Riset: Konsumsi Kedelai Bantu Turunkan Kolesterol seperti Obat Simvastatin

7 Februari 2023 9:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi susu kedelai. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi susu kedelai. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kedelai mungkin bukan menjadi bahan makanan asing bagi masyarakat Indonesia. Sebut saja tempe dan tahu, dua makanan yang biasa kita makan ini terbuat dari kedelai. Tapi, tahukah kamu, kalau kedelai yang terkandung dalam makanan sehari-hari tersebut juga bisa membantu menurunkan kolesterol?
ADVERTISEMENT
Studi terbaru yang diterbitkan jurnal Antioxidants, pada Desember 2022, menemukan kandungan protein glikinin dan B-conglycinin dalam kedelai dapat membantu menurunkan kolesterol.
"Kami mengukur beberapa parameter yang terkait dengan kolesterol dan metabolisme lipid, serta berbagai penanda lain —protein dan enzim— yang secara positif atau negatif memengaruhi metabolisme lipid (komponen lemak)," terang penulis studi Dr. Elvira de Meji, profesor ilmu pangan di University of Illinois Urbana-Champaign dikutip dari Medical News Today.
Rupanya, Mayo Clinic melansir, bahwa manfaat kedelai ini juga sama fungsinya dengan obat penurun kolesterol yang mungkin biasa kamu konsumsi. Ya, simvastatin.
Rupanya, Dr. de Meji menjelaskan bahwa keefektifan manfaat kedelai ini hampir menyerupai obat simvastatin, dengan persentase berkisar 50-70 persen.
ADVERTISEMENT
"Peptida kedelai yang dicerna mampu mengurangi akumulasi lipid 50-70 persen, dan itu sangat penting. Itu sebanding dengan statin, yang menguranginya hingga 60 persen," tambahnya dikutip dari Eat This.
Hasil keseluruhan penelitian ini pun menunjukkan bahwa asupan varietas kedelai yang sesuai, dapat membantu mengatur kolesterol jahat. Sehingga juga bisa, mencegah risiko penyakit kardiovaskular aterosklerotik (penyempitan pembuluh darah akibat menumpuknya kolesterol).
Kendati demikian, seorang ahli gizi Stephanie Wells, MS, RD menanggapi temuan terbaru ini. Dirinya menjelaskan lebih lanjut bahwa penelitian ini masih berbasis studi in vitro, sehingga masih memerlukan penemuan lebih lanjut.
"Karena ini adalah studi in vitro, kami tidak dapat memastikan apakah efek yang sama pada kolesterol LDL akan terlihat pada manusia," kata Wells.
ADVERTISEMENT
Terlebih, para peneliti menguji 19 jenis kedelai dengan rasio kandungan glikinin dan B-conglycinin yang bervariasi. Hal ini bisa saja menyulitkan masyarakat untuk menemukan jenis kedelai yang tepat agar manfaatnya bisa lebih terasa.
Tak hanya itu, pertimbangan lainnya, kedelai yang digunakan dalam penelitian ini juga sudah dihilangkan lemaknya terlebih dahulu.
"Karena kedelai dihilangkan lemaknya, kami tidak dapat memastikan apakah manfaat yang sama akan terlihat bila mengonsumsi kedelai utuh; seperti edamame, tempe, dan kedelai keriting, atau makanan kedelai olahan minimal seperti tahu dan susu kedelai— yang belum dihilangkan lemaknya," jelas Wells.
Namun memang, Wells mengatakan bahwa penelitian soal manfaat kedelai untuk kolesterol bukanlah kali pertama ini dilakukan. Pada 2015 dalam hasil studi British Journal menemukan bahwa makan kedelai utuh daripada olahan, lebih baik untuk menurunkan kolesterol.
ADVERTISEMENT
"Kedelai adalah jenis kacang atau legum yang bergizi, kaya protein, serat, isoflavon, dan lemak tak jenuh tunggal, serta tak jenuh ganda yang menyehatkan jantung," kata Wells.
Makanan nabati ini memang sejatinya rendah lemak serta kolesterol jahat, yang baik untuk kamu masukkan dalam menu makanan sehat sehari-hari. Dengan begitu, kamu bisa menjaga kadar kolesterol sekaligus kesehatan jantung.