Riset: Makan Satu Buah Alpukat Setiap Hari Bisa Jaga Kesehatan Usus

17 Desember 2020 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi alpukat Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alpukat Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Bukan apel, pisang, atau mangga, tetapi alpukat ternyata baik dikonsumsi setiap hari, lho. Mengutip Science Daily, studi baru dari University of Illinois menunjukkan kalau menambahkan alpukat sebagai makan sehari-hari dapat bantu meningkatkan kesehatan usus.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, buah ini sudah dikenal sebagai makanan sehat yang tinggi serat pangan dan lemak tak jenuh tunggal. Namun, penelitian baru ini mengungkapkan manfaat lain (yang dapat jadi alasan kamu menikmati alpukat setiap hari); yaitu buah gurih ini baik bagi mikroba dalam sistem pencernaan atau usus kita.
“Kami tahu makan alpukat membantu kamu merasa kenyang dan mengurangi kolesterol darah, tapi kami tidak tahu bagaimana hal itu memengaruhi mikroba usus," kata Sharon Thompson, penulis utama penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition.
Studi ini melibatkan 163 peserta (orang dewasa sehat berusia antara 25 dan 45 tahun) dengan kondisi kelebihan berat badan atau obesitas —BMI minimal 25 kilogram. Mereka membagi peserta menjadi dua kelompok. Satu kelompok mengonsumsi alpukat setiap kali makan, sedangkan kelompok kontrol lain mengonsumsi makanan serupa tetapi tanpa alpukat.
Usus besar dan saluran pencernaan manusia. Foto: Elionas2 via pixabay
Mereka mengonsumsi makanan normal mereka sehari-hari, dengan pengecualian mengganti satu kali makan per hari dengan yang disediakan para peneliti. Tidak lupa, peserta juga melaporkan berapa banyak makanan yang mereka konsumsi, dan setiap empat minggu mencatat semua yang mereka makan. Selain itu, para peserta juga memberikan sampel darah, urine, dan feses selama 12 minggu studi tersebut berjalan.
ADVERTISEMENT
Bukan untuk diet, penelitian ini lebih mengeksplorasi tentang manfaat makan buah alpukat pada mikrobiota saluran cerna. “Tujuan kami adalah untuk menguji hipotesis bahwa lemak dan serat dalam alpukat secara positif memengaruhi mikrobiota usus. Kami juga ingin mengeksplorasi hubungan antara mikroba usus dan hasil kesehatan," kata Hannah Holscher, asisten profesor nutrisi di Departemen Ilmu Pangan dan Nutrisi Manusia dan penulis senior studi tersebut.
Alhasil, para peneliti menemukan bahwa orang yang makan alpukat setiap hari (sebagai bagian dari makanan sehari-hari) memiliki lebih banyak mikroba usus positif —yang memecah serat dan menghasilkan metabolit yang mendukung kesehatan usus. Mereka juga memiliki keragaman mikroba yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak makan alpukat.
"Metabolit mikroba adalah senyawa yang dihasilkan mikroba yang memengaruhi kesehatan," kata Sharon. “Konsumsi alpukat mengurangi asam empedu dan meningkatkan asam lemak rantai pendek. Perubahan ini berkorelasi dengan hasil kesehatan yang bermanfaat."
Ilustrasi Biji Alpukat Foto: Shutterstock/J.chizhe
Jenis lemak yang berbeda memiliki efek yang tak sama pada mikrobioma. Lemak dalam alpukat adalah lemak tak jenuh tunggal, yang menyehatkan jantung. Selain itu, kandungan serat larut dalam alpukat juga sangat penting. Alpukat berukuran sedang menyediakan sekitar 12 gram serat —yang dapat membantu memenuhi rekomendasi serat sekitar 28-34 gram serat per hari.
ADVERTISEMENT
“Kurang dari 5 persen orang Amerika mengonsumsi cukup serat. Kebanyakan orang mengonsumsi sekitar 12-16 gram serat per hari. Jadi, memasukkan alpukat ke dalam makanan dapat membantu kamu untuk memenuhi rekomendasi serat," catat Hannah.
Sama dengan makanan lain yang punya banyak manfaat, begitu pula buah hijau ini. Alpukat adalah makanan padat energi, padat nutrisi, dan mengandung mikronutrien penting —yang kebanyakan orang tidak cukup makan, seperti kalium dan serat.
“Ini adalah buah yang dikemas dengan sangat baik yang mengandung nutrisi yang penting bagi kesehatan. Pekerjaan kami menunjukkan bahwa kamu dapat menambahkan manfaat alpukat untuk kesehatan usus ke daftar itu (makanan untuk kesehatan usus)," tutup Hannah.
Reporter: Natashia Loi