Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Selama ini, penggunaan sarung tangan atau hand gloves menjadi salah satu standar keamanan yang dilakukan oleh berbagai restoran maupun jasa kuliner untuk menjaga higienitas. Dengan menggunakan hand gloves, kontaminasi pada makanan melalui sentuhan dianggap bisa dicegah secara efektif.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, anggapan ini ternyata tak sepenuhnya benar. Bahkan, penggunaan hand gloves justru bisa memperparah penyebaran bakteri bila metodenya tak benar.
Chef Chandra Yudasswara dalam video yang diunggah dalam akun YouTubenya menjelaskan, hand gloves yang digunakan sepanjang hari oleh tim juru masak dan tak diganti bisa berbahaya.
Sebab, hand gloves yang dipakai itu bisa sangat menipu rasa sensitivitas di tangan. Ini akan memicu kecenderungan kita memegang benda lainnya saat mengolah makanan.
Misalnya, memakai hand gloves setelah kita memotong daging, lalu mengaduk sayuran, dan menaburkan sesuatu. Sama saja kita mentransmisikan banyak bakteri ke makanan yang akan disajikan.
"Kalau dengan tangan kosong, tangan akan merasa tak nyaman dan jadi ingin cuci tangan, membersihkannya dari kotoran, kan," jelas Chef Chandra dalam videonya.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2004 oleh Food Safety Magazine juga menunjukkan, kalau mereka yang memakai hand gloves seringkali tak menyadari kalau ada kerusakan maupun robekan.
Itu artinya, tetap ada risiko tinggi kalau bakteri atau partikel virus dapat masuk ke dalam apa pun yang disentuh oleh orang tersebut, termasuk makanan yang dibuatnya.
Salah satu isu lainnya adalah penggunaan hand gloves bisa memicu berkurangnya intensitas cuci tangan. Sebuah studi lain berjudul Factors Related to Food Worker Hand Hygiene Practices pada tahun 2007 juga mengungkapkan, para pekerja restoran tak selalu mencuci tangannya, atau mengganti sarung tangan mereka, bahkan setelah memegang daging mentah.
Menurut Centers of Disease Control and Prevention (CDC), hand gloves telah menciptakan rasa aman yang salah pada para penggunanya, dengan anggapan bahwa bakteri tak bisa masuk ke dalam makanan. Oleh karena itu, mereka hanya mencuci tangan 27 persen dari seluruh waktu pengolahan.
ADVERTISEMENT
Mencuci tangan tetap jadi metode terbaik
Chef Chandra Yudasswara menerangkan lebih lanjut, ketimbang menggunakan hand gloves, akan jauh lebih aman untuk mencuci tangan setiap waktu ketika mengolah makanan.
Dalam aturan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) juga disebutkan, hand gloves hanya digunakan untuk menyajikan makanan yang sudah melalui proses pemasakan.
"Jadi apapun yang kita pegang, bahan-bahan mentah, dengan tangan yang sudah dicuci, akan melalui proses pemasakan lagi. Sehingga, jumlah bakteri di dalamnya akan berkurang jauh atau hilang sama sekali setelah terpapar temperatur tinggi," terang chef sekaligus pemilik restoran Portable Kitchen & Lounge di kawasan Jakarta Timur itu.
Hand gloves juga bisa digunakan untuk menyajikan makanan yang tak memerlukan proses memasak seperti salad. Namun, apabila koki atau juru masak sedang sakit atau mengalami luka, baru lah penggunaan sarung tangan sekali pakai ini diwajibkan.
ADVERTISEMENT
Hand gloves pun harus sering-sering diganti supaya tak tercemar oleh terlalu banyak bakteri, apalagi kalau si koki baru saja mengolah bahan makanan mentah yang rentan menyebabkan kontaminasi.
"Seharusnya hand gloves diganti setiap selesai menyajikan jenis makanan berbeda dan atau constanly ganti per tiga jam," jelasnya kepada kumparan.
Pun, penggunaan hand gloves juga rentan meningkatkan limbah plastik, yang tentunya kurang ramah lingkungan. Alih-alih memakai sarung tangan sekali pakai, lebih baik meningkatkan edukasi higienitas dan sanitasi, serta menerapkan aturan cuci tangan setiap menyelesaikan proses pengerjaan hidangan.
"Akan lebih baik lagi, kalau kita plating memakai alat bantu yang sudah disanitasi seperti jepitan," pungkas Chef Chandra.