Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Tiap-tiap negara punya tradisi dan kebiasaan makan nya masing-masing. Meski terlihat sepele, namun tata cara makan ini menjadi sebuah bentuk cerminan dalam menghargai makanan yang disajikan. Selain itu, kita juga bisa lebih mendalami cerita di balik makanan yang kita santap.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, adalah budaya menyeruput mi yang biasa dilakukan di Jepang. Yep, di Negeri Sakura ini, belum afdal kalau kita tak menyantap ramen atau soba sampai terdengar suara 'sluurp!'.
Tradisi menyeruput mi ini mungkin terdengar unik, namun, ada sebuah cerita menarik, yang melatar belakangi terciptanya kebiasaan tersebut. Dilansir Nippon, menurut Horii Yoshinori, pemilik kedai soba berusia 220 tahun di Tokyo, Jepang, menyeruput soba merupakan cara untuk memaksimalkan aromanya.
"Aroma soba paling enak dinikmati melalui mulut, bukan via hidung. Seperti wine tasting, kita pertama mencium aromanya, lalu mencium gelasnya, dan menyesapnya sedikit untuk menangkap aromanya. Mereka menyebutnya penciutan orthonasal dan penciuman retronasal. Soba sulit tercium oleh rute pertama, jadi kami memanfaatkan jalur kedua sebaik mungkin,” jelas Horii.
ADVERTISEMENT
Horii juga menjelaskan, kalau aroma khas dari soba keluar selama proses pemasakan, khususnya saat dikukus dalam wadah bambu.
"Tak ada uap aromatik yang keluar dari mi dingin, jadi meskipun kamu berusaha sekuat mungkin menciumnya, tak banyak yang bisa tercium. Namun, saat kita menyeruputnya, kita akan merasakan ledakan aroma dari dalam mulut. Inilah cara yang tepat untuk makan soba," imbuh Horii.
Laman Live Japan juga melaporkan, kebiasaan menyeruput hidangan mi sudah dilakukan sejak 400 tahun yang lalu, saat soba ditemukan dan semakin populer.
Karena tradisi ini tercipta dari kemunculan soba, orang-orang pun hanya mengeluarkan suara seruput saat menyantapnya. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini dilakukan di hidangan-hidangan mi lainnya, seperti udon, ramen, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menyantap mi dengan cara menyeruput juga bisa mencegah rasa terbakar pada lidah saat minya masih panas. Sebab, untuk menyeruput, kita akan membuat udara masuk ke mulut, sehingga suhu mi menurun.
Mungkin, ada yang bertanya-tanya, kenapa orang Jepang tak memakai sendok, kalau tak ingin kepanasan saat mencicipi kuah mi?
Perlu diingat, kalau budaya menyeruput ini muncul saat peralatan makan dari Barat seperti sendok dan garpu belum masuk ke Jepang. Ada sebuah teori yang mengatakan, kalau orang Jepang sudah punya kebiasaan menyeruput mi, jauh sebelum adanya sendok kayu, dan mereka hanya memakai sumpit untuk alat makan.
Adakah aturan tertentu saat kita menyeruput mi?
Menyeruput mi dilakukan hanya untuk kita, dan bertujuan supaya lebih menikmati hidangan yang disantap. Oleh karena itu, tak ada aturan ketat terkait hal tersebut. Tak perlu khawatir apakah kita sudah menyeruput dengan benar atau tidak, yang penting kita benar-benar menikmati makanan kita.
ADVERTISEMENT
Tapi, sekarang ini, orang-orang Jepang juga menyadari kalau mereka seharusnya tak menyeruput mi dengan suara yang terlalu keras, karena bisa mengganggu orang lain. Setelah mereka semakin tahu tentang budaya dari luar negeri, orang-orang Jepang juga semakin mengerti tentang table manner.
Kini, untuk berkompromi dengan masalah mau menyeruput mi atau tidak, mereka lebih mempertimbangkan melakukan tradisi tersebut saat menyantap makanan Jepang. Sebaliknya, ketika menyantap makanan lainnya seperti spaghetti, kebiasaan tersebut tak dilakukan.
Jadi, jangan kaget ya, kalau saat berkunjung ke kedai mi Jepang , banyak orang yang makan dengan cara menyeruputnya hingga terdengar suara sluuurp!
Live Update