Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Pernah berpikir kenapa nasi padang atau makanan Sunda itu bikin enggak berhenti makan? Bisa jadi itu karena kamu makannya pakai tangan. Bagi sebagian orang, makan pakai tangan memang terasa lebih nikmat. Apa benar demikian?
ADVERTISEMENT
Rupanya pendapat tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Retailing. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa ketika seseorang makan dengan tangannya, makanan tak hanya jadi lebih enak, tapi juga memuaskan.
Hasil penelitian ini dikaitkan dengan proses makan pakai tangan yang memungkinkan seseorang untuk makan lebih banyak; daripada dengan alat makan.
"Sentuhan langsung memicu respons sensorik yang meningkat, membuat makanan lebih diinginkan dan menarik," kata peneliti studi Adriana Madzharov dari Stevens Institute of Technology di AS.
Dalam eksperimen pertamanya, Madzharov meminta 45 mahasiswa sarjana untuk memeriksa dan mengevaluasi keju Muenster secara visual. Mereka memperhatikan keju tersebut sebelum memakannya. Kemudian, ia meminta mereka untuk menjawab pertanyaan tentang perilaku makan mereka.
Setengah dari peserta menggunakan alat (seperti tusuk gigi) untuk memakannya; sementara yang lain mengambilnya dengan tangan. Awalnya, kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan.
ADVERTISEMENT
Lantas, para peneliti menemukan mereka yang melaporkan bahwa mereka tak dapat menolak makanan lezat dan sadar soal apa dan seberapa banyak yang mereka makan; menggunakan tangan mereka. Mereka menemukan keju tersebut terasa lebih enak.
Bahkan ketika Madzharov memanipulasi pemikiran partisipan tentang pengendalian diri, tujuan, dan konsumsi makanan; temuan ini tetap bertahan.
Dalam percobaan kedua, para peneliti memisahkan 145 mahasiswa sarjana menjadi dua kelompok. Kelompok pertama disuruh membayangkan bahwa mereka harus berhati-hati dengan makanan mereka. Mereka diminta untuk mengurangi makan berlebihan untuk mencapai tujuan jangka panjang; agar bugar dan sehat.
Sementara itu, kelompok kedua adalah mereka yang memutuskan untuk tidak terlalu mengkhawatirkan berat badan mereka sepanjang waktu. Mereka mau menikmati makanan lezat lebih sering untuk menikmati hidup dan mengalami kesenangannya.
ADVERTISEMENT
Semua peserta diberi gelas plastik dengan empat donat mini di dalamnya --hanya setengah dari mereka yang diizinkan menggunakan tangan mereka, sementara sisanya menggunakan tusuk gigi.
Seperti dalam percobaan pertama, para peserta kemudian diminta untuk memeriksa secara visual dan mengevaluasi donat mini dalam hal tekstur, kesegaran, kualitas dan nutrisi. Peneliti juga menginstruksikan mereka untuk melaporkan tingkat fokus dan perhatian mereka ketika makan donat mini untuk mendapatkan tingkat kesadaran dan pengalaman sensorik.
Studi ini menemukan bahwa peserta yang diminta berdiet mengevaluasi makanan sampel lebih positif (lebih bisa menahan diri) daripada ketika mereka menyentuhnya langsung dengan tangan mereka. Ini juga menunjukkan bahwa mekanisme penggerak efek ini adalah pengalaman sensorik dalam sentuhan langsung terhadap makanan yang mereka pegang.
ADVERTISEMENT