Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Singkong Cikarawang, Pangan Lokal yang Jadi Alternatif Plastik Ramah Lingkungan
29 Januari 2025 11:12 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, singkong juga mudah didapatkan dan harganya terjangkau, menjadikannya sebagai makanan utama di banyak daerah di Indonesia. Selain untuk kebutuhan pangan, singkong juga diolah menjadi hidangan tradisional yang kaya rasa, seperti gaplek, tiwul, dan tape.
Namun, siapa sangka bahwa pangan sederhana ini kini menjelma menjadi komoditas bernilai tinggi? Melalui kolaborasi inovatif antara petani lokal di Desa Cikarawang, Greenhope, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, singkong telah diubah menjadi produk-produk ramah lingkungan, termasuk bioplastik yang telah diminati pasar global, seperti Jepang.
Greenhope, bersama Kelompok Tani Setia, telah membantu meningkatkan kapasitas petani lokal melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan. Berkat dukungan ini, para petani kini dapat mengolah singkong menjadi produk bernilai tinggi seperti tepung mocaf, mie instan mocaf, dan bioplastik berbasis singkong dengan teknologi Ecoplas dan Naturloop.
ADVERTISEMENT
Salah satu produk unggulannya adalah sedotan bioplastik yang menjadi alternatif ramah lingkungan bagi plastik konvensional di pasar global. Inovasi ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam buku “Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045” yang menekankan pentingnya pemanfaatan bioplastik dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui teknologi Ecoplas dan Naturloop, Greenhope memastikan singkong dari petani lokal diolah menjadi resin bioplastik yang dapat terurai secara alami. Ini menjadi solusi nyata untuk menggantikan plastik konvensional yang sulit didaur ulang dan berbahaya bagi lingkungan.
“Ini merupakan inovasi dalam negeri yang kontekstual dan efektif mengurangi jejak karbon dan polusi mikroplastik, sambil membawa dampak positif sosial-ekonomi untuk petani Indonesia,” ujar Tommy Tjiptadjaja, CEO Greenhope dalam siaran tertulis yang diterima kumparan, Selasa (28/1).
ADVERTISEMENT
Tommy menjelaskan, berkat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, kegiatan ini melahirkan industri bioplastik. Sehingga, Indonesia yang kaya akan sumber dayanya akan dirasakan manfaatnya dari hulu hingga ke hilir.
"Kami bersyukur adanya dukungan dari sejumlah pihak. Dari lahirnya industri bioplastik Indonesia terjadi penyerapan yang konstan, sehingga singkong yang dihasilkan petani memiliki nilai ekonomi tinggi dan tercapai kesejahteraan bersama," katanya.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono mengapresiasi terobosan yang dilakukan Greenhope bersama petani singkong di Desa Cikarawang. Produk dari pati singkong ini, setidaknya turut membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah plastik.
"Bagaimana harus ada cara supaya plastik lebih cepat terurai, makanya saya bersyukur apa yang telah dilakukan Greenhope dan pihak yang menghasilkan produk ramah lingkungan. Saya harap ini bisa menjadi solusi dan mengapresiasi sekali apa yang telah dilakukan, terutama kepada 130 petani di Desa Cikarawang," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup, Damayanti Ratunanda, menyampaikan bahwa pihaknya selalu berkomitmen mendukung sustainability. Hal itu ditunjukkan dengan peluncuran program Catalytic Funding bersama UNDP untuk membantu beberapa instansi memperluas dampak positifnya terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola.
"Kami senang melihat wajah-wajah para petani hari ini yang tersenyum karena kami melihat memang sudah ada solusi untuk menjual produk-produk dan alternatif produk dari petani- petani,” ucapnya.
Nila Murti, ASSIST National Project Manager United Nations Development Programme (UNDP), mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas suksesnya program Catalytic Funding. Proyek ini bertujuan membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan.
"Seluruh rangkaian program ini bermanfaat untuk memberdayakan para petani. Tidak hanya memproduksi singkong untuk bahan pangan, tetapi juga untuk menghasilkan produk material sebagai bahan untuk membuat produk- produk yang biodegradable dan sudah diterima manfaatnya oleh banyak pelanggan. Kami berharap ini bisa terus dilanjutkan," ujar Nila.
ADVERTISEMENT
Ketua Kelompok Tani Setia Cikarawang, Ujang, mengungkapkan bahwa berawal dari keinginannya menjadi desa mandiri yang dapat mensejahterakan warga, pihaknya pun kolaborasi dengan Green Hope. Berbagai pelatihan, pembinaan, dan pendampingan telah diberikan agar hasil pertanian memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
"Tidak hanya bantuan yang diberikan, tetapi pelatihan mengenai pengolahan bahan baku singkong menjadi tepung juga telah kami terima. Selain itu, Alhamdulillah, dukungan terkait packaging juga telah diberikan kepada kami," terang Ujang.