Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Talkshow Anniversary Sushi Tei: Perbedaan Industri Halal Indonesia dan Jepang
12 September 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Restoran yang menyajikan masakan Jepang, Sushi Tei tahun ini memasuki usia yang ke-21. Dalam rangka merayakan anniversary kali ini, restoran yang sudah ada sejak 2003 tersebut membuat gelaran pameran di main atrium mal Kota Kasablanka, Jakarta hingga Minggu (15/9) nanti.
ADVERTISEMENT
kumparanFOOD mendapat kesempatan menyaksikan kemeriahan acara anniversary ini di hari pertama. Kami menyimak talkshow bertajuk "Menyusuri Jejak Industri Halal: Perbandingan Halal di Indonesia dan Jepang" pada Rabu (11/9).
Dalam acara talkshow yang dimoderatori oleh halal influencer Aisha Maharani dari Halal Corner, hadir pula perwakilan restoran yakni Senior Product Development & Quality Control Manager Levi Annisa Saesari, serta pegiat halal Anca.
Dibahas pula dalam talkshow ini bahwa Indonesia menjadi negara dengan potensi pasar halal yang sangat baik dan luas. Dibandingkan dengan Jepang, meski sudah terdapat beberapa tempat makan halal, namun menurut Anca, lembaga yang mewadahi masih kurang.
"Fakta menarik mengenai sertifikasi halal di Jepang, kalo di Indonesia kan ada satu lembaga sebagai regulator, yaitu BPJPH di bawah MUI, tapi di Jepang enggak ada regulator lembaganya yang jelas. Hingga saat ini sertifikat halal kurang populer dan mereka masih mencari referensi dari peraturan halal di negara lain seperti di Indonesia," ujar Anca yang telah mengunjungi Jepang beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sebagai pelaku usaha restoran masakan Jepang di Indonesia, Levi mengatakan bahwa sistem regulator halal di Tanah Air yang sudah tepat mempermudah mereka.
"Dari sisi regulator, di Indonesia sudah ada lembaga yang mengatur mengenai proses sertifikasi halal dan hal ini menjadi keberuntungan bagi kami, Sushi Tei Group, dalam mendaftarkan brand kami dan juga menu yang akan kami jual," tambahnya.
Meski fasilitas untuk melakukan sertifikasi halal terbilang sudah baik, namun Sushi Tei juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya, Levi mengatakan, terkait bahan baku dan edukasi kepada konsumen mengenai peraturan halal.
"Titik kritis halal di Sushi Tei hampir semua 80 persen gitu. Karena dari pembuatan nasi sushinya saja kami butuh bahan tambahan yang kita kenal sebagai vinegar (cuka), itu saja sudah menjadi titik kritis. Kalau sushi itu juga kan ada topping-toppingnya, enggak cuma ikan-ikanan saja, ada saus misalnya, mayones atau cocolannya. Jadi memang kalau secara titik kritis restoran Jepang itu hampir sebagian besarnya itu 90 persen sebagai titik kritis," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Meski menemui berbagai tantangan, namun restoran yang juga satu grup dengan Tom Sushi dam Hokkaido-Ya ini tetap menjaga dan menjamin kehalalan mereka. Levi mengutarakan untuk tetap menjaga kehalalan tersebut Sushi Tei Group akan terus melakukan inovasi dan menjaga ketat kualitas produk yang dihadirkan untuk pelanggan.
Kemeriahan Anniversary Sushi Tei Group di Kokas
Selain mengadakan Halal Talkshow, di main atrium ini selama empat hari para pengunjung mal bisa menyaksikan berbagai cara hingga melihat pohon harapan yang menjadi penanda program CSR untuk perayaan ulang tahun Sushi Tei.
"Tahun ini kita mau membuat sesuatu yang spesial untuk memberikan kepada komunitas, kita ada program CSR. Di sini ada pohon harapan yang menjadi pertanda bahwa tahun ini kita mau membangun sekolah PAUD Santo Petrus di Sumba, NTT. Program ini sudah berjalan dari awal tahun ini sampai bulan Agustus," terang Vera Kusliawan, GM Support Sushi Tei Group kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Vera juga menjelaskan bahwa acara ini juga bertujuan memperkenalkan kembali kepada pengunjung kedelapan brand Sushi Tei Group.
Program CSR ini juga dijalankan atas kerja sama dengan Happy Hearts Indonesia. Nantinya penyerahan donasi secara simbolik akan dilakukan pada Minggu (15/9).