Romantisme Selera Makan Habibie dan Ainun, Berbeda tapi Saling Melengkapi

28 Agustus 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Indonesia B.J. Habibie dan istrinya Ainun Habibie melambai kepada wartawan di gedung Parlemen di Jakarta, 21 September 1999, setelah ia memberikan penjelasan tentang kebijakan pemerintah tentang Timor Lorosa'e kepada anggota Parlemen. Foto: AFP/OKA BUDHI
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia B.J. Habibie dan istrinya Ainun Habibie melambai kepada wartawan di gedung Parlemen di Jakarta, 21 September 1999, setelah ia memberikan penjelasan tentang kebijakan pemerintah tentang Timor Lorosa'e kepada anggota Parlemen. Foto: AFP/OKA BUDHI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kisah cinta mantan presiden Indonesia ke-7 B. J Habibie dan istrinya Hasri Ainun Besari memang bukan rahasia lagi. Cerita dan romantisme kehidupan mereka bahkan sudah difilmkan dan bisa kita saksikan babak demi babak kehidupan yang mereka lalui.
ADVERTISEMENT
Namun, jika biasanya kita menyaksikan kisah cinta Habibie dan Ainun, maka Nadia Habibie, MSC yang merupakan cucu mereka, justru membeberkan romantisme selera makan keduanya. Menurut Nadia, keduanya besar dari keluarga dengan garis keturunan yang berbeda, sehingga selera makannya pun berbeda.
Dikisahkan Nadia, kakeknya Habibie, dibesarkan dalam keluarga keturunan Sulawesi. Hal ini membuat Habibie memiliki selera makan yang condong ke cita rasa asin dan pahit.
"Eyang Habibie lebih suka dengan makanan yang asin dan pahit karena dibesarkan sama orang tua yang tinggal di Sulawesi," tutur Nadia, saat mengisi acara talkshow "Menguak Gastronomi Istana Negara Republik Indonesia dari Masa ke Masa" yang diselenggarakan Indonesian Gastronomy Community (IGC), pada Kamis (15/8) di Hotel Borobudur Jakarta.
ADVERTISEMENT
Jamuan kenegaraan di kediaman Habibie. Foto: Dok. Istimewa
Selanjutnya, Nadia menuturkan bahwa sementara selera sang nenek, Ainun, besar di keluarga keturunan Jawa dan sempat lama tinggal di Bandung. "Kalau ibu Ainun berasal dari keluarga Jawa dan sempat tinggal di Bandung lumayan lama. Makanya selera makanan yang disukai cenderung manis," tambahnya.
Nadia mencontohkan, jika sang nenek sedang memasak sayur lodeh atau opor, maka ada kecenderungan rasa yang lebih manis. Sementara kakeknya, suka sekali dengan ikan asin. Habibie hobi makan bubur Manado dengan ikan asin. Tak hanya itu, dia juga sangat menyukai pare.
"Tahu tempe goreng yang asin, kerupuk yang digoreng sedikit gosong supaya ada pahitnya, suka sekali juga pare, ditutup dengan sambel pakai jeruk limau yang banyak buatan ibu Satiyah (asisten rumah tangga keluarga Habibie)," kata Nadia.
Acara talkshow 'Menguak Gastronomi Istana Negara Republik Indonesia dari Masa ke Masa' di Hotel Borobudur, Jakarta (15/8/2024). Foto: Azalia Amadea/kumparan
Nadia juga mengemukakan bahwa eyang Habibie, panggilannya, suka sekali hidangan urap sayuran yang dicampur pare. "Tapi biasanya parenya dipisah karena takut yang lain enggak suka. Terus suka banget juga minuman es cincau yang manis," ujar Nadia.
ADVERTISEMENT
Ya, menurut Nadia, meski kakek dan neneknya memiliki selera makan yang berbeda, namun hal ini justru menjadi pelengkap bagi keduanya dan menambah keromantisan dalam selera dapur keluarga Habibie dan Ainun.