Sukses di Era Digital Lewat Bango Penerus Warisan Kuliner 2019

23 Agustus 2019 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bango Penerus Warisan Kuliner 2019 Foto: dok.istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bango Penerus Warisan Kuliner 2019 Foto: dok.istimewa
ADVERTISEMENT
Pesan makanan lewat ojek online, Instagram, atau Facebook di zaman sekarang ini, sih tampak biasa. Namanya juga zaman digital, apa-apa pesan lewat online. Termasuk pesan makanan untuk makan siang bahkan sampai malam.
ADVERTISEMENT
Melihat fenomena ini, salah satu brand kecap Indonesia yakni Bango, memberikan dorongannya lewat 'Bango Penerus Warisan Kuliner 2019.' Sudah dilaksanakan selama tiga tahun, kali ini Bango ingin mengajak para pengusaha kuliner yang tergabung dalam program tersebut agar lebih melek digital.
Dibeberkan Joy Tarigan saat Press Conference Bango Penerus Warisan Kuliner 2019 di Aston at Kuningan Suites, Jakarta (22/8), saat ini, jumlah total pasar layanan makanan atau food service di Indonesia memiliki pertumbuhan sebesar sembilan persen per tahun. Dengan nilai mencapai Rp 844,35 triliun di tahun 2019, 90 persennya merupakan restoran independen, termasuk UMKM.
"Workshop-nya sudah diadakan mulai April sampai Juli. Antusiasnya sangat tinggi, sampai peserta yang mendaftar ada 10.000-an, lalu disaring jadi 24 finalis terpilih melalui voting terbanyak, dan cerita terbaik. Selain itu, syaratnya, pengusaha kuliner tersebut juga harus menjelaskan usahanya apa, menu andalan, sejarah, dan terpenting rasa makanannya," tambah Managing Director Unilever Food Solutions itu.
Bango Penerus Warisan Kuliner 2019 Foto: dok.istimewa
Diungkapkan Chef Ragil yang turut hadir, dalam workshop tersebut peserta juga dinilai soal kegigihannya mempromosikan makanan lewat digital. Menurut data Asosiasi UMKM Indonesia, di tahun 2019 sebanyak 1,5 juta pelaku UMKM termasuk di bidang kuliner, kini sudah bertransformasi ke digital dengan rata-rata kenaikan omzet hingga 80 persen.
ADVERTISEMENT
Enggak heran, ragam makanan yang dijual melalui platform digital pun kian banyak. Bahkan ada beberapa pengusaha yang hanya berjualan secara online --tak memiliki toko. Belum lagi, foto-foto makanan yang menggiurkan di Instagram serta Facebook bisa bikin kita kepingin mencicipinya.
Iga bakar Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Ketua Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Vita Datau juga mengatakan, perlunya konten yang baik dalam menjalankan promosi di dunia digital ini.
"Instagram atau FB atau food delivery kalo enggak dimanfaatkan penjualan kita bisa stak. Dalam menggunakan platform digital juga kita perlu kombinasi antara visual dan narasi yang kuat untuk menghasilkan content yang appealing dalam melakukan promosi di media sosial.
Artinya, selain digital marketing yang baik, para pengusaha kuliner perlu memahami keunggulan hidangannya dan menceritakannya dengan baik kepada konsumen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ini juga yang rupanya dilakukan oleh Ussy Sulistiawaty selaku selebriti sekaligus pemilik usaha kuliner Bakoel Ussy. Perempuan berusia 38 tahun itu juga kerap menggunakan platform digital dalam mempromosikan ketiga usaha kulinernya.
"Aku aktif promo di Instagram. Biasanya aku makan dan masak yang biasa aku jual, terus aku share. Buatku platform digital itu tempat promosi, marketing, dan mendekatkan diri dengan pelanggan," tuturnya.
Selain menjelaskan soal pentingnya go digital bagi pengusaha kuliner di zaman ini, kelima pemenang juga turut hadir dan memamerkan makanan khas mereka. Ada Pukis Badran Topping Daging Sapi (Solo), Ayam Bakar Madu Salakilo (Balikpapan), lga Gongso Warung Gongso (Solo), Iga Bakar Nyakk Merry (Semarang), dan Ikan Mas Bakar Donto Sau San (Tasikmalaya).
Pukis Badran Topping Daging Sapi Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Mereka dinilai langsung oleh para juri yakni Vita Datau, Chef Ragil Imam Wibowo, dan perwakilan Unilever Food. Kelimanya pun berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp100 juta sebagai modal pengembangan usaha.
ADVERTISEMENT
Selain mengikuti proses penjurian, ke-24 finalis berhak mengikuti rangkaian workshop untuk kemajuan usaha mereka. Ada beberapa worksop; digital marketing workshop oleh Gilang Margi, salah seorang pelaku kuliner yang meraih sukses melalui digital marketing, dan culinary story telling Workshop oleh Ade Putri Paramadita.
"Melalui kompetisi ini, kami berharap dapat terus membantu memberikan wadah, dan kesempatan seluas-luasnya bagi para pengusaha kuliner Nusantara, untuk bisa lebih sukses dan dikenal, terutama melalui platform digital," tutup Joy.