Temukan Resep Baru, Peneliti Italia Bisa Perpanjang Umur Pasta hingga 30 Hari

8 November 2022 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasta. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasta. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pasta jenis apa yang paling kamu suka? Spaghetti, makaroni, atau lasagna dengan tambahan saus yang menggugah selera? Ya, makanan dari Italia tersebut memiliki banyak jenis. Namun, bagaimana jadinya, bila pasta favorit kamu bisa disimpan lebih lama dari biasanya, hingga penambahan 30 hari?
ADVERTISEMENT
Tentu, hal tersebut akan menjadi sebuah kabar baik. Pada dasarnya, pasta yang dipanaskan dan diolah dengan baik, bisa disimpan 30 hingga 90 hari. Namun, baru-baru ini sebuah penelitian menemukan cara untuk memperpanjang umur pasta 30 hari lebih lama, alias menjadi 120 hari.
Mengutip The Guardian, para peneliti di Italia berhasil menemukan resep baru yang bisa memperpanjang umur penyimpanan pasta menjadi 120 hari. Adapun, penelitian tersebut berfokus pada tiga hal; yaitu bentuk kemasan, suhu kemasan, dan penambahan bakteri baik dalam adonan pasta.
Lebih lanjut, penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Microbiology pada 2 September 2022; yang mengatakan bahwa resep baru tersebut dapat membantu mengatasi limbah makanan, membawa manfaat potensial pada ekonomi dan lingkungan, serta memacu inovasi dalam produk pasta yang sudah ada.
Ilustrasi pasta pendek warna-warni. Foto: Shutter Stock
Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari Negeri Sepatu Boots atau Lo Stivale ini, juga bekerja sama dengan pabrik pasta di Altamura, untuk membuat 144 sampel pasta pendek dan tipis atau trofie. Kemudian, 144 sampel pasta tersebut dibagi menjadi tiga sampel dengan masing-masing 48 sampel.
ADVERTISEMENT
Pada 48 sampel pertama, dikemas dengan kemasan konvensional yang menggunakan suhu 20 persen karbon dioksida dan 80 persen nitrogen. Sedangkan pada 48 sampel makanan kedua, dikemas menggunakan kemasan yang kurang permeabel dengan suhu 40 persen karbon dioksida dan 60 persen nitrogen.
Terakhir, 48 sampel ketiga juga menggunakan kemasan dan suhu yang sama dengan sampel kedua, tetapi dengan tambahan probiotik pada adonan. Lebih lanjut, ketiga sampel kemudian disimpan pada suhu dingin empat derajat celsius.
Hasilnya, menurut laporan para peneliti; bahwa sampel pertama yang menggunakan kemasan biasa, pada penyimpanan dengan usia 90 hari telah menunjukkan terjadinya pertumbuhan jamur. Sedangkan pada dua sampel lainnya, tidak menunjukkan pertumbuhan jamur dan dengan suhu yang masih stabil, bahkan setelah disimpan selama 120 hari.
Ilustrasi menguleni adonan pasta. Foto: Shutter Stock
Para peneliti juga menambahkan bahwa sampel pertama dengan usia 90 hari telah terlihat adanya pertumbuhan mikroba di dalamnya. Akan tetapi, mikroba tersebut justru tetap stabil pada dua kemasan yang berhasil disimpan selama 120 hari. Bahkan, pada sampel ketiga dengan penambahan probiotik, tingkat mikrobanya menjadi lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Tentu, ini merupakan hasil yang positif untuk sebuah pendekatan baru, mengenai cara memperpanjang umur pasta segar yang didinginkan. Melalui kemasan, suhu, dan penambahan probiotik telah memungkinkan penyimpanan hingga 120 hari atau empat bulan lamanya.
Terlebih, meskipun undang-undang Italia telah begitu ketat, khususnya dalam berbagai aspek pembuatan pasta. Akan tetapi, menurut Dr Francesca De Leo, selaku Dewan Riset Nasional Italia dan rekan penulis penelitian; mengatakan bahwa hasil dari penelitian tersebut telah sepenuhnya sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Aneka Jenis Pasta Foto: Shutterstock
“Sudah diuji dengan perusahaan pasta yang berkolaborasi dalam penelitian ini. Memang kajiannya dirancang mulai dari analisis kebutuhan perusahaan,” ujar De Leo.
Namun, De Leo juga menambahkan bahwa perlu adanya pertimbangan lain dari perusahaan, seperti biaya operasional. Ya, hal ini masuk akal, karena inovasi tersebut akan mengubah proses produksi yang selama ini telah terjadi di sebuah pabrik pasta.
ADVERTISEMENT
“Tentu perlu dipertimbangkan bahwa biaya, terutama dalam kaitannya dengan probiotik, diimbangi dengan peningkatan produksi dengan kemungkinan memperluas pasar penjualan,” pungkas De Leo.
Penulis: Riad Nur Hikmah