Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sejarah Toko Es Krim Legendaris Zangrandi yang Tutup Setelah 90 Tahun Beroperasi
23 Maret 2021 12:26 WIB
ADVERTISEMENT
Meski es krim bukan produk kuliner asli Indonesia, tapi kudapan satu ini sudah begitu dekat dengan selera kita. Beberapa gerai es krim legendaris dengan rasa orisinil pun bisa kita temukan dengan mudah. Salah satunya adalah Zangrandi Ice Cream .
ADVERTISEMENT
Gerai es krim jadul yang berpusat di Surabaya ini sudah populer sejak dahulu. Bila berkunjung ke Kota Pahlawan itu belum lengkap rasanya kalau tak mampir ke gerai es krim ini. Zangrandi memang selalu jadi destinasi favorit arek Suroboyo hingga wisatawan asing. Bak pasangan yang serasi, Zangrandi Ice Cream hadir sebagai kudapan dingin di tengah cuaca panas Surabaya.
Kepopuleran toko es krim legendaris ini sudah dikenal sejak tahun 1930. Mengutip berbagai sumber, Zangrandi didirikan oleh keluarga keturunan Italia yakni Roberto Zangrandi. Sebelumnya toko ini memiliki nama ‘Mevrouw Zangrandi’ tapi sekarang namanya sudah menjadi ‘Graha Ice Cream Zangrandi’. Awalnya, toko ini hanya sering dikunjungi oleh para sosialita Belanda saja. Banyak dari mereka menghabiskan waktunya untuk sekadar bersantai atau berdansa.
Bahkan hingga kini, jejak sejarah akan kehadiran gerai Zangrandi dari tahun ke tahun, masih tersimpan dalam bentuk foto yang dipajang di dalam tokonya. Foto-foto itu menggambarkan kondisi Zangrandi tempo dulu, beserta noni Belanda yang khas dengan gaunnya.
ADVERTISEMENT
Toko es krim jadul dengan rasa es krim klasik
Selain karena usianya yang terbilang hampir satu abad, toko ini dapat bertahan lama sebab rasa es krim mereka yang klasik. Sejak dulu, rasa serta proses pengolahan es krim pun tidak pernah sedikitpun berubah. Inilah yang menjadi ciri khas dan kunci kesuksesan dari Zangrandi.
Nyonya Roberto Zangrandi, adalah tokoh utama di balik terciptanya rasa es krim khas gerai itu. Pada mulanya, ia hanya membuat empat varian; yaitu vanila, stroberi, moka, dan cokelat. Tapi seiring berjalannya waktu, kemudian ia menambah varian baru seperti tutti frutti, macadonia, dan es krim soda.
Varian tutti frutti dan macadonia menjadi yang paling populer di kalangan turis. Perpaduan ragam rasa buah pada tutti frutti juga aroma rhum yang kuat dalam semangkuk macadonia, selalu jadi pilihan favorit pelanggan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kedua rasa itu, adapun menu spesial yang diberi nama ‘Love Deal’. Berisi enam scoop es krim dengan varian rasa yang beragam. Biasanya menu tersebut dijual seharga Rp 45 ribu. Tapi porsinya terbilang cukup banyak, sehingga bisa dimakan oleh 2-3 orang.
Kisah toko es krim legendaris ini berlanjut. Pada tahun 1960-an Zangrandi tak lagi dipegang oleh Roberto Zangrandi. Ia menjualnya pada pengusaha winery yaitu Adi Tanumulia, sebab keluarga Zangrandi memutuskan kembali ke negara asalnya, Italia.
Adanya pergantian pemilik, membuat varian rasa es krim Zangrandi semakin berinovasi. Sebagai seorang pengusaha winery, Adi Tanumulia ingin menciptakan rasa es krim dengan sentuhan kuliner Nusantara. Alhasil, terciptalah tiga rasa baru, di antaranya; kopyor, raspberry, dan durian.
ADVERTISEMENT
Sampai kini, toko yang terletak di Jl. Yos Sudarso No.15, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur selalu khas dengan desain tempo dulunya. Kursi merah yang terbuat dari rotan serta rolling door krem jadi ikon dari kuliner Surabaya .
Sayangnya, tepat hari ini, toko Zangrandi Ice Cream tutup untuk sementara waktu. Pengumuman resmi pun telah mereka sampaikan melalui akun instagram @zangrandi.icecream pada Senin (22/3) malam.
“Mohon maaf, kami akan tutup untuk sementara waktu, untuk perhitungan stok inventaris hingga pengumuman selanjutnya. Terimakasih,” bunyi tulisan dalam caption tersebut.
Setelah berdiri hampir 90 tahun, Zangrandi Ice Cream tentunya menyimpan banyak memori tersendiri bagi para pelanggan setianya. Bahkan, jelang penutupannya tempo hari lalu, pelanggan masih banyak berdatangan untuk sekadar menggenang rasa es krim khas favorit mereka yang tak lekang oleh waktu.
ADVERTISEMENT
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya