Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Menjaga konsistensi rasa mungkin jadi salah satu tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis restoran. Apalagi, jumlah pesanannya tak cuma satu atau dua saja,melainkan ratusan --bahkan ribuan porsi.
ADVERTISEMENT
Tak cuma rasanya yang harus sama, penyajiannya pun tak boleh memakan waktu terlalu lama. Bisa-bisa, suasana hati pengunjung menurun, dan berujung pada kesan yang buruk ketika meninggalkan restoran.
Menurut Zulkarnaini Dahlan, Consultant Chef di Welbilt Asia Pacific, untuk mengoptimalisasi kuliner di restoran, harus ada dukungan dari teknologi. Banyak peralatan khusus dapur restoran yang sangat canggih, sehingga bisa membantu mempersingkat waktu penyajian.
Lebih dari itu, pemanfaatan teknologi alat masak mutakhir juga akan menjaga cita rasa sajian.
"Saat kita memiliki restoran, it should function as a business. Enggak cukup hanya good food saja, tapi bagaimana caranya produk kita punya keunggulan dari produk lainnya," ungkapnya saat mengisi acara Cooking Demo di Jakarta Culinary Feastival, pada Minggu, (6/10).
ADVERTISEMENT
Chef yang akrab disapa Zul ini juga mengungkapkan, ia selalu memanfaatkan metode blast freezing untuk menjaga konsistensi rasa makanan yang dikirim ke tiap outlet restoran. Proses memasak modern ini juga akan membuat makanan bertahan lebih lama.
Misalnya, pada sajian chocolate lava yang ia sajikan dalam acara Jakarta Culinary Feastival. Sajian ini telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga tinggal di-plating saja saat acara.
"Jadi dindingnya dibuat dulu, lalu saya blast untuk menghentikan proses memasaknya. Proses ini enggak bisa dilakukan dengan freezer biasa, karena pembekuannya akan lama," imbuhnya.
Setelah makanan di blast freezing, tiap-tiap cabang restoran bisa langsung mengolahnya, cita rasanya pun tetap sama. Dengan begitu, pelanggan akan mendapat last impression yang baik --meninggalkan restoran dengan bahagia.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah bisnis, passion isn't enough. Kita harus bisa benar-benar mengoperasikan food and beverages sebagai sebuah bisnis," tutupnya.