Stroberi Hasil Budidaya Petani Lembang Ini Berhasil Dilelang hingga Rp 10 Juta

16 September 2022 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stroberi Hatsu Hana kolaborasi Hyoshii Farm dan petani Lembang. Foto: Dok. Hyoshii Farm
zoom-in-whitePerbesar
Stroberi Hatsu Hana kolaborasi Hyoshii Farm dan petani Lembang. Foto: Dok. Hyoshii Farm
ADVERTISEMENT
Stroberi hasil budidaya kolaborasi Hyoshii Farm dan petani Lembang, Jawa Barat berhasil dilelang dengan harga mencapai Rp 10 juta. Stroberi bernama Hatsu Hana tersebut diklaim memiliki kualitas premium, rasa manis, aroma kuat, dan terlihat berkilau kemerahan.
ADVERTISEMENT
Stroberi memang bukan buah asli Indonesia, kendati cita rasa asam menyegarkan dari buah kemerahan ini telah disukai masyarakat Indonesia sejak lama. Sehingga perkebunan buah ini pun dapat dengan mudah kita jumpai di Indonesia, khususnya Jawa Barat.
Sayangnya, kebanyakan stroberi yang dijual di pasaran lokal memiliki cita rasa asam cenderung kecut. Warnanya agak kusam hingga bentuknya yang kurang menggugah selera. Kalah bersaing dengan kualitas stroberi impor yang penampilan dan rasanya lebih menggoda. Tetapi rupanya itu hanya masa lalu dari stroberi lokal.
Pada Agustus 2022 lalu, petani asal Lembang, Jawa Barat berhasil membudidayakan stroberi berkualitas premium. Bahkan buah hasil budidaya petani lokal ini sukses dilelang hingga menyentuh harga Rp 10 juta untuk satu kotak berisi sembilan buah. Hasil lelang ini berhasil dibeli oleh salah satu pencinta buah dari Jakarta.
Stroberi premium kolaborasi Hyoshii Farm dan petani Lembang. Foto: dok. Hyoshii Farm
Stroberi tersebut dikenal dengan sebutan Hatsu Hana yang merupakan hasil kerja sama antara petani lokal Lembang dengan perusahaan buah-buahan yaitu Hyoshii Farm. Kerja sama ini sebagai bentuk dukungan kepada petani lokal dalam meningkatkan kualitas stroberi dalam negeri.
ADVERTISEMENT
“Seperti dilihat dari Hatsu Hana, stroberi 30 gram per buah hasil panen perdana kami telah menyedot perhatian masyarakat, dan kami berkomitmen untuk menjaga kualitas tinggi sedemikian untuk buah-buahan yang nantinya akan dinikmati semakin banyak pencinta buah di Indonesia,” ucap James Rayawan selaku CEO dan co-founder Hyoshii Farm dikutip dari rilis kumparan terima, Kamis (15/9).
Diketahui bahwa Indonesia memiliki ketertarikan cukup besar dengan buah kecil berwarna merah ini. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia sebagai negara pengimpor stroberi Korea ke-7 di dunia.
Stroberi Hatsu Hana kolaborasi Hyoshii Farm dan petani Lembang. Foto: Dok. Hyoshii Farm
BPS Indonesia di saat yang sama mencatat bahwa stroberi adalah buah yang paling sedikit diproduksi pada 2021; dengan total 9.860 ton yang mana 6.458 ton datang dari Jawa Barat. Perbandingannya cukup jauh dengan produksi pisang yang berada pada 8,7 juta ton.
ADVERTISEMENT
Jika ditangani dengan tepat, maka tidak menutup kemungkinan kalau stroberi lokal menjadi komoditas ekspor nasional. Oleh karena itu, Hyosii Farm mengajak petani lokal untuk bisa membudidayakan stroberi dengan kualitas setara buah premium. Misi ini diharapkan dapat membantu para petani untuk menyuburkan agribisnisnya.
Ada dua versi stroberi premium yang ditawarkan dari kolaborasi kali ini, yaitu untuk konsumsi sehari-hari, dan yang lebih spesial untuk buah tangan. Sekotak stroberi premium tersedia dengan harga Rp 98 ribu per 300 gram (kurang lebih isinya 15 buah); dan sekotak stroberi eksklusif Hatsu Hana tersedia dengan harga Rp 399 ribu dalam kemasan hard box.
Stroberi kolaborasi Hyoshii Farm dan petani Lembang. Foto: Dok. Hyoshii Farm
Hyosii Farm juga menjanjikan harga jual stroberi ini akan 60 persen lebih murah dengan kualitas lebih baik; memiliki aroma lebih kuat, berkilau dan lebih merah, dengan jaminan kesegaran karena dipanen dan diantar kurang dari 24 jam.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kerja sama perusahaan dengan petani lokal di Lembang, Jawa Barat, telah meliputi perkenalan mengenai benih serta teknologi eksklusif untuk meningkatkan hasil panen dan harga jual.
Dalam 12 bulan ke depan, James menargetkan peningkatkan produksi sebanyak 5-10 kali lipat. Ia juga akan menambah jaringan di 20-30 toko dan supermarket di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, serta melakukan pendekatan kolaboratif dengan restoran dan toko roti premium.
Penulis: Monika Febriana