Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Tips Kreasi Buah Pala Papua buat Menu Puasa ala Alumni MasterChef Indonesia
21 April 2022 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Ofra Shinta Fitri, Sustainable Sourcing Manager Yayasan Inobu, di Indonesia setidaknya terdapat 5 spesies pala dengan kekhasan masing-masing. Salah satunya adalah spesies pala yang banyak ditemukan di Fakfak, Papua Barat, dan tumbuh dalam kawasan hutan pala yang lestari.
Bagian pala yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah rempah berupa biji dan fuli yang telah dikeringkan. “Daging buahnya belum terlalu dioptimalkan. Rata-rata dimanfaatkan sebagai manisan basah dan kering. Kini memang mulai banyak yang mengolahnya menjadi permen, selai, dan sirup. Namun, volumenya masih sangat sedikit, karena permintaannya belum banyak,” kata Ofra, dikutip dari rilis yang kumparanFOOD terima, (13/4).
Maka itu, alumni MasterChef Indonesia yaitu Wita Wulandari dan Aziz Amri mengungkapkan beberapa tips setelah berhasil membuat kreasi dari pala Papua, sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Tidak hanya biji saja, daun pohon pala juga dapat diolah
Jika selama ini kamu hanya mengetahui bahwa bagian pala yang dapat diolah hanya bijinya saja. Maka ada bagian lain dari tanaman buah ini yang tidak kalah nikmat untuk diolah, lho! Aziz mengungkapkan bahwa daun pala juga dapat digunakan dalam kreasi masakan.
Daun pala memiliki aroma yang sedap; tetapi ada juga aroma yang kurang sedap. Cara memasak daun pala sama seperti daun salam, hanya perlu sedikit saja untuk menambah cita rasa. Selain itu, bagian fuli dari pala juga dapat diolah. Fuli memiliki rasa yang jauh lebih pedas dari pala.
2. Pala dalam masakan Indonesia
Sementara, Wita mengungkapkan bahwa penggunaan pala dalam masakan Indonesia dapat membuat makanan jauh lebih sedap. Berbagai masakan seperti sop, semur, hingga perkedel dikreasikan Wita dengan menambahkan pala sebagai penyedap.
ADVERTISEMENT
Pala memiliki rasa yang jauh lebih legit daripada merica dalam makanan. Pala juga menjadi pelengkap penting dalam masakan khas Padang terutama dalam mengolah daging dan ikan. Penggunaan pala perlu dicampur dengan bumbu lain, seperti ketumbar dan jinten tentunya akan menambah kompleksitas rasa di lidah.
3. Dapat menambah aroma manis
Siapa sangka ternyata biji pala Papua dapat menambah aroma manis pada masakan. Biji pala juga dapat dikreasikan menjadi olahan bolu. Aziz juga mengungkapkan penambahan biji pala dalam kreasi bolu menjadi wangi semakin sedap. Biji pala menambah aromatik pada makanan sehingga akan membuat bolu beraroma lebih manis. Selain itu, penggunaan pala dalam kreasi bolu juga telah dipakai di berbagai negara.
4. Daging buah pala dapat diolah sebagai dessert
Menurut Aziz, penggunaan pala dalam kreasi makanan manis menjadi hal yang biasa. Oleh karena itu, diperlukan banyak kreasi dalam menyajikan rempah satu ini. Tekstur buah pala yang seperti peach membuat rasa yang seimbang apabila disajikan sebagai hidangan penutup.
ADVERTISEMENT
Buah pala dapat disajikan sebagai topping es krim, pancake, ataupun berbagai minuman. Sebagai kreasi, Wita mengolah pala menjadi cendol yang tentunya segar dan nikmat untuk disantap.
5. Daging buah pala dalam hidangan
Masyarakat suku Fakfak sedari dulu menjadikan buah pala sebagai pengganti buah jeruk. Memiliki tekstur yang mirip seperti jeruk, yang membedakan pala dengan jeruk adalah rasa pala yang jauh lebih hangat dan pedas.
Aziz menyebutkan, menggunakan daging buah pala Papua sebagai pengganti jeruk merupakan ide yang sangat brilian. “Keduanya sama-sama punya kandungan acid. Fungsinya juga sama, yaitu memecah protein sekaligus menyegarkan masakan,” jelasnya.
Namun, Aziz mengungkapkan untuk kreasi buah pala sendiri masih belum banyak ditemukan. Jadi, perlu adanya eksplorasi lebih dalam mengkreasikan buah pala khas Papua ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana sudah kepikiran akan mengolah buah pala Papua sebagai santapan berbuka puasa atau sahur?
Penulis: Monika Febriana