Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Santap Malam Mi Keriting Anto di Makassar, Legendaris Sejak 33 Tahun yang Lalu
8 Oktober 2022 19:50 WIB
·
waktu baca 5 menit![Mie Anto Makassar Foto: Azalia Amadea/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gervh2w5avcxyza7vrvm7tsm.jpg)
ADVERTISEMENT
Tumpukan piring putih berisi mi kuning garing langsung menyita perhatian. Pemandangan ini seolah menyambut saya dan rombongan media lain yang memang malam itu sedang berburu kuliner khas Kota Angin Mamiri. Sehingga sampailah kami di Mie Anto, Jalan Lombok, Makassar, Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Semakin penasaran, saya mendekat. Di bagian depan tempat makan ini sudah terlihat aktivitas dapur yang sibuk. Satu orang menggoreng mi, satunya lagi menyiapkan. Ditakar-takarnya agar sesuai porsi. Sementara, seorang laki-laki berkulit sawo matang di sudut dapur yang tampak seperti sel itu, sedang sibuk menyiram mi kuning yang dioper temannya.
Satu per satu mi disiramnya kuah kental yang terlihat berisi potongan sayur, bakso, dan campuran telur. Kuahnya sekilas mirip kuah capcay.
Di luar pun siap sedia beberapa pramusaji yang akan mengedarkan piring-piring mi kering pesanan pelanggan di dalam. “Pesan mi keriting lagi dua,” teriak salah satu pelayan ke petugas dapur.
Aktivitas dapur di Mie Anto yang terlihat sibuk malam itu, semakin meyakinkan saya untuk segera mencicipinya. Masuk dan duduklah saya tak jauh dari pintu. Kemudian seorang pelayan perempuan menghampiri, dan menanyakan makanan apa yang hendak saya pesan.
ADVERTISEMENT
“(Sambil melihat buku menu) Kalau mi kering ini mi titi, ya mba yang khas Makassar itu, bukan?” tanya saya.
“Mi kering ini iya khas Makassar, tapi namanya bukan mi titi, kalau Mi Titi itu nama tempat makan mi juga. Kalau nama makanannya, ya mi kering itu,” jelasnya saat kumparan temui beberapa waktu lalu (21/9).
Oh, saya baru tahu kalau ternyata mi Titi itu adalah nama tempat makan, bukan nama makanan khas Makassar. Rupanya, makanan khas Makassar , ya ini, mi kering saja menyebutnya. Baiklah, saya pesan mi kering spesial dan es markisa untuk minumannya.
Tanpa menunggu lama, makanan dan minuman saya datang. Apalagi, mengingat memang setiap makanan sudah dengan cepatnya diolah oleh petugas dapur depan. Tinggal sajikan.
ADVERTISEMENT
Mi keriting dengan kuah gurih nan kental dan topping melimpah ruah!
Tampak kuah kental layaknya capcay, membanjiri mi kering yang hampir tak terlihat lagi keberadaannya dalam piring di hadapan saya. Topping mie kering Anto ini begitu melimpah. Untuk mie Anto spesial rupanya dilengkapi potongan topping udang, bakso ikan, ayam, bakso goreng yang sudah lembek, dan potongan sawi hijau.
Meski disiram kuah panas, mi-nya masih tetap garing karena memang begitu digoreng langsung disajikan. Teksturnya mirip seperti mi kremes, jajanan masa kecil yang sering ada di warung-warung. Tapi yang ini minya enggak keriting dan benar-benar garing.
Slurp! Kuah gurih nan kental dengan aroma seafood langsung menyebar dalam mulut. Campuran telur yang juga membuat kuahnya semakin kental tak amis sama sekali. Asinnya juga cukup.
Namun untuk meningkatkan selera dan sebagai motivasi guna menghabiskan seporsi mi kering yang besar ini, saya perlu menambahkan sambal. Ada sambal merah dan acar rawit. Pelengkap makanan yang khas kalau sedang berada di restoran-restoran chinese food.
ADVERTISEMENT
Adanya rasa pedas dan sedikit asam dari tambahan sambal serta acar rawit ini terasa menyegarkan. Jadi rasa yang masuk ke mulut enggak hanya gurih saja.
Begitu makan setengah porsi mi, perut sudah terasa kenyang. Porsinya benar-benar besar, bahkan saya memperkirakan ini bisa untuk dua orang. Oiya, kamu bisa meminta kuah dipisah atau langsung disiram ke atas mi kering. Jadi mungkin, untuk kamu yang pengin mi-nya tetap renyah sampai akhir, bisa meminta kuah dipisah.
Seporsi mi kering ini dihargai Rp 53 ribu. Sedangkan untuk es sirup markisa dihargai Rp 17 ribu. Es markisa yang asam-manis pas sekali dinikmati usai makan mi kering yang gurih.
Tak hanya menyajikan mi kering, kalau kamu tidak suka dengan menu satu ini juga bisa memesan mie hokkian. Sajian mi kenyal dan tebal layaknya udon khas Jepang. Untuk isian hampir sama, ada potongan udang, ayam, bakso ikan, bakso goreng, dan sayuran sawi hijau. Hanya saja sajian ini tak berkuah sama sekali.
Nah, kalau kamu suka dengan bakso gorengnya juga bisa dipesan sebagai camilan. Uniknya bakso goreng di sini bukan menggunakan bahan daging ikan, melainkan kulit ayam. Cita rasanya pun lebih berlemak, tidak amis, dan gurih. Dengan tekstur renyah di luar serta lembut nan kenyal di dalam.
ADVERTISEMENT
Menyantap mi kering Anto yang sudah ada sejak 33 tahun lalu ini menjadi pengalaman makan malam berkesan bagi saya. Apalagi bisa menyantap di kota asalnya langsung. Puas rasanya bisa menikmati makanan khas di kota asalnya.
Andi, generasi penerus usaha kuliner legendaris ini mengatakan, orang tuanya yang membangun usaha ini adalah asli orang Makassar. Mereka pun sejak lama tak punya cabang guna menjaga kualitas dan rasa asli Mie Anto.
“Dulu kami ada di Jalan Gowa, lalu pindah tempat ke sini sejak tiga tahun lalu. Enggak punya cabang sama sekali, satu-satunya di sini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andi mengatakan bahwa hingga saat ini bisnis kuliner keluarganya tersebut terbilang cukup konsisten. Dengan rata-rata penjualan berkisar 200 porsi per hari.
ADVERTISEMENT
Untuk waktu sibuk di tempat makan ini biasanya saat akhir pekan, sehingga kalau kamu mau mencoba sebaiknya jangan berkunjung saat weekend, ya agar tak terlalu ramai dan tidak kehabisan.
Selamat mencoba!
Mie Anto
Alamat: Jalan Lombok No.15a, Jl. Daeng Tata Raya No.95B, Pattunuang, Kec. Wajo, Kota Makassar , Sulawesi Selatan 90174.
Jam buka: 10.00-24.00 WITA.