news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Riset: Minum Teh Hijau Bisa Bantu Sembuhkan Alergi

11 Mei 2020 21:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teh hijau Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teh hijau Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Selama ini, teh hijau dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi, yang baik bagi kesehatan. Bukan itu saja, jenis teh sehat ini juga kerap dikonsumsi sebagai minuman diet, karena bisa membantu menurunkan berat badan.
ADVERTISEMENT
Kandungan polifenol pada teh hijau juga dapat mencegah risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. Selain berguna dalam meningkatkan kesehatan tubuh, teh hijau rupanya juga bisa menyembuhkan alergi, lho.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2002 menunjukkan, teh hijau ini bisa meredakan gejala alergi.
Dilansir EurekAlert! tim peneliti di Jepang mengidentifikasi komponen pada teh hijau bernama EGCG ternyata bisa memblokir reseptor sel utama yang terlibat dalam produksi respon alergi.
Meski sebelumnya komponen teh hijau telah diketahui memiliki anti-alergi, para peneliti mengklaim senyawa EGCG tersebut yang paling manjur.
"Teh hijau tampaknya menjadi berpotensi menjadi agen anti-alergi yang efektif. Jika anda memiliki alergi, sebaiknya pertimbangkan untuk meminumnya," kata Hirofumi Tachibana, kepala peneliti studi dan seorang profesor kimia di Universitas Kyushu di Fukuoka, Jepang.
Ilustrasi teh hijau Foto: Shutter Stock
EGCG adalah salah satu dari antioksidan yang paling aktif dan berlimpah, serta diduga menjadi sumber manfaat kesehatan dalam secangkir teh. Kadar EGCG pada teh hijau bahkan lebih tinggi ketimbang jenis teh oolong dan teh hitam.
ADVERTISEMENT
Dalam studi tersebut ditemukan, senyawa EGCG yang telah mengalami pembelahan sel bisa memblokade reseptor utama penyebab alergi. Bahkan, senyawa EGCG yang telah mengalami metilasi ini punya respon anti-alergi yang lebih kuat ketimbang EGCG normal.
"Hal ini menjadikannya komponen anti-alergen terkuat yang ditemukan dalam teh," imbuh Tachibana.
Kendati demikian, tim peneliti belum mengetahui seberapa banyak teh hijau yang harus dikonsumsi untuk menghasilkan efek terapi, atau varietas teh hijau mana yang paling efektif. Mereka masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, dan sedang mencari komponen anti-alergi lainnya yang ada di dalam teh.