Riset: 1 dari 3 Orang Indonesia Masuk Kategori 'Tukang Ngemil'

14 Desember 2017 15:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berbicara mengenai tips menyantap cemilan (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Berbicara mengenai tips menyantap cemilan (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kegiatan mengkonsumsi camilan atau biasa disebut dengan ngemil, menjadi satu kebiasaan yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari. Tak membedakan usia maupun gender, sebagian besar orang Indonesia sering membeli berbagai snack untuk memenuhi kebutuhan 'ngemil' mereka.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menurut penelitian berjudul Snack Habit Report: Indonesia, yang dilakukan oleh Mondelez Indonesia, rata-rata 1 dari 3 orang Indonesia masuk ke dalam kategori heavy snacking.
Apa itu heavy snacker?
Heavy snacker adalah kebiasaan seseorang yang sangat gemar mengkonsumsi camilan dan dapat menghabiskannya dalam jumlah besar.
“Hasil penelitian menyebutkan, rata-rata 1 dari 3 orang Indonesia mengonsumsi lebih dari tiga jenis camilan per harinya, di luar makan besar. Artinya mereka mengonsumsi makanan sekitar enam kali atau lebih setiap harinya,” ujar Khrisma Fitriasari, selaku Head of Corporate and Goverment Affairs Mondelez Indonesia, dalam sesi Snack Talk di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Kamis (14/12).
Penelitian ini didapatkan setelah melakukan survei terhadap 1.500 orang dewasa, serta 500 ibu rumah tangga, dengan cakupan usia anak antara 3 hingga 12 tahun. Ini artinya, tidak hanya anak kecil saja yang gemar menyantap camilan, orang dewasa juga sering mengkonsumsinya untuk menghilangkan bosan.
ADVERTISEMENT
Tara de Thouars, ahli psikolog klinis (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tara de Thouars, ahli psikolog klinis (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
Yang menarik adalah, presentase heavy snacker antara laki-laki dan perempuan ternyata sebanding, yaitu sama-sama berada di kisaran 31 persen. Sisanya, sebesar 48 persen berada di kategori light snacker yang hanya mengkonsumsi snack ketika benar-benar diperlukan.
Hal ini dapat mematahkan anggapan, bahwa wanita lebih gemar mengemil dikarenakan suasana hatinya yang gampang berubah-ubah, terutama saat sedang mengalami PMS.
Kegiatan ‘ngemil’ di Indonesia bukan semata dilakukan untuk mengusir rasa lapar. Namun juga dipicu oleh faktor sosial dan emosional, sebagai perekat interaksi antar sesama. Seperti sudah menjadi rahasia umum, orang Indonesia sangat gemar mengobrol dan camilan memiliki fungsi untuk membuat suasana lebih cair serta santai.
“Orang Indonesia itu tipenya sangat sosial. Hanya 34 persen responden yang mengkonsumsi snack sendirian. Sisanya biasanya mengkonsumsi bersama teman,keluarga, atau anaknya,” tambah Khrisma.
ADVERTISEMENT
Walaupun tingkat konsumsi camilan di Indonesia termasuk kategori yang tinggi, namun berdasarkan penelitian, masyarakat Indonesia mulai sadar untuk memilih camilan yang lebih sehat. Orang-orang sudah banyak yang beralih dari jajanan sarat perasa buatan, menjadi camilan yang sehat, seperti buah, yogurt, biskuit rendah gula, dan lain sebagainya.
Menurut seorang ahli psikolog klinis Tara de Thouars, kegiatan mengkonsumsi cemilan juga memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah meredakan mood
“Kita tidak mungkin benar-benar memusuhi snack. Yang paling mungkin adalah memperhatikan asupan camilan secara cermat agar kita dapat tetap menikmati momen ngemil tanpa merasa bersalah,” tutup Tara de Thouars.