Survei: Orang Indonesia Makan Camilan untuk Kebutuhan Emosi dan Mental

5 Desember 2019 16:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ngemil di kantor Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ngemil di kantor Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa tak suka camilan? Di tengah gaya hidup yang serba cepat ini, ngemil jadi satu solusi untuk mengganjal perut. Enggak heran kalau survei yang bertajuk The State of Snacking oleh Mondelez International mengungkap bahwa tiga dari empat orang Indonesia memili camilan yang praktis dibanding konsumsi makanan berat.
ADVERTISEMENT
Survei ini juga menganalisa kebiasaan, wawasan dan tren ‘ngemil’ konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya. The State of Snacking mengungkap bahwa frekuensi orang ‘ngemil’ juga meningkat.
Dalam survei ini, dipaparkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi camilan lebih sering daripada makanan berat, yakni hampir 3 kali sehari. Sebanyak 75 persen responden mengatakan bahwa makanan ringan yang gampang dikonsumsi di sela-sela aktivitas, lebih cocok dengan gaya hidup saat ini.
“Kami menyadari bahwa terjadi perubahan kebiasaan ngemil dengan meningkatnya urbanisasi, padatnya kesibukan, serta berubahnya keinginan masyarakat,” terang Sachin Prasad, President Director Mondelez Indonesia (3/12).
Sachin Prasad, President Director Mondelez Indonesia, memaparkan survei The State of Snacking Foto: Toshiko/kumparan
Kemudian, 77 persen lebih sering mengonsumsi makanan ringan di sepanjang hari daripada sesekali mengonsumsi makanan berat. Bahkan, 53 persen mengatakan bahwa mereka tidak memiliki waktu lagi untuk makan makanan berat.
ADVERTISEMENT
Uniknya, dalam survei ini ditemukan pula bahwa ngemil tak hanya sekadar mengganjal perut. Banyak orang menggunakan momen menikmati ‘ngemil’ untuk membangun kedekatan sosial, koneksi, dan bahkan membentuk identitas pribadi mereka.
Lebih lagi,sosiolog Dr. Erna Ermawati Chotim, M. Si menjelaskan bahwa alasan masyarakat Indonesia suka camilan merupakan bagian dari transformasi yang ada.
"Tadi sudah disinggung, bahwa modernisasi menantang orang untuk lebih produktif, mobilitasnya tinggi sehingga kemudian yang paling mendukung adalah sesuatu yang simpel, yang mudah. Jadi, camilan itu jadi solusi dari keadaan yang terjadi saat ini," jelasnya.
Camilan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan mental
Sachin juga memaparkan bahwa masyarakat Indonesia ngemil untuk kebutuhan mental dan emosional; dibandingan sekedar mengenyangkan perut.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 93 persen responden mengatakan bahwa ngemil dilakukan untuk meningkatkan suasana hati, 91 persen untuk menemukan momen tenang atau me-time, serta memberikan rasa nyaman, sementara hanya 84 persen yang mengatakan ngemil itu sebagai asupan untuk tubuh.
Lebih dari itu, momen ngemil juga dinilai sebagai waktu untuk meningkatkan kebersamaan. Sebanyak 86 responden mengatakan bahwa mereka mempergunakan momen ngemil untuk menciptakan kebersamaan dengan orang lain.
Survei ini juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia melihat camilan sebagai sebuah medium untuk terhubung dengan dirinya sendiri dan juga budayanya.
Sekitar 59 persen responden --27 persen lebih tinggi dari rata-rata global-- mengatakan bahwa mereka memiliki tradisi ‘ngemil’ setiap harinya. Ternyata 68 persen dari responden Indonesia percaya bahwa kebiasaan ngemil dapat mempertahankan tradisi keluarga.
ADVERTISEMENT
"Survei ini sangat menarik ya. Kalau kita lihat ke berbagai daerah, kita mendapatkan camilan yang unik dari masing-masing daerah. Saya pikir ini jadi survei yang justru memperkuat, camilan ini menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dari masyarakat Indonesia," ungkap Dr. Erna.
Pemaparan survei The State of Snacking. Foto: Toshiko/kumparan
Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia sedari dulu menggunakan makanan atau camilan sebagai pencair suasana dalam momen kebersamaan; apalagi orang Indonesia merupakan masyarakat kolektif yang senang bersosialisasi.
"Jadi sangat relevan bahwa menikmati camilan menjadi momen untuk menjadi lebih terhubung dengan lingkungan sosialnya,” tuturnya.
Lantas bagaimana soal harapan penyuka makan terhadap camilan yang mereka inginkan? Rupanya sebanyak 2/3 responden survei menyatakan bahwa mereka menginginkan camilan yang lebih bernutrisi.
ADVERTISEMENT
Bila dirangkum, tiga harapan utama dari orang Indonesia akan camilan di masa mendatang adalah camilan yang kaya vitamin (60 persen), rendah gula (57 persen), dan segar (56 persen). Wah, ini sih pengin camilan enak yang enggak bikin gendut, ya!