Tren Cokelat di Indonesia: Mendominasi Varian Camilan hingga Compound Unggul

20 September 2022 18:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cokelat. Foto: Dok. Barry Callebaut
zoom-in-whitePerbesar
Cokelat. Foto: Dok. Barry Callebaut
ADVERTISEMENT
Cokelat hingga kini masih mendominasi rasa camilan di Indonesia. Mengenai itu disampaikan oleh Ciptadi Sukono, Managing Director Barry Callebaut Indonesia, kepada awak media di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
"Yang menarik adalah, cokelat itu dominan kalau kita bicara produk, ya. Jadi, kalau kita bicara snack atau makanan, kita bicara sweet and savory, ya. Savory yang asin dan gurih. Sweet yang manis dan didominasi cokelat, ya. Cokelat mungkin antara 55 sampai 60 persen dari portfolio produk sweet," tuturnya.
Ciptadi Sukono, Managing Director Barry Callebaut Indonesia. Foto: Dok. Barry Callebaut
Ciptadi Sukono menyampaikan hal tersebut kala bicara mengenai tren dan konsumsi cokelat di Indonesia. Lebih lanjut, ia menyinggung kebutuhan cokelat dari berbagai kelas masyarakat di dalam negeri.
"Di Indonesia, salah satu yang penting adalah chocolate for everyone. Maksudnya apa? Kalau kita bicara bangsa Indonesia, kita punya yang di atas gitu, ya, yang mungkin satu biji cokelatnya harganya Rp 40 ribu sekali telan. Kita juga punya masyarakat kebanyakan yang mengonsumsi cokelat yang baik di produk-produk packaged goods yang kita kenal," ujar Ciptadi Sukono.
ADVERTISEMENT
"Tapi juga kita punya konsumen kelas yang cenderung bawah dan mereka juga menginginkan cokelat gitu karena yang namanya indulgents, keinginan menghibur diri, semua orang juga butuh," lanjutnya.
Cake yang terbuat dari cokelat. Foto: Dok. Barry Callebaut
Berangkat dari kebutuhan masyarakat dari berbagai kelas itu, menurut Ciptadi Sukono, perusahaan yang memproduksi cokelat harus menyediakan beraneka produk yang sesuai. Barry Callebaut, sebagai produsen produk kakao dan cokelat terkemuka, dikatakan Ciptadi, sudah melakukan itu.
"Jadi, perusahaan-perusahaan harus pandai-pandai mensegmentasi masyarakat dan menyediakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan segmen masyarakat tersebut. Good things-nya adalah Barry Callebaut menyediakan cokelat dari yang sangat high end sampai cokelat-cokelat yang bisa diaplikasikan dalam produk yang harganya Rp 1.000 dan rasanya tetap enak," ucapnya.
Lebih lanjut, Ciptadi Sukono menyampaikan bahwa pihaknya optimistis pasar cokelat di Indonesia bakal terus berkembang. Hal ini tak lepas dari kondisi industri yang diyakini membaik pasca pandemi.
ADVERTISEMENT
"Kami yakin pasar kakao dan cokelat di indonesia akan terus tumbuh, Permintaan pelanggan akan produk kakao dan cokelat kami berangsur-angsur kembali ke masa sebelum pandemi dan optimisme konsumen yang meningkat terhadap ekonomi menjadi pertanda baik bagi produsen makanan seperti kami," kata Ciptadi Sukono.
Cokelat. Foto: Dok. Barry Callebaut
Masih berbicara mengenai tren cokelat di Indonesia, pihak Barry Callebaut juga beranggapan bahwa cokelat jenis compound masih unggul.
"Indonesia itu masih compound market," ucap Victor Timisela, Head of Cocoa Sales Barry Callebaut Indonesia kepada awak media.
"Di gourmet atau food service atau horecaba (hotel, restaurant, cafe and bakery), itu compound masih dominan karena compound itu dari kaki lima sampai bintang lima itu tadi," tambah Denny Herdian Ardiwinata, Head of Gourmet Sales Barry Callebaut Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ya, sesungguhnya ada dua jenis cokelat, yakni compound dan couverture. Couverture mengandung cocoa butter, sementara compound tidak.
"Kenapa kita dominant market-nya di compound, karena iklim sebenarnya. Kalau couverture, itu melting point-nya rendah. Jadi, gampang meleleh. Kalau compound, dari sisi produk itu, di iklim yang suhunya relatif panas seperti di Indonesia, lebih tahan," pungkas Denny Herdian Ardiwinata.