Segarnya Bubur Ase, Makanan Khas Betawi yang Unik dan Langka

19 Maret 2019 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bubur Ase Bu Neh. Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bubur Ase Bu Neh. Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Bubur kerap menjadi menu andalan untuk mengisi perut saat sarapan. Teksturnya yang lembut dan mudah dicerna memang membuat perut tetap nyaman saat melakukan aktivitas di pagi hari.
ADVERTISEMENT
Mungkin, sajian bubur yang paling familier dengan kamu adalah bubur putih dengan suwiran ayam, cakwe, dan siraman kuah santan. Selain bubur ayam berkuah santan gurih, ternyata ada lho, bubur orang Betawi yang tak kalah nikmat.
Dikenal dengan nama bubur ase, hidangan ini terdiri dari bubur putih, asinan, dan semur. Konon, karena namanya yang terlalu panjang, lama-kelamaan sajian ini pun lebih dikenal dengan nama bubur ase yang berasal dari singkatan asinan semur.
Berbeda dari bubur lainnya, makanan khas Betawi ini tak disajikan dengan suwiran ayam atau potongan cakwe. Sebagai gantinya, bubur ase disajikan dengan tambahan semur daging dan tahu, taoge, asinan sawi, acar timun dan wortel, dan kacang tanah goreng.
ADVERTISEMENT
Nah, salah satu pedagang bubur ase yang masih bertahan hingga kini adalah Bubur Ase Bu Neh. Menggunakan resep keluarga yang telah diwariskan secara turun-temurun, Bubur Ase Bu Neh yang telah ada sejak 1968 kini dikelola oleh Muhammad Nasrullah sebagai generasi kedua.
Bubur Ase Bu Neh. Foto: Dok. Istimewa
"Bubur ase adalah bubur asinan semur. Secara cita rasa, bubur ase mempunyai keunikan yang nano-nano. Asin, pedes, manis, dan gurihnya ada," ujar Muhammad Nasrullah saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu.
Seperti yang disampaikan Nasrullah, saat kami mencicipi bubur unik ini, cita rasa manis, gurih, asam, dan sedikit pedas memang langsung terasa di lidah. Meski rasanya terbilang tumpang tindih, justru inilah yang jadi keunikan bubur berkuah gelap ini.
ADVERTISEMENT
Tambahan sawi asin sebagai pelengkap menambah rasa asam yang segar ditenggorokan. Rasanya yang segar membuat bubur ase cocok disantap dalam suasana apa pun, baik saat cuaca panas maupun dingin.
Soal harga tak perlu khawatir, satu porsi bubur ase biasanya dijual dengan harga yang ramah dikantong. Di Bubur Ase Bu Neh sendiri, Nasrullah mematok harga Rp 15 ribu untuk satu porsinya.
Sayangnya bubur tradisional ini mulai langka dan sulit ditemukan di kampung halamannya sendiri. Nasrullah mengatakan bahwa gempuran makanan modern membuat eksistensi bubur ase berlahan memudar.
Menurutnya, pedagang bubur ase di Jakarta kini bisa dihitung dengan jari. Sebab, banyak pedagang bubur ase yang mulai beralih dagangan karena keuntungan yang lebih menjanjikan.
Bubur Ase Bu Neh. Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Padahal, sebenarnya masih banyak orang yang mencari bubur ase untuk bernostalgia dengan makanan tradisional Betawi. Selain Bubur Ase Bu Neh, Nasrullah bahkan mengaku hanya tahu tiga tempat makan lain yang masih menyediakan menu tradisional ini.
ADVERTISEMENT
Apa kamu tertarik mencicipi menu tradisional yang mulai langka ini? Khusus untuk Bubur Ase Bu Neh, kamu bisa menyambangi sebuah gang kecil di kawasan Kebon Kacang 3, Jakarta Pusat. Sayangnya, karena beberapa hal, kini Nasrullah hanya membuat bubur ase saat ada pesanan. Wah, semoga makanan khas ini akan tetap bertahan ya!
Bubur Ase Bu Neh
Alamat: Jalan Kebon Kacang III No. 83, Tanah Abang, Jakarta Pusat
Telepon: 081294635160