Riset: Pola Makan Nabati dapat Menurunkan Risiko Kanker Usus pada Laki-laki

1 Desember 2022 8:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laki-laki konsumsi makanan nabati. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laki-laki konsumsi makanan nabati. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pola makan nabati memang telah banyak dikaitkan dengan berbagai keuntungan, baik itu bagi lingkungan maupun kesehatan. Terbaru, pola makan ini dinilai dapat membantu menurunkan risiko kanker usus pada laki-laki. Bahkan menurut studi, penurunan risiko terkena kanker tersebut pun mencapai 22 persen.
ADVERTISEMENT
Mengutip The Guardian, sebuah studi baru saja dilakukan dengan melibatkan 79.952 laki-laki, dan 93.475 perempuan di Amerika Serikat, untuk meneliti kemungkinan pola makan nabati dapat mencegah dan mengurangi risiko terkena kanker usus. Adapun, pola makan nabati adalah mengonsumsi makanan yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Hasilnya, pola makan nabati telah dikaitkan dapat mengurangi risiko terkena kanker usus pada laki-laki hingga 22 persen. Sedangkan, studi ini tidak melihat adanya hubungan antara pola makan nabati dengan pengurangan risiko terkena kanker usus pada perempuan.
Jihye Kim dari Kyung Hee University, selaku penulis studi, mengatakan bahwa meskipun kanker usus atau kolorektal adalah kanker paling umum ketiga di seluruh dunia. Akan tetapi, kanker tersebut lebih dominan menyerang laki-laki.
Ilustrasi aneka makanan dan minuman plant-based atau berbasis nabati Foto: Azalia Amadea/Kumparan
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, studi ini pun telah dipublikasikan dalam jurnal BMC Medicine pada November 2022. Kim menambahkan bahwa penelitian tersebut menyarankan laki-laki untuk mengadopsi pola makan nabati yang sehat, karena dinilai dapat mencegah kanker kolorektal.
“Kami mengusulkan bahwa makan makanan nabati sehat dalam jumlah yang lebih besar, dikaitkan dengan penurunan risiko kanker kolorektal pada laki-laki, tetapi tidak pada perempuan,” ujar Kim.
Di sisi lain, penelitian ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada sampel, khususnya dalam hal kelompok makanan tertentu yang dikonsumsi. Sebut saja kelompok makanan sehat, seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Sedangkan untuk makanan nabati kurang sehat, seperti biji-bijian olahan, jus buah, dan gula tambahan. Terakhir, kelompok makanan hewani, seperti daging.
Potongan daging vegan berbasis tumbuhan yang dicetak 3D, diproduksi oleh Redefine Meat, dipajang di pameran makanan dan inovasi SIAL di Villepinte, dekat Paris, Prancis, Rabu (19/10/2022). Foto: Benoit Tessier/REUTERS
Kim mengatakan bahwa alasan makanan nabati dapat membantu menurunkan risiko kanker kolorektal, adalah karena kandungan antioksidannya. Adapun, antioksidan memang begitu mudah ditemukan dalam makanan; seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
ADVERTISEMENT
“Antioksidan dapat berkontribusi untuk menurunkan risiko kanker kolorektal dengan menekan peradangan kronis, yang dapat menyebabkan kanker,” jelas Kim.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa laki-laki yang didiagnosis terkena kanker usus, dominan dikuasai oleh mereka yang berusia di atas 60 tahun. Bahkan, peneliti juga mencatat adanya hubungan berdasarkan ras dan etnis dalam penurunan risiko kanker usus tersebut.
Namun, Kim juga menegaskan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi, mengenai hubungan ras dan etnis dengan pola makan nabati yang dinilai dapat menurunkan kanker usus.
Ilustrasi gangguan pada usus. Foto: Getty Images
“Hubungan pola makan nabati dan risiko kanker kolorektal mungkin paling kuat pada laki-laki Jepang, Amerika, dan kulit putih, karena perbedaan faktor risiko kanker kolorektal lainnya antara kelompok ras dan etnis. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini,” jelas Kim.
ADVERTISEMENT
Adapun, selama penelitian terdapat 4.976 orang atau sekitar 2,9 persen dari sampel yang mengembangkan kanker usus. Tentu, faktor-faktor selain dari pola makan juga menentukan seseorang terkena kanker usus, seperti masalah kelebihan berat badan.
Nah, oleh karena itu, meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola makan nabati dengan penurunan risiko terkena kanker usus. Namun, bukan berarti kamu akan dipastikan 100 persen terbebas dari risiko kanker tersebut, ya.
Khususnya, bagi laki-laki untuk pergi melakukan pemeriksaan kesehatan dan mendiskusikan pola makan yang tepat atau cocok bagi tubuh kamu dengan ahlinya, adalah hal yang begitu disarankan.
Penulis: Riad Nur Hikmah