Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara umum, sayur dan buah segar tidak perlu diragukan kehalalannya. Akan tetapi, penggunaan tambahan seperti topping dan saus dalam salad siap saji perlu diperhatikan kembali. Beberapa bahan tambahan dalam salad, seperti whey protein dan vitamin untuk diet sehat, bisa saja berasal dari sumber non-halal.
Dilansir dari laman LPPOM MUI, jika salad mengandung bahan turunan hewani, seperti daging atau perasa hewani, perlu dipastikan bahwa bahan tersebut berasal dari hewan yang disembelih sesuai syariat Islam. Sementara itu, untuk bahan dari hewan laut dan tumbuhan, perlu diperiksa bahan tambahan pangan yang digunakan dalam proses pengolahannya.
Sebagai contoh, keju cheddar sering digunakan sebagai topping salad. Keju ini dibuat melalui proses fermentasi dengan bantuan enzim rennet yang berasal dari lambung anak sapi atau domba. Jika sumber rennet tidak berasal dari hewan yang disembelih secara syariah, maka status kehalalannya menjadi diragukan. Selain itu, kultur mikroba, bahan pemurnian, dan bahan tambahan lain yang digunakan dalam proses pembuatan keju juga harus diperhatikan.
Dressing yang sederhana, seperti madu, juga perlu dipastikan kehalalannya. Madu yang digunakan harus bebas dari kontaminasi bangkai lebah. Yogurt, sebagai dressing lain yang populer, juga memiliki titik kritis kehalalan karena melibatkan proses fermentasi dengan kultur mikroba. Pewarna, perasa, dan penstabil yang ditambahkan ke dalam yogurt juga harus dipastikan berasal dari bahan yang halal.
ADVERTISEMENT
Minyak truffle, yang sering digunakan dalam salad mewah, juga memiliki titik kritis kehalalan. Proses pencarian jamur truffle menggunakan babi betina dan anjing terlatih yang dapat meninggalkan kontaminasi air liur, sehingga menjadi perhatian dalam aspek kehalalan.
Selain itu, roti kecil yang sering disajikan bersama salad juga harus diperiksa kehalalannya. Meskipun bahan dasarnya berupa gandum, beberapa jenis roti mengandung bahan tambahan seperti L-sistein, yang bisa berasal dari rambut manusia atau bulu binatang.
L-sistein yang diperoleh dari rambut manusia dinyatakan haram berdasarkan Fatwa MUI No. 2/MUNAS VI/MUI/2000, karena penggunaan bagian tubuh manusia dilarang. Sementara itu, L-sistein yang berasal dari bulu binatang perlu ditelusuri lebih lanjut.
Jika berasal dari bulu domba yang dicukur saat masih hidup, statusnya lebih aman. Namun, untuk unggas, pencabutan bulu dapat menyebabkan rasa sakit, sehingga harus melalui proses penyembelihan sesuai dengan syariat Islam.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk memastikan salad yang kamu konsumsi benar-benar halal, pastikan untuk selalu memeriksa label halal pada produk, pilih bahan-bahan alami tanpa tambahan zat kimia yang meragukan, dan cari informasi terkait bahan-bahan yang digunakan. Dengan cara ini, kamu bisa menikmati salad yang tidak hanya sehat dan lezat, tetapi juga sesuai dengan prinsip kehalalan.