Steak Hotel by Holycow di Radio Dalam Pindah Lokasi, Kini Ada Toko Dagingnya

13 November 2020 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Steak Hotel by Holycow Radal lokasi baru Foto: Dok.Steak Hotel by Holycow
zoom-in-whitePerbesar
Steak Hotel by Holycow Radal lokasi baru Foto: Dok.Steak Hotel by Holycow
ADVERTISEMENT
Cabang Steak Hotel by Holycow yang berada di wilayah Radio Dalam alias Radal memang begitu ikonik. TKP Radal begitu orang-orang menyebutnya. Sayangnya, lokasi tersebut kini sudah tutup. Namun jangan bersedih, lantaran TKP Radal Holycow kini direlokasi ke Plaza 5, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Wynda Mardio Founder Steak Hotel by Holycow! mengungkapkan, hal ini dilakukan demi meningkatkan layanan dan kenyamanan para pelanggannya. Dan, juga merupakan cita-cita dari pemiliknya sendiri, lantaran kini dilengkapi dengan meat shop di lantai dasar.
"Sebagai sebuah brand restoran yang telah hadir selama lebih dari sepuluh tahun, kami memahami bahwa perubahan perlu dilakukan untuk memberikan pengalaman kuliner yang lebih baik lagi bagi para penggemar steak. Kehadiran TKP Radal baru yang tak jauh dari lokasi sebelumnya akan menjadi ikon anyar dari Steak Hotel by Holycow!," ucapnya saat mengadakan diskusi virtual dengan media, Jumat (13/11).
Wynda mengisahkan, restoran baru ini menempati sebuah komplek ruko dengan empat lantai yang dilengkapi elevator. Di restoran ini pengunjung dapat menikmati hidangan makan di tempat, memesan menu favorit untuk dibawa pulang ataupun pemesanan melalui mitra pesan antar.
Steak Hotel by Holycow Radal lokasi baru Foto: Dok.Steak Hotel by Holycow
Namun menjadi hal baru adalah kehadiran meat shop tersebut. Meat Shop menyediakan bermacam jenis daging mulai dari gourmet beef seperti wagyu, dry aged beef, tomahawk, angus beef, dan picanha wagyu khas Brasil; serta daging-daging berkualitas dari Australia, Jepang, bahkan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menambah variasi pilihan daging di TKP Radal baru ini, Wynda menemukan daging lokal asal Bali yang konon rasanya tak kalah dengan lainnya.
"Daging lokal ini berasal dari sapi Bali dan ini ditemukan pertama kalinya. Seperti kita ketahui, biasanya kan daging lokal itu keras. Namun, kita menemukan cara dengan metode aging minimal 14 hari bisa menghasilkan daging yang empuk. Nah, ini hanya ada di Holycow TKP Radal karena ini permintaan kita khusus ke salah satu peternak kecil di Bali," tambahnya.
Daging sapi lokal asal Bali yang ada di Steak Hotel by Holycow Radal Foto: Dok.Steak Hotel by Holycow
Selain itu, tempat makan ini juga menyediakan daging sapi Jepang spesial dengan ukuran hingga 600 gram. Daging sapi ini menjadi salah satu pilihan makanan mewah yang dihargai hingga Rp 395 ribu per 100 gramnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk pilihan daging yang lain dijual mulai harga Rp 15-210 ribu per 100 gram. Dengan pilihan daging favorit, seperti daging lokal, grass fed dari sapi organik, dan wagyu. Wynda juga menjamin semua pilihan dagingnya sudah tersertifikasi halal.
Selain itu, penggemar steak juga dapat menemukan steak set Make Your Own Holycow! siap masak. "Saat ini banyak konsumen memasak di rumah, berkreasi dan bereksperimen dengan menu-menu favorit mereka. Kondisi ini menjadi momentum bagi kami untuk mewujudkan Meat Shop yang menyediakan berbagai kebutuhan daging segar yang saya seleksi langsung," kata Wynda.
Mengikuti peraturan pemerintah selama masa PSBB Transisi, tempat makan ini menerapkan protokol; seperti buka dari jam 11.00 sampai 21.00 WIB (last order jam 20.00 WIB), melakukan pembersihan secara berkala di area dapur dan tempat makan, pengecekan suhu tubuh karyawan serta pengunjung, menyediakan sanitizer, dan memastikan bahan makanan dibungkus secara aman dengan plastik vakum.
ADVERTISEMENT

Pindah lokasi restoran jadi salah satu berkah pandemi

Pilihan daging di meat shop, Steak Hotel by Holycow Radal Foto: Dok.Steak Hotel by Holycow
Menjalankan bisnis kuliner di tengah pandemi juga menjadi tantangan sulit untuk Wynda. Terutama di awal masa pandemi, beberapa restorannya terpaksa tutup.
"Bulan Maret, April, dan Mei itu tiga bulan pertama itu like hell banget, sih buat kita. Karena aku mau enggak mau waktu itu melepas beberapa karyawan, setengahnya malah karena restorannya harus tutup, kan. Ya, aku rasa semua teman-teman di bisnis apa pun pasti mengalami imbasnya. Cuman yang paling awal merasakan banget itu memang yang di industri pariwisata, which is restoran, hotel, apalagi pesawat. Jadi emang parah, sih," tuturnya.
Untuk stok bahan-bahan Wynda juga mengalami kesulitan, lantaran vendor-vendornya tak mau mengirimkan barang. Ini terjadi akibat kesulitan ekonomi yang menyebabkan orang berhutang di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Sebagai solusi saat itu, Wynda melakukan diskusi dengan para vendornya satu per satu. "Aku bilang kalau lagi seperti ini kita harus saling bantu. Kalau kita cerai-berai akan lebih parah. Aku enggak bisa jualan karena enggak ada barang, kalian enggak bisa dapat uang karena stoknya mati, ibaratnya. Jadi, aku buat solusi COD tidak termin. Lalu, outstanding yang ada dicicil pelan-pelan, akhirnya ketemu jalan tengah di situ," kisahnya.
Kini keadaan di restorannya pun perlahan membaik. Ia juga menyebutkan, bahwa adanya lokasi baru ini --terutama meat shop-- menjadi salah satu berkah usahanya di tengah pandemi.
Wynda Mardio di restoran miliknya, Steak Hotel by Holycow Foto: Instagram @WyndaMardio
Di periode PSBB Transisi jilid dua, Wynda juga mengaku penjualannya mulai meningkat namun, pergerakannya agak lebih lambat dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"PSBB Transisi (pertama) naik dan udah lumayan banget, eh tiba-tiba direm darurat. Nah, abis itu sekarang susah, naiknya pelan banget tapi masih ok, masih ada sales, masih bisa jualan, masih bisa bayar gaji dan vendor yang terpenting," jelasnya.
Saat ini, Wynda berharap semoga keadaan segera kembali normal. Ia pun berpesan kepada semua pebisnis maupun pelanggannya untuk tetap semangat. "Berdoa sajalah supaya keadaan cepat membaik. Tetap kreatif saja sama jangan terlalu stres," pungkasnya.