Riset: Partner Makan yang Terlihat Menarik Bisa Memengaruhi Preferensi Makanan

18 Juni 2020 22:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cara berpakaian saat kencan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara berpakaian saat kencan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika sedang makan bareng keluarga atau teman, kita cenderung merasa lebih nyaman untuk menyantap hidangan yang bikin belepotan. Tapi, beda halnya saat menyantap makanan dengan klien, bos, atau rekan bisnis, kita cenderung memilih menu yang 'aman', seperti salad. Pokoknya, yang penting makannya bisa rapi, memakai garpu dan pisau supaya tampak elegan.
ADVERTISEMENT
Hal ini cenderung kita lakukan supaya bisa lebih fokus terhadap citra dan percakapan yang dilakukan. Tentunya membicarakan urusan bisnis sambil makan tulang iga berbalut saus tak akan terlihat bagus, kan?
Nah, ternyata, selain alasan kepraktisan dan kenyamanan di depan partner makan, pilihan makan kita juga bisa dipengaruhi oleh seberapa menarik orang-orang yang ada di sekitar tempat bersantap kita, lho.
Sebuah studi yang dilakukan Tobias Otterbring berjudul Healthy or Wealthy pada tahun 2018 membahas mengenai bagaimana kehadiran orang lain dan penampilan mereka bisa memengaruhi pilihan makanan.
Ia menginvestigasi, apakah ketertarikan terhadap seseorang, yang diciptakan dari paparan terhadap seseorang yang terlihat menarik berpengaruh terhadap preferensi makanan dan minuman.
Ilustrasi Kencan Foto: Shutterstock
Otterbring menemukan, paparan terhadap laki-laki yang terlihat menarik bisa menurunkan kecenderungan wanita untuk membeli makanan yang tidak sehat. Sebaliknya, kecenderungan untuk membeli makanan sehat justru meningkat.
ADVERTISEMENT
Efek ini paling berpengaruh terhadap perempuan yang sedang menjalani diet. Mereka jadi sangat termotivasi untuk membeli makanan sehat setelah dihadapkan dengan laki-laki yang berpenampilan menarik.
Menariknya, efek ini juga terjadi pada laki-laki, namun bukan fokus terhadap pola makannya, melainkan dompet. Jadi, temuan Otterbring mengungkapkan, paparan terhadap perempuan yang tampak menarik tak memengaruhi preferensi makanan sehat atau kurang sehat pada laki-laki.
Namun, mereka terdorong untuk membeli makanan yang lebih mahal setelahnya. Efek tersebut diduga muncul karena adanya keinginan untuk menunjukkan status sosial.
Hmm, kira-kira, kamu begitu juga enggak?