18:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minta maaf. Foto: aijiro/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minta maaf. Foto: aijiro/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Restoran Turki bernama Derwish di Singapura, meminta maaf kepada komunitas Muslim setelah hadirkan pertunjukan tarian perut yang mengundang pro dan kontra. Pasalnya, penari tersebut dinilai mengenakan pakaian yang tidak layak, padahal berdekatan dengan sebuah masjid.
ADVERTISEMENT
Mengutip Asia One, hiburan tersebut diadakan di Kampong Glam yang berdekatan dengan sebuah bangunan peribadatan orang Islam. Hal ini pun diungkapkan oleh pengguna Facebook, bernama Jalal Sarimon dalam unggahannya, pada Sabtu (24/12) lalu.
Dalam unggahannya, Jalal mengatakan bahwa pertunjukan atau atraksi tersebut memperlihatkan seorang penari perut dengan pakaian terbuka. Bahkan, dia pun mempertanyakan sikap restoran yang terkesan tidak menghargai komunitas Muslim sekitar.
“Restoran Turki di Jalan Bussorah, menyelenggarakan tarian perut di luar restoran, di sebelah Masjid Sultan. Penarinya hampir telanjang dengan pakaian terbuka. Di mana rasa saling menghargai kepada komunitas Muslim dan masjid yang suci?,” tulis Jalal dalam unggahannya.
Bahkan, membalas komentar di postingannya, Jamal mengatakan bahwa pemilik restoran tersebut adalah warga Singapura yang non-Muslim. Kendati demikian, dia menyayangkan bahwa warga asli Negara Singa tersebut pun tidak memiliki rasa saling menghargai antar umat beragama.
ADVERTISEMENT
“Sangat sedih orang Singapura kami sendiri tidak memiliki rasa saling menghargai dan toleransi terhadap agama kami (Islam),” ujar Jalal.

Tanggapan restoran Derwish Turkish

Tak berselang lama, restoran Derwish Turkish pun membuat beberapa klarifikasi terhadap unggahan dari Jalal Sarimon. Selain itu, restoran tersebut pun menyampaikan permintaan maaf yang juga diunggah di halaman Facebook-nya, pada Minggu (25/12).
Dalam unggahanya, restoran tersebut menggarisbawahi bahwa tarian perut diselenggarakan sebagai bentuk penghargaan kepada para pelanggan tetap. Restoran mengatakan tidak ada maksud dan niatan untuk tidak menghargai komunitas Muslim atau pun Masjid Sultan.
Lebih lanjut, pada poin kedua, restoran tersebut mengatakan bahwa tidak benar bila penari yang tampil di hadapan para pelanggan mengenakan pakaian yang tidak layak hingga dicap “hampir telanjang”.
ADVERTISEMENT
“Penari kami yang tampil, pada kenyataannya, mengenakan daleman berwarna kulit (sebelum) memakai kostum (biru) penari perut. Tidak terpikirkan bagi kami untuk mengizinkan penari berpakaian minim di depan restoran, mengetahui kedekatan kami dengan masjid,” ujar restoran tersebut.
Selain itu, Derwish Turkish juga menyangkal bahwa restoran tersebut dimiliki oleh non-Muslim. Menurut restoran, seseorang non-Muslim yang dimaksud oleh Jalal Sarimon hanyalah berposisi sebagai manajer dan bukan pemilik bisnis.
Terakhir, restoran pun tetap menyampaikan permintaan maaf kepada komunitas Muslim yang tersinggung. Selain itu, tempat makan tersebut juga berjanji tidak akan ada kejadian serupa dan akan terus berusaha agar menjadi restoran yang lebih baik lagi.
“Sebagai bisnis milik Muslim yang telah mengoperasikan restoran di sekitarnya selama bertahun-tahun, kami tanpa pamrih menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada semua pelanggan dan komunitas Muslim pada umumnya, bila ada pelanggaran yang dilakukan,” pungkas unggahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Penulis: Monika Febriana